Waspada! 3 Gunung Api Indonesia Siaga, Ini Daerah yang Harus Ekstra Hati-hati

Waspada! 3 Gunung Api Indonesia Siaga, Ini Daerah yang Harus Ekstra Hati-hati
Sumber :
  • bpbd salatiga

Rekomendasi PVMBG untuk Semeru:

5 Smartphone Flagship Terbaik 2025, Dari Xiaomi 15 sampai iPhone 17, Mana Paling Layak Dibeli?
  • Tidak ada aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 13 km dari puncak
  • Jaga jarak minimal 500 meter dari tepi sungai hingga radius 17 km dari puncak
  • Radius 5 km dari kawah dilarang untuk aktivitas apapun karena risiko lontaran batu pijar

PVMBG menegaskan: tidak ada korban jiwa akibat erupsi gunung api sepanjang 2025, tetapi tiga orang luka-luka tercatat di Semeru menjadi pengingat bahwa kewaspadaan tidak boleh kendur.

ASUS Vivobook Go 14 E1404G, Laptop Ringkas Tangguh untuk Aktivitas Pelajar

Gunung Lewotobi Laki-laki: Ancaman dari Timur Indonesia

Di Nusa Tenggara Timur, Gunung Lewotobi Laki-laki juga naik ke status Siaga. Gunung setinggi 1.584 mdpl ini merupakan bagian dari kompleks vulkanik Lewotobi, yang terdiri dari dua puncak: Laki-laki (laki-laki) dan Perempuan.

Apple Ingatkan Pengguna iPhone Soal Chrome, Risiko Privasi Jadi Sorotan

Aktivitas terkini menunjukkan:

  • Peningkatan gempa hembusan
  • Kenaikan suhu kawah
  • Emisi gas vulkanik (SO₂ dan CO₂) yang signifikan

Wilayah di sekitar gunung seperti Flores Timur dan sebagian Lembata harus siaga terhadap hujan abu dan awan panas. Infrastruktur jalan dan bandara kecil di kawasan ini rentan terganggu jika erupsi besar terjadi.

24 Gunung Lain Berstatus Waspada: Potensi Ancaman yang Tak Bisa Diabaikan

Selain ketiga gunung berstatus Siaga, 24 gunung api lain tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, NTT, Sulawesi, dan Maluku berada dalam status Waspada (Level II). Beberapa di antaranya yang perlu diwaspadai:

  • Gunung Sinabung (Sumatera Utara)
  • Gunung Anak Krakatau (Lampung)
  • Gunung Ibu (Maluku Utara)
  • Gunung Karangetang (Sulawesi Utara)

Meski belum mencapai level Siaga, aktivitas mereka terus dipantau 24 jam karena potensi eskalasi cepat, terutama saat tekanan tektonik meningkat.

Bahaya Ikutan: Saat Hujan dan Erupsi Bersatu Membentuk Bencana Ganda

Yang membuat situasi akhir 2025 ini sangat kritis adalah kombinasi tiga faktor:

  • Puncak musim hujan (Desember 2025 – Januari 2026)
  • Peningkatan aktivitas vulkanik
  • Mobilitas masyarakat tinggi selama libur akhir tahun

Ketiganya menciptakan kondisi ideal untuk bencana ikutan, seperti:

  • Lahar dingin: campuran air hujan dan material vulkanik yang mengalir deras
  • Longsor di lereng gunung: tanah jenuh air mudah runtuh
  • Banjir bandang di hulu sungai: akibat penyumbatan aliran oleh abu vulkanik

Wilayah dengan risiko tinggi mencakup:

Halaman Selanjutnya
img_title