Media Vietnam Sindir Keras Sanksi FIFA: Thom Haye dan Shayne Pattynama Disebut Jadi Biang Masalah Timnas Indonesia
- Istimewa
“Insiden itu menandai akhir buruk bagi Indonesia, di mana emosi pemain meluap hingga melanggar etika disiplin FIFA,” tulis Dantri dalam artikelnya.
Tidak Ada Ruang Banding, Indonesia Harus Patuh
Dantri menegaskan bahwa keputusan FIFA ini bersifat mengikat. Dalam laporan yang mereka kutip, FIFA menyatakan bahwa kedua pemain dikenai larangan tampil selama empat pertandingan tim nasional berikutnya serta wajib membayar denda. “Tidak ada ruang untuk banding,” tegas media tersebut.
Hal ini berarti PSSI tidak memiliki opsi hukum untuk mengurangi atau menunda hukuman yang telah dijatuhkan. Langkah disiplin FIFA ini menjadi preseden baru, terutama setelah beberapa insiden emosional serupa yang pernah terjadi di pertandingan internasional sebelumnya.
Bagi Timnas Indonesia, situasi ini jelas menambah beban berat. Thom Haye adalah motor permainan di lini tengah, sementara Shayne Pattynama berperan penting di sektor pertahanan kiri. Tanpa mereka, pelatih berikutnya harus mencari kombinasi baru untuk menjaga keseimbangan permainan.
Kritik Vietnam: Indonesia Harus Berbenah
Lebih jauh, media Vietnam itu mengaitkan sanksi ini dengan kegagalan Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka menilai, kekacauan internal dan tekanan emosional di lapangan merupakan cerminan dari krisis kepemimpinan di tubuh PSSI.
“Indonesia gagal mencapai target lolos ke Piala Dunia 2026. PSSI kemudian memecat pelatih Patrick Kluivert dan kini tengah mencari sosok baru, di mana Park Hang-seo disebut sebagai kandidat kuat,” tulis Dantri menutup laporannya.
Pandangan ini menunjukkan bagaimana media Vietnam menilai masalah Timnas Indonesia tidak hanya pada aspek teknis, tetapi juga pada mental dan manajemen tim.
Alarm Keras bagi Sepak Bola Nasional
Hukuman yang dijatuhkan FIFA kepada Thom Haye dan Shayne Pattynama menjadi sinyal tegas bahwa disiplin di level internasional tak bisa ditawar. Insiden protes berlebihan yang terjadi di laga kontra Irak menunjukkan bahwa profesionalisme pemain Indonesia masih perlu pembenahan serius.
Kini, PSSI harus menata ulang strategi, tidak hanya di lapangan, tetapi juga dalam pembinaan karakter pemain. Keputusan FIFA yang tanpa ruang banding ini seakan menjadi alarm bagi seluruh pihak, bahwa sepak bola modern tak lagi memberi toleransi pada sikap emosional.