CIA Diberi Kuasa Trump Jalankan Misi Rahasia di Venezuela

CIA Diberi Kuasa Trump
Sumber :
  • cia

Ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dan Venezuela kembali mencuat setelah laporan terbaru mengungkap langkah baru Washington dalam menekan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Menurut informasi yang diterbitkan The New York Times, Presiden AS Donald Trump disebut telah memberi lampu hijau kepada CIA untuk mempersiapkan operasi rahasia di Venezuela. Langkah ini, sebagaimana dikabarkan sejumlah sumber yang mendapat pengarahan khusus, merupakan bagian dari strategi tekanan yang lebih luas terhadap Caracas.

Gagal Cegah Serangan Hamas, Ini Daftar Jenderal Israel yang Dipecat

Informasi tersebut muncul di tengah dinamika politik yang masih terus berubah di Amerika Latin. Menurut laporan itu, Trump menyetujui rencana-rencana tersembunyi yang dirancang untuk membuka jalan bagi opsi tindakan lanjutan. Dengan kata lain, operasi tersebut berpotensi menjadi tahap awal dalam membangun kondisi yang mendukung langkah yang lebih agresif, meski detailnya tidak dijelaskan secara terbuka.

Di sisi lain, sementara tekanan dari Washington meningkat, hubungan diplomatik ternyata tidak sepenuhnya tertutup. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Gedung Putih kembali membuka jalur komunikasi belakang dengan pemerintah Maduro. Melalui saluran inilah beberapa diskusi sensitif berlangsung, bahkan pada satu titik Maduro digambarkan sempat memberi sinyal kemungkinan mundur setelah masa transisi tertentu. Meskipun begitu, tanda-tanda terbuka ke arah perubahan politik tersebut tak pernah terealisasi secara nyata.

Heboh! Netanyahu Tiba-tiba Kunjungi Tentara Israel di Suriah

Merespons laporan yang beredar luas itu, Nicolas Maduro tampil dalam pidato televisi pada Senin waktu setempat. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa setiap intervensi militer dari Amerika Serikat akan menjadi “akhir politik” bagi Donald Trump. Menurutnya, ada pihak-pihak di sekitar Trump yang mendorong konfrontasi bersenjata demi kepentingan politik tertentu. Dengan tudingan itu, Maduro berupaya menegaskan bahwa negara asing seharusnya tidak ikut campur dalam urusan internal Venezuela.

Lebih jauh, Maduro kembali menyampaikan kesiapan pemerintahnya untuk membuka ruang dialog langsung. Menurutnya, pendekatan diplomatik tetap menjadi prinsip utama Caracas. Ia menilai bahwa perundingan, meskipun sulit, selalu menawarkan jalur penyelesaian yang lebih stabil dibandingkan tekanan militer atau sanksi ekonomi yang kerap dijatuhkan Washington.

Israel Gempur Gaza, 33 Warga Tewas dalam 24 Jam, Tank Israel Menerobos Garis Gencatan Senjata

Namun, di saat retorika politik menguat, Amerika Serikat tetap mengambil langkah-langkah lain di sekitar kawasan. Sejak awal September, AS melakukan serangkaian operasi maritim di Laut Karibia dan Samudra Pasifik Timur. Operasi tersebut ditujukan untuk menindak kapal-kapal yang diduga terlibat dalam penyelundupan narkoba. Menurut laporan resmi, sedikitnya 21 serangan telah dilakukan yang mengakibatkan 83 orang tewas.

Tidak hanya itu, Trump juga sempat mengisyaratkan kemungkinan penyerangan terhadap lokasi-lokasi yang dianggap sebagai pusat perdagangan narkoba di wilayah Venezuela. Pernyataan tersebut semakin mempertegas bahwa Washington tidak menutup kemungkinan untuk memperluas aksi militernya dengan alasan pemberantasan kejahatan terorganisir.

Situasi ini menggambarkan bahwa hubungan AS-Venezuela berada pada fase yang semakin tegang namun masih menyisakan ruang manuver diplomatik. Di satu sisi, Washington terus berupaya menekan pemerintah Maduro melalui berbagai instrumen, mulai dari sanksi, operasi militer, hingga dugaan operasi rahasia. Di sisi lain, Caracas tetap mengedepankan narasi kedaulatan serta kesiapan untuk berdialog.

Sementara itu, para analis menilai dinamika ini menempatkan Venezuela dalam posisi yang rentan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih terpuruk akibat hiperinflasi, embargo ekonomi, dan ketidakstabilan politik yang berkepanjangan. Tekanan eksternal, menurut beberapa pakar, bisa memperburuk ketegangan internal sekaligus memicu dampak yang lebih luas di kawasan.

Meski begitu, laporan mengenai persiapan operasi CIA di Venezuela menimbulkan pertanyaan baru tentang arah kebijakan luar negeri AS. Sebagian pengamat berpendapat bahwa keputusan tersebut mencerminkan pola lama intervensi Washington di Amerika Latin. Namun, sebagian lainnya melihat bahwa langkah Trump lebih bersifat taktis dan bertujuan menekan Maduro untuk kembali ke meja perundingan.

Dengan demikian, pernyataan Trump dan respons Maduro menunjukkan bahwa peta politik di kedua negara masih sangat dinamis. Langkah Washington yang terus agresif, disertai kesiapan Caracas untuk berdialog, menciptakan ketidakpastian baru mengenai masa depan Venezuela. Apa pun perkembangan selanjutnya, jelas bahwa konflik ini belum akan mereda dalam waktu dekat.