Nova Arianto Ungkap Alasan Nicholas Mjosund Absen di Piala Dunia U-17 2025

Nicholas Mjosund
Sumber :
  • msn

Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, akhirnya mengungkap alasan di balik tidak masuknya nama Nicholas Mjosund dalam skuad Garuda Asia untuk Piala Dunia U-17 2025. Pemain diaspora yang sempat disebut-sebut sebagai “titisan Erling Haaland” itu ternyata tidak lolos seleksi akhir karena kendala chemistry dan adaptasi dengan tim.

Doa Nova Arianto: Qatar Jadi Tanah Bersahabat untuk Timnas Indonesia U-17

Sebelumnya, Nicholas menjadi salah satu pemain keturunan Indonesia yang dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan menjelang Piala Asia U-17 2025. Saat itu, kehadirannya sempat menyita perhatian publik karena performanya yang menjanjikan di klub Rosenborg U-15 di Norwegia. Namun, nama Nicholas tak muncul dalam daftar skuad final Timnas Indonesia U-17 yang diumumkan beberapa waktu lalu.

Menurut Nova Arianto, keputusan itu bukan karena kemampuan teknis Nicholas yang buruk, melainkan lebih kepada waktu adaptasi yang terlalu singkat. Sang pemain baru bergabung dengan tim di Dubai, Uni Emirat Arab, hanya dua hingga tiga hari sebelum rombongan Garuda Asia berangkat ke Qatar. Kondisi itu membuat Nova merasa chemistry antara Nicholas dan pemain lain belum sempat terbentuk dengan baik.

Nova Arianto Tegaskan Alasan Tak Coret Mike Rajasa meski Baru Tiba H-2 Piala Dunia U-17

“Dia baru datang dua atau tiga hari sebelum keberangkatan ke Qatar. Jadi, saya khawatir chemistry-nya belum terbentuk dengan pemain lain,” ungkap Nova Arianto dalam konferensi pers virtual, Minggu (2/11/2025).

Selain masalah waktu, Nova menjelaskan bahwa keterlambatan Nicholas bergabung juga disebabkan oleh kesibukan di klub dan kewajiban sekolah. Sebagai pelatih, Nova mengaku memahami situasi tersebut karena pendidikan tetap menjadi prioritas bagi para pemain muda.

Nova Arianto Pastikan Dua Pemain Timnas U-17 Pulih Total Jelang Hadapi Zambia di Piala Dunia 2025

“Memang di luar negeri, sekolah itu hal yang sangat penting. Jadi kami bisa memahami jika Nicholas tidak bisa datang lebih cepat. Hanya saja, dengan waktu yang terbatas, adaptasinya tidak maksimal,” kata Nova.

Meski begitu, Nova menegaskan bahwa pihaknya tetap membuka peluang bagi para pemain diaspora untuk memperkuat Timnas Indonesia di masa depan. Ia menjelaskan bahwa federasi berupaya mengakomodasi pemain berdarah Indonesia yang berkarier di luar negeri, selama mereka memenuhi syarat dan memiliki komitmen untuk membela Merah Putih.

“Kami mencoba memfasilitasi pemain berdarah Indonesia yang punya niat membela Timnas. Namun, untuk usia U-17, mereka tidak bisa menjalani proses naturalisasi. Jadi, harus ada salah satu orang tua yang memiliki paspor Indonesia,” jelas Nova.

Nova juga menegaskan bahwa keputusan mencoret Nicholas bukan berarti menutup pintu baginya di masa depan. Menurutnya, Nicholas masih muda dan berpotensi besar untuk kembali bergabung dengan skuad Garuda di level usia berikutnya. “Nicholas tetap kami pantau. Kalau nanti ada kesempatan, tentu kami akan beri ruang,” tambahnya.

Berbeda dengan Nicholas, Mike Rajasa Hoppenbrouwers, pemain diaspora lainnya, tetap masuk dalam daftar final Timnas Indonesia U-17 untuk Piala Dunia. Nova menilai situasi Mike berbeda karena posisinya sebagai kiper membuatnya lebih mudah beradaptasi dengan sistem tim.

“Mike posisinya sebagai penjaga gawang, jadi perannya agak berbeda. Dia sudah bergabung lebih awal di Bulgaria dan juga ikut latihan di Bali. Jadi, waktu adaptasinya jauh lebih cukup dibanding Nicholas,” terang Nova.

Kini, Timnas Indonesia U-17 telah tiba di Qatar untuk menjalani laga perdana di ajang bergengsi tersebut. Garuda Asia dijadwalkan menghadapi Zambia U-17 pada Selasa, 4 November 2025. Nova menegaskan timnya dalam kondisi siap tempur dan optimistis mampu menampilkan permainan terbaik untuk mengharumkan nama Indonesia.

“Anak-anak sudah bekerja keras selama pemusatan latihan. Kami berharap bisa mengulang kenangan manis di Qatar seperti pada ajang sebelumnya,” ucap Nova dengan nada optimistis.

Piala Dunia U-17 2025 ini menjadi momen penting bagi skuad muda Indonesia. Selain menjadi ajang pembuktian kualitas sepak bola usia dini, turnamen ini juga diharapkan dapat melahirkan generasi penerus yang siap bersaing di level internasional.

Meski absennya Nicholas Mjosund sempat mengejutkan publik, keputusan Nova dianggap logis. Dalam dunia sepak bola, chemistry dan pemahaman taktik di antara pemain memang tak kalah penting dari kemampuan individu. Tanpa kerja sama yang solid, potensi besar sekalipun bisa sulit dimaksimalkan.

Kehadiran pemain diaspora seperti Nicholas dan Mike Rajasa sebenarnya menjadi angin segar bagi Timnas Indonesia. Mereka membawa pengalaman bermain di luar negeri yang bisa memperkaya gaya permainan tim nasional. Namun, seperti yang disampaikan Nova, adaptasi dan kekompakan tetap menjadi faktor kunci dalam membangun tim yang kuat dan solid.

Sebagai pelatih, Nova berupaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan jangka pendek menghadapi turnamen dan pembangunan jangka panjang untuk masa depan sepak bola Indonesia. Ia menilai bahwa menjaga harmoni dan chemistry antar pemain menjadi pondasi utama agar tim bisa berkembang secara berkelanjutan.

Keputusan untuk tidak membawa Nicholas ke Piala Dunia U-17 2025 mungkin terasa berat. Namun, bagi Nova, itu adalah bagian dari proses membentuk tim terbaik yang siap tampil maksimal di lapangan. Di sisi lain, peluang bagi Nicholas untuk kembali memperkuat Garuda di masa mendatang tetap terbuka lebar.

Dengan semangat juang dan kerja keras yang terus ditanamkan pelatih, Timnas Indonesia U-17 diharapkan mampu menunjukkan permainan yang solid dan penuh determinasi. Meski menghadapi lawan-lawan kuat, optimisme dan kebersamaan menjadi kunci utama agar Garuda Asia bisa terbang tinggi di Qatar.