Waspada! Bibit Siklon 93S Picu Gelombang Tinggi 23–26 Desember 2025

Waspada! Bibit Siklon 93S Picu Gelombang Tinggi 23–26 Desember 2025
Sumber :
  • BMKG

Gadget – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca maritim ekstrem menyusul terbentuknya Bibit Siklon Tropis 93S di Samudra Hindia bagian barat daya Jawa Barat. Sistem tekanan rendah ini diprediksi memicu peningkatan signifikan kecepatan angin dan ketinggian gelombang di sejumlah perairan Indonesia selama periode 23 hingga 26 Desember 2025.

Dampaknya sangat serius: gelombang setinggi 1,25 hingga 4 meter berpotensi melanda puluhan perairan strategis, dari Selat Malaka hingga Laut Arafuru. BMKG secara khusus mengimbau nelayan tradisional, operator kapal ferry, dan transportasi laut untuk menunda pelayaran atau meningkatkan kesiapsiagaan demi keselamatan.

Artikel ini menyajikan pemetaan lengkap wilayah terdampak, analisis meteorologis di balik fenomena ini, serta panduan mitigasi bagi masyarakat pesisir dan pelaku pelayaran.

Bibit Siklon 93S: Pemicu Utama Cuaca Ekstrem di Perairan Selatan Indonesia

Bibit Siklon Tropis 93S terdeteksi pada koordinat 12,9°LS dan 113,6°BT, tepatnya di Samudra Hindia barat daya Jawa Barat. Meski belum berkembang menjadi siklon tropis penuh, sistem ini telah cukup kuat untuk mengganggu pola sirkulasi angin regional di sekitar Indonesia.

Menurut analisis BMKG, keberadaan 93S menyebabkan:

  • Penambahan kelembapan atmosfer di wilayah selatan ekuator
  • Peningkatan konvergensi angin yang memicu gelombang tinggi
  • Perubahan arah dan kecepatan angin di seluruh wilayah maritim Indonesia

Di wilayah Indonesia bagian utara, angin dominan bertiup dari utara hingga timur laut dengan kecepatan 6–30 knot. Sementara di Indonesia bagian selatan, angin bertiup dari barat daya hingga barat laut pada rentang kecepatan yang sama.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di:

  • Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung
  • Samudra Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Laut Jawa
  • Laut Banda
  • Laut Arafuru

Kombinasi angin kencang dan tekanan rendah inilah yang menjadi pemicu utama gelombang tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Pemetaan Wilayah Berpotensi Gelombang Tinggi: 1,25–2,5 Meter

BMKG membagi peringatan gelombang tinggi berdasarkan tingkat risiko. Berikut daftar perairan yang berpotensi mengalami gelombang sedang hingga tinggi (1,25–2,5 meter) pada 23–26 Desember 2025:

  • Laut Natuna Utara
  • Selat Malaka bagian utara
  • Samudra Hindia barat Aceh
  • Samudra Hindia barat Kepulauan Nias
  • Samudra Hindia barat Lampung
  • Samudra Hindia selatan Banten
  • Samudra Hindia selatan Jawa Barat
  • Samudra Hindia selatan Jawa Tengah
  • Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta
  • Selat Karimata bagian utara & selatan
  • Laut Jawa (barat, tengah, timur)
  • Laut Maluku
  • Samudra Pasifik utara Maluku, Papua Barat Daya, dan Papua Barat
  • Laut Arafuru (barat & tengah)
  • Laut Banda
  • Samudra Pasifik utara Papua

Gelombang pada kategori ini berisiko bagi perahu nelayan kecil dan kapal berukuran ringan yang tidak dilengkapi stabilitas tinggi.

Perairan Berisiko Sangat Tinggi: Gelombang Capai 4 Meter

Lebih mengkhawatirkan, BMKG mencatat potensi gelombang sangat tinggi (2,5–4 meter) di sejumlah perairan selatan, yang berada langsung di lintasan pengaruh Bibit Siklon 93S:

  • Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai
  • Samudra Hindia barat Bengkulu
  • Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta
  • Samudra Hindia selatan Jawa Timur
  • Samudra Hindia selatan Bali
  • Samudra Hindia selatan NTB (Nusa Tenggara Barat)
  • Samudra Hindia selatan NTT (Nusa Tenggara Timur)

Perairan-perairan ini termasuk zona merah pelayaran selama periode tersebut. Gelombang setinggi 4 meter setara dengan dua lantai bangunan, sangat berbahaya bahkan bagi kapal berukuran sedang.

Imbauan BMKG untuk Keselamatan Pelayaran dan Masyarakat Pesisir

BMKG menekankan bahwa potensi cuaca ekstrem ini dapat membahayakan keselamatan pelayaran, terutama bagi:

1. Perahu Nelayan Tradisional

  • Risiko tinggi bila kecepatan angin >15 knot
  • Gelombang >1,25 meter sudah cukup membuat perahu oleng atau terbalik

2. Kapal Tongkang

  • Harus waspada bila kecepatan angin >16 knot
  • Gelombang >1,5 meter dapat mengganggu stabilitas muatan

3. Kapal Ferry & Penumpang

  • Risiko nyata bila kecepatan angin >21 knot
  • Gelombang >2,5 meter berpotensi menghentikan operasional ferry antarpulau

Rekomendasi BMKG:

  • Tunda pelayaran ke wilayah terdampak, terutama malam hari
  • Gunakan pelampung dan peralatan keselamatan standar
  • Pantau informasi cuaca harian melalui aplikasi Info BMKG atau situs resmi bmkg.go.id
  • Masyarakat pesisir diminta tidak beraktivitas di tepi pantai saat gelombang tinggi

Mengapa Perairan Selatan Indonesia Sering Jadi Titik Panas Gelombang Tