Wajib Paham! Ini Arti Label 3+, 13+, dan 18+ di Game Indonesia Mulai 2026
- Komdigi
Gadget – Mulai Januari 2026, setiap game yang beredar di Indonesia harus memiliki label klasifikasi usia. Langkah ini bukan sekadar formalitas administratif melainkan bagian dari kebijakan nasional yang bertujuan melindungi anak-anak dari konten digital berisiko. Sistem tersebut dikenal sebagai Indonesian Game Rating System (IGRS), dan kehadirannya menandai babak baru dalam pengelolaan ekosistem game di Tanah Air.
Dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), IGRS dirancang untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman, sehat, dan edukatif, terutama bagi generasi muda yang tumbuh di tengah banjir konten interaktif. Namun, apa sebenarnya IGRS? Siapa yang wajib mengikutinya? Dan bagaimana sistem ini memengaruhi pemain, orang tua, serta pengembang game?
Artikel ini memberikan penjelasan lengkap, jelas, dan terstruktur tentang IGRS mulai dari definisi, kategori rating, proses penilaian, hingga implikasinya bagi industri kreatif digital Indonesia.
Apa Itu Indonesian Game Rating System (IGRS)?
Indonesian Game Rating System (IGRS) adalah sistem klasifikasi usia wajib untuk seluruh game yang didistribusikan di wilayah Indonesia. Sistem ini menetapkan kategori umur berdasarkan konten permainan, sehingga konsumen terutama orang tua dapat dengan mudah menilai apakah suatu game cocok atau tidak untuk dimainkan oleh anak sesuai usianya.
IGRS bukanlah larangan, melainkan alat bantu pengambilan keputusan. Tujuannya adalah memberdayakan masyarakat dengan informasi transparan, bukan membatasi kreativitas developer.
Kategori Rating IGRS: Simbol yang Harus Anda Kenali
Berdasarkan panduan resmi Komdigi, IGRS menggunakan lima kategori utama yang mudah dikenali:
| Label | Usia Minimal | Konten yang diizinkan |
| SU (Semua Umur) | Tanpa batasan | Konten netral, edukatif, tanpa kekerasan, bahasa kasar, atau insinuasi seksual |
| 3+ | 3 tahun ke atas | Konten sangat ringan, mungkin mengandung humor sederhana atau konflik minimal |
| 7+ | 7 tahun ke atas | Bisa mencakup kartun kekerasan ringan, kompetisi, atau bahasa tidak sopan ringan |
| 13+ | 13 tahun ke atas | Mungkin berisi kekerasan kartun, bahasa kasar, atau tema sosial yang kompleks |
| 18+ | 18 tahun ke atas | Berpotensi mengandung kekerasan eksplisit, bahasa ofensif, perjudian, atau konten seksual |
Label ini wajib ditampilkan di halaman toko aplikasi (seperti Google Play, App Store lokal), situs resmi publisher, hingga kemasan fisik (jika ada).
Apa Saja yang Dinilai dalam Penentuan Rating IGRS?
Penilaian IGRS tidak bersifat subjektif. Komdigi menetapkan indikator objektif yang menjadi dasar klasifikasi, antara lain:
Unsur Kekerasan
- Kartun vs realistis
- Darah, senjata, atau adegan pertarungan
Bahasa & Dialog
- Penggunaan kata kasar, hinaan, atau ujaran kebencian
Konten Seksual atau Nuditas
- Pakaian minim, insinuasi romantis, atau konten eksplisit
Perjudian atau Simulasi Taruhan
- Fitur loot box, gacha, atau sistem taruhan dalam game
Interaksi Daring (Online Interaction)
- Obrolan bebas antarpemain, risiko cyberbullying, atau konten tidak termoderasi
Penggunaan Zat Terlarang
- Referensi alkohol, rokok, atau obat-obatan
Semakin tinggi intensitas dan frekuensi elemen-elemen di atas, semakin tinggi pula batas usia yang ditetapkan.
Siapa yang Wajib Mengikuti IGRS?
Aturan IGRS berlaku untuk semua pihak yang mendistribusikan game di Indonesia, tanpa kecuali:
- Developer lokal (indie maupun studio besar)
- Publisher internasional (seperti Sony, Nintendo, Tencent, Garena, dll.)
