Venezuela Dapat Dukungan Iran, Konflik dengan AS Bisa Meledak

Venezuela Dapat Dukungan Iran
Sumber :
  • ilustrasi

Ketegangan geopolitik kembali meningkat setelah Iran menyatakan siap berdiri di belakang Venezuela jika negara Amerika Latin itu diserang oleh Amerika Serikat. Dukungan itu disampaikan langsung Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam percakapan telepon dengan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, pada Selasa, 9 Desember 2025.

Konflik Memanas, Hotel dan Kasino Kamboja Hancur Dihantam Jet F-16 Thailand

Pernyataan tersebut segera menarik perhatian dunia, terutama karena hubungan antara Washington dan Caracas sudah lama tegang. Tak hanya itu, keterlibatan Iran menambah dimensi baru dalam dinamika keamanan kawasan Karibia, yang selama ini dianggap sebagai ruang pengaruh AS.

Menurut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Venezuela, rakyat serta pemerintah Iran menegaskan dukungan penuh bagi Venezuela dalam menghadapi ancaman apa pun yang dapat mengguncang stabilitas negara-negara di Amerika Latin dan Karibia. Dukungan itu juga dipandang sebagai bentuk solidaritas politik yang semakin menguat di tengah tekanan internasional terhadap Caracas.

Hubungan AS-Venezuela Memanas, Trump Ambil Langkah Ekstrem

Lebih jauh, Kemlu Venezuela mengungkapkan bahwa Presiden Pezeshkian mengecam berbagai provokasi yang dinilai melanggar prinsip hukum internasional. Ia menyebut tindakan tersebut dapat menciptakan preseden berbahaya bagi masyarakat global, terutama apabila negara kuat menggunakan alasan keamanan untuk menekan negara lain. Pernyataan itu disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik regional dapat berkembang menjadi ketegangan berskala lebih besar.

Selain itu, Presiden Iran juga menyatakan keyakinannya bahwa hubungan Teheran dan Caracas akan terus berkembang, apa pun tantangan yang muncul. Keyakinan ini tak lepas dari kemitraan strategis yang sudah terjalin selama dua dekade terakhir. Menurutnya, tahun depan menjadi momentum penting untuk memperdalam kerja sama, sekaligus memperkuat posisi kedua negara dalam menghadapi tekanan eksternal.

Rollme G6 Resmi Meluncur: Smartwatch Tangguh Harga Ramah Kantong

Sementara itu, Presiden Maduro menegaskan bahwa relasi antara Venezuela dan Iran berada pada titik terbaik. Menurutnya, kerja sama yang berlangsung selama ini bukan hanya simbolik, melainkan mencakup berbagai sektor penting seperti energi, teknologi, pertahanan, hingga perdagangan. Ia menambahkan bahwa Venezuela siap memperluas kerja sama di seluruh bidang yang telah disepakati bersama Teheran.

Dalam konteks ini, perjanjian strategis 20 tahun antara kedua negara menjadi fondasi utama dalam memperkuat hubungan bilateral. Kesepakatan tersebut memungkinkan kedua negara saling bertukar dukungan di berbagai bidang, termasuk di tengah tekanan internasional yang semakin kuat.

Di sisi lain, ketegangan antara Venezuela dan Amerika Serikat juga terus meningkat. Sejak September lalu, Presiden Donald Trump kembali mengerahkan kekuatan militer ke Laut Karibia dengan alasan memerangi penyelundupan narkoba yang diklaim berasal dari Venezuela. Operasi itu menandai kembalinya tensi militer di wilayah yang selama ini rawan konflik politik.

Trump bahkan secara terbuka menyatakan siap menyerang wilayah daratan Venezuela setelah operasi pemberantasan kartel narkoba di laut selesai. Ancaman ini memicu kekhawatiran bahwa konflik dapat berubah menjadi konfrontasi bersenjata. Pernyataan tersebut juga semakin mempertajam hubungan buruk antara kedua negara, yang selama bertahun-tahun saling menuduh mengenai isu hak asasi manusia dan keamanan kawasan.

Pemerintah Venezuela menanggapi ancaman itu dengan serius. Presiden Maduro membantah keras tuduhan bahwa pemerintahnya terlibat dalam perdagangan narkoba. Ia menegaskan bahwa ancaman militer AS merupakan bagian dari strategi politik untuk melemahkan stabilitas internal Venezuela. Meski demikian, Maduro menyatakan negaranya siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk potensi perang.

Di tengah situasi yang kian memanas, dukungan Iran dianggap sebagai sinyal bahwa Venezuela tidak sendirian dalam menghadapi tekanan dari Washington. Hubungan kedua negara, yang terus berkembang sejak beberapa tahun terakhir, kini menjadi elemen penting dalam percaturan geopolitik global.

Selain itu, kerja sama strategis yang mencakup sektor energi membuat Venezuela dan Iran saling memiliki kepentingan bersama. Keduanya merupakan produsen minyak penting dunia dan sering berada dalam posisi berseberangan dengan kebijakan luar negeri AS. Karena itu, saling dukung dalam menghadapi tekanan dari Washington bukan hanya urusan politik, tetapi juga berkaitan dengan kepentingan ekonomi dan keamanan jangka panjang.

Dengan lonjakan ketegangan ini, kawasan Amerika Latin kembali menjadi salah satu titik panas geopolitik dunia. Ketika kekuatan global seperti Amerika Serikat dan Iran terlibat, dinamika konflik dapat bergerak cepat dan meluas. Di tengah situasi tersebut, Venezuela menyatakan tidak akan tunduk pada tekanan eksternal apa pun dan berkomitmen mempertahankan kedaulatannya.

Bagaimanapun, dunia kini menunggu langkah berikutnya dari masing-masing pihak. Apakah ancaman akan berubah menjadi konflik terbuka, atau justru diplomasi akan kembali menjadi jalan keluar, semua bergantung pada bagaimana negara-negara terkait merespons perkembangan situasi dalam beberapa waktu ke depan.