Waspada! 3 Gunung Api Indonesia Siaga, Ini Daerah yang Harus Ekstra Hati-hati
- bpbd salatiga
Rekomendasi PVMBG untuk Semeru:
- Tidak ada aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 13 km dari puncak
- Jaga jarak minimal 500 meter dari tepi sungai hingga radius 17 km dari puncak
- Radius 5 km dari kawah dilarang untuk aktivitas apapun karena risiko lontaran batu pijar
PVMBG menegaskan: tidak ada korban jiwa akibat erupsi gunung api sepanjang 2025, tetapi tiga orang luka-luka tercatat di Semeru menjadi pengingat bahwa kewaspadaan tidak boleh kendur.
Gunung Lewotobi Laki-laki: Ancaman dari Timur Indonesia
Di Nusa Tenggara Timur, Gunung Lewotobi Laki-laki juga naik ke status Siaga. Gunung setinggi 1.584 mdpl ini merupakan bagian dari kompleks vulkanik Lewotobi, yang terdiri dari dua puncak: Laki-laki (laki-laki) dan Perempuan.
Aktivitas terkini menunjukkan:
- Peningkatan gempa hembusan
- Kenaikan suhu kawah
- Emisi gas vulkanik (SO₂ dan CO₂) yang signifikan
Wilayah di sekitar gunung seperti Flores Timur dan sebagian Lembata harus siaga terhadap hujan abu dan awan panas. Infrastruktur jalan dan bandara kecil di kawasan ini rentan terganggu jika erupsi besar terjadi.
24 Gunung Lain Berstatus Waspada: Potensi Ancaman yang Tak Bisa Diabaikan
Selain ketiga gunung berstatus Siaga, 24 gunung api lain tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, NTT, Sulawesi, dan Maluku berada dalam status Waspada (Level II). Beberapa di antaranya yang perlu diwaspadai:
- Gunung Sinabung (Sumatera Utara)
- Gunung Anak Krakatau (Lampung)
- Gunung Ibu (Maluku Utara)
- Gunung Karangetang (Sulawesi Utara)
Meski belum mencapai level Siaga, aktivitas mereka terus dipantau 24 jam karena potensi eskalasi cepat, terutama saat tekanan tektonik meningkat.
Bahaya Ikutan: Saat Hujan dan Erupsi Bersatu Membentuk Bencana Ganda
Yang membuat situasi akhir 2025 ini sangat kritis adalah kombinasi tiga faktor:
- Puncak musim hujan (Desember 2025 – Januari 2026)
- Peningkatan aktivitas vulkanik
- Mobilitas masyarakat tinggi selama libur akhir tahun
Ketiganya menciptakan kondisi ideal untuk bencana ikutan, seperti:
- Lahar dingin: campuran air hujan dan material vulkanik yang mengalir deras
- Longsor di lereng gunung: tanah jenuh air mudah runtuh
- Banjir bandang di hulu sungai: akibat penyumbatan aliran oleh abu vulkanik
Wilayah dengan risiko tinggi mencakup: