Pelatih Dunia Enggan Latih Timnas Indonesia, Media Vietnam Ungkap Alasan Mengejutkan
- IG/@erickthohir
Nama-Nama Besar Masuk Rumor, Tapi Semua Masih Spekulasi
VNExpress turut menyoroti berbagai nama pelatih top dunia yang sempat dikaitkan dengan Timnas Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Louis van Gaal, Frank de Boer, Philipp Cocu, hingga Erik ten Hag. Namun, Erick Thohir menegaskan semua kabar tersebut hanya sebatas rumor tanpa dasar resmi.
“Banyak nama yang muncul di publik, tapi semua masih spekulasi. Kami tidak ingin terburu-buru sebelum melakukan evaluasi menyeluruh,” tegas Erick.
Menurutnya, PSSI sedang meninjau kembali performa Timnas Indonesia di bawah arahan dua pelatih terakhir, Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert. Hasil evaluasi inilah yang akan menjadi dasar untuk menentukan sosok pelatih baru yang dianggap mampu membawa Garuda ke level lebih tinggi.
“Kami membutuhkan pelatih yang bisa tampil lebih baik dari pendahulunya, memiliki rekam jejak baik, dan memiliki tujuan jangka pendek maupun jangka panjang,” ujar Erick.
Fokus PSSI: Reputasi dan Masa Depan Garuda
Dalam wawancara terbaru di kanal YouTube, Erick Thohir mengungkap bahwa beberapa nama sudah mulai dipertimbangkan untuk posisi pelatih kepala. Ia menyebutkan, pembahasan dilakukan dengan hati-hati bersama pihak PSSI dan juga stakeholder pemerintah.
“Kalau sudah ada lima nama ini, kami harus berdiskusi dengan banyak pihak termasuk dari PSSI dan pemerintah,” ucap Erick.
Meski gagal melangkah ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah kalah dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1), Timnas Indonesia masih memiliki sejumlah agenda penting. Garuda telah memastikan tempat di Piala Asia 2027 dan memiliki waktu cukup panjang untuk melakukan pembenahan.
Selain itu, PSSI juga menargetkan performa lebih baik di ajang Piala ASEAN 2026. Dengan waktu persiapan yang memadai, federasi berharap pelatih baru nantinya mampu membawa stabilitas dan prestasi yang lebih baik bagi sepak bola Indonesia.
Tekanan Suporter Jadi Tantangan Besar
VNExpress menilai bahwa perilaku sebagian suporter yang mudah menyerang di media sosial kini menjadi hambatan serius bagi PSSI dalam menarik pelatih internasional. Mereka menilai, meskipun Indonesia memiliki potensi besar dari sisi pemain muda dan dukungan publik, citra negatif yang berkembang di dunia maya dapat merusak reputasi sepak bola nasional.