- Platform digital (Google Play, App Store, Steam, Epic Games Store jika menargetkan pasar Indonesia)
- Setiap pihak wajib melakukan self-assessment menggunakan formulir dan pedoman resmi dari Komdigi.
Meski bersifat self-declared, Komdigi berhak mengaudit, memverifikasi, atau mencabut distribusi jika ditemukan ketidaksesuaian.
Mengapa IGRS Penting? Perlindungan yang Lebih dari Sekadar Label
1. Perlindungan Anak dari Konten Berisiko
Studi menunjukkan bahwa paparan dini terhadap kekerasan digital atau interaksi negatif daring dapat memengaruhi perkembangan emosional anak. IGRS menjadi benteng pertama sebelum konten tersebut masuk ke genggaman mereka.
2. Transparansi bagi Orang Tua
Banyak orang tua tidak paham isi game yang dimainkan anak. Dengan label IGRS, mereka bisa membuat keputusan berbasis informasi, bukan asumsi.
3. Dorongan bagi Developer untuk Bertanggung Jawab
IGRS mendorong kreator game untuk merancang konten yang inklusif dan beretika. Bukan berarti semua game harus “anak-anak” tapi konten dewasa harus jelas disegmentasikan.
4. Harmonisasi dengan Standar Global
IGRS mengacu pada praktik internasional seperti ESRB (Amerika) dan PEGI (Eropa), namun disesuaikan dengan nilai budaya Indonesia seperti sensitivitas terhadap agama, norma sosial, dan kearifan lokal.
Kapan IGRS Berlaku Wajib?
- Sosialisasi & Uji Coba: 2024–2025
- Penerapan Wajib Penuh: Januari 2026
- Mulai 2026, game tanpa label IGRS tidak boleh diedarkan di Indonesia baik secara digital maupun fisik.
Platform seperti Google Play dan App Store kemungkinan besar akan mengintegrasikan IGRS ke dalam sistem mereka, mirip dengan bagaimana PEGI diterapkan di Eropa.
Tantangan dan Kritik terhadap IGRS
Meski banyak dipuji, IGRS juga menghadapi sejumlah tantangan:
- Subjektivitas Penilaian: Apakah satu developer bisa objektif menilai kontennya sendiri?
- Penegakan Hukum: Bagaimana mengawasi ribuan game indie yang dirilis harian?
- Kesadaran Publik: Apakah masyarakat benar-benar akan memperhatikan label ini?
Untuk menjawabnya, Komdigi berencana:
- Membuka saluran pelaporan publik untuk game yang salah rating
- Meluncurkan kampanye literasi digital nasional
- Bekerja sama dengan asosiasi game Indonesia (AGI) untuk edukasi developer
Apa yang Harus Dilakukan Sekarang?
Bagi Orang Tua:
- Mulai perhatikan label usia di setiap game anak.
- Gunakan fitur parental control di perangkat.
- Ajak anak berdiskusi tentang konten yang mereka mainkan.
Bagi Developer & Publisher:
- Pelajari pedoman IGRS di komdigi.go.id
- Lakukan self-assessment sejak dini
- Sertakan label IGRS di semua materi promosi
Bagi Pemain Dewasa:
- Hormati batasan usia bukan hanya untuk anak, tapi juga untuk menjaga ekosistem game yang sehat.
Kesimpulan: IGRS Bukan Pembatas, Tapi Pelindung
Indonesian Game Rating System bukanlah upaya pemerintah untuk “mengontrol” industri game. Sebaliknya, ini adalah langkah progresif untuk menyeimbangkan kebebasan kreatif dengan tanggung jawab sosial.
Dengan IGRS, Indonesia selangkah lebih dekat menjadi negara dengan ekosistem digital yang matang, di mana teknologi tidak hanya menghibur, tapi juga mendidik dan melindungi.
Seperti kata pepatah: “Dengan kekuatan besar, datanglah tanggung jawab besar.” Dan di dunia game, tanggung jawab itu kini memiliki label yang jelas: IGRS.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |