Wajib Paham! Ini Arti Label 3+, 13+, dan 18+ di Game Indonesia Mulai 2026

Wajib Paham! Ini Arti Label 3+, 13+, dan 18+ di Game Indonesia Mulai 2026
Sumber :
  • Komdigi

Apa Saja yang Dinilai dalam Penentuan Rating IGRS?

Penilaian IGRS tidak bersifat subjektif. Komdigi menetapkan indikator objektif yang menjadi dasar klasifikasi, antara lain:

Unsur Kekerasan

  • Kartun vs realistis
  • Darah, senjata, atau adegan pertarungan

Bahasa & Dialog

  • Penggunaan kata kasar, hinaan, atau ujaran kebencian

Konten Seksual atau Nuditas

  • Pakaian minim, insinuasi romantis, atau konten eksplisit

Perjudian atau Simulasi Taruhan

  • Fitur loot box, gacha, atau sistem taruhan dalam game

Interaksi Daring (Online Interaction)

  • Obrolan bebas antarpemain, risiko cyberbullying, atau konten tidak termoderasi

Penggunaan Zat Terlarang

  • Referensi alkohol, rokok, atau obat-obatan

Semakin tinggi intensitas dan frekuensi elemen-elemen di atas, semakin tinggi pula batas usia yang ditetapkan.

Siapa yang Wajib Mengikuti IGRS?

Aturan IGRS berlaku untuk semua pihak yang mendistribusikan game di Indonesia, tanpa kecuali:

  • Developer lokal (indie maupun studio besar)
  • Publisher internasional (seperti Sony, Nintendo, Tencent, Garena, dll.)
  • Platform digital (Google Play, App Store, Steam, Epic Games Store jika menargetkan pasar Indonesia)
  • Setiap pihak wajib melakukan self-assessment menggunakan formulir dan pedoman resmi dari Komdigi.

Meski bersifat self-declared, Komdigi berhak mengaudit, memverifikasi, atau mencabut distribusi jika ditemukan ketidaksesuaian.

Mengapa IGRS Penting? Perlindungan yang Lebih dari Sekadar Label

1. Perlindungan Anak dari Konten Berisiko
Studi menunjukkan bahwa paparan dini terhadap kekerasan digital atau interaksi negatif daring dapat memengaruhi perkembangan emosional anak. IGRS menjadi benteng pertama sebelum konten tersebut masuk ke genggaman mereka.

2. Transparansi bagi Orang Tua
Banyak orang tua tidak paham isi game yang dimainkan anak. Dengan label IGRS, mereka bisa membuat keputusan berbasis informasi, bukan asumsi.

3. Dorongan bagi Developer untuk Bertanggung Jawab
IGRS mendorong kreator game untuk merancang konten yang inklusif dan beretika. Bukan berarti semua game harus “anak-anak” tapi konten dewasa harus jelas disegmentasikan.

4. Harmonisasi dengan Standar Global
IGRS mengacu pada praktik internasional seperti ESRB (Amerika) dan PEGI (Eropa), namun disesuaikan dengan nilai budaya Indonesia seperti sensitivitas terhadap agama, norma sosial, dan kearifan lokal.

Kapan IGRS Berlaku Wajib?

  • Sosialisasi & Uji Coba: 2024–2025
  • Penerapan Wajib Penuh: Januari 2026
  • Mulai 2026, game tanpa label IGRS tidak boleh diedarkan di Indonesia baik secara digital maupun fisik.