Ada 5 Nama Calon Pelatih Timnas! Tapi Erick Thohir Akui: Bisa Jadi Semua Menolak
- PSSI
Jadwal tersebut bukan sekadar laga persahabatan. Sebagian besar akan menjadi bagian dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Kualifikasi Piala Asia 2027. Artinya, pelatih baru harus segera masuk, memahami karakter pemain, dan membangun sistem permainan yang kompetitif—dalam waktu yang sangat sempit.
Karena itulah, PSSI ingin memastikan bahwa sosok yang dipilih bukan hanya punya nama, tapi juga komitmen jangka panjang dan kemampuan adaptasi cepat.
Asal Calon Pelatih: Dari 3–4 Negara, Tapi Nama Dirahasiakan
Ketika ditanya apakah calon pelatih berasal dari Amerika Latin, Eropa, atau Indonesia, Erick memilih bersikap hati-hati.
“Kalau saya spill negara dan nama, tiba-tiba dia gak mau. Negaranya aja deh. Negaranya boleh gak dia spill? Ya pasti ada dari 3–4 negara,” ungkapnya.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa PSSI tidak membatasi diri pada satu benua atau latar belakang tertentu. Kemungkinan besar, daftar tersebut mencakup:
- Pelatih Eropa dengan pengalaman taktis modern
- Pelatih Amerika Latin yang dikenal sukses membangun tim ofensif
- Pelatih Asia yang paham konteks budaya dan teknis sepak bola regional
Namun, Erick menolak membocorkan lebih jauh—bukan karena rahasia, tapi karena risiko kebocoran informasi bisa merusak negosiasi. Di dunia sepak bola internasional, kebocoran nama calon pelatih sering memicu kenaikan gaji atau penarikan diri karena tekanan media.
Dari 10 ke 5 Nama: Proses Penyaringan yang Ketat
Erick mengungkap bahwa sebelumnya PSSI sempat memiliki 10 kandidat potensial. Namun, setelah proses evaluasi awal—termasuk pengecekan ketersediaan, rekam jejak, dan kesesuaian visi—jumlahnya menyusut menjadi lima.
“Sebelumnya bahkan 10 nama. Yang sebelumnya dari 10, 5 enggak. Jadi tinggal 5,” katanya.
Dan kini, PSSI bersiap menghadapi kemungkinan terburuk: kelima nama tersebut menolak tawaran. Jika itu terjadi, Erick menegaskan, proses pencarian akan dilanjutkan tanpa terburu-buru.
“Gimana kalau 5-5-nya enggak? Nah ini kita juga perlu proses,” ujarnya.
Sikap ini menunjukkan perubahan paradigma: PSSI kini lebih mengutamakan kualitas dan kesesuaian ketimbang sekadar kecepatan—sebuah pembelajaran dari pengalaman masa lalu ketika pelatih asing datang dan pergi tanpa jejak berarti.