Operasi Tanpa Lapor, Lamine Yamal Langsung Dikeluarkan dari Timnas Spanyol!
- REUTERS/Albert Gea
Dengan menjalani operasi tanpa memberi tahu RFEF, Yamal (dan kemungkinan besar tim medis Barcelona) melanggar protokol kolaborasi yang telah lama diterapkan UEFA dan FIFA. Ini menciptakan dua masalah serius:
- Ketidakpastian taktis: Pelatih Luis de la Fuente harus merombak rencana tanpa waktu persiapan.
- Risiko kesehatan: Jika masa pemulihan tidak sesuai, Yamal bisa kambuh saat kembali bermain baik untuk Barcelona maupun Spanyol.
“Kami memahami urgensi medis, tetapi transparansi adalah kunci,” ujar sumber internal RFEF yang enggan disebut namanya. “Tim nasional bukan entitas terpisah dari klub. Kami semua bertanggung jawab atas nasib pemain.”
Dampak pada Timnas Spanyol: Apakah Mereka Masih Kuat Tanpa Yamal?
Meski kehilangan salah satu talenta paling brilian di Eropa, Spanyol tetap dalam posisi dominan di Grup E Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka memimpin klasemen dengan 12 poin sempurna dari 4 laga, mencetak 15 gol tanpa kebobolan satu pun.
Pelatih Luis de la Fuente memiliki sejumlah opsi pengganti di sayap kanan, termasuk:
- Dani Olmo (RB Leipzig)
- Ferran Torres (Barcelona)
- Mikel Oyarzabal (Real Sociedad)
Namun, tidak ada yang benar-benar menyamai keunikan Yamal: visi bermain, kemampuan dribel di ruang sempit, dan insting menciptakan peluang yang matang jauh di atas usianya.
Kehilangan Yamal terutama terasa dalam transisi serangan cepat, di mana ia sering menjadi poros utama. Tapi dengan kedalaman skuad Spanyol saat ini, peluang menang atas Georgia (16/11) dan Turki (19/11) tetap sangat tinggi.
Rekam Jejak Lamine Yamal: Bintang Muda yang Tak Terbendung
Meski baru berusia 18 tahun, Yamal sudah menjadi salah satu pemain muda paling berpengaruh di Eropa:
- Debut timnas Spanyol: 8 September 2023 (usia 16 tahun)
- Total caps: 23 pertandingan (per November 2025)
- Gol internasional: 4
- Pemain termuda yang tampil di Euro 2024
- Pemain termuda yang mencetak assist di pertandingan final Euro
Ia juga menjadi simbol kebangkitan akademi La Masia, menunjukkan bahwa Barcelona masih mampu melahirkan generasi emas pasca-Messi.
Namun, masalah kebugaran berulang menjadi bayangan gelap di balik kariernya yang cemerlang. Jika tidak dikelola dengan hati-hati, cedera pangkal paha bisa berkembang menjadi masalah kronis seperti yang dialami banyak winger cepat sebelumnya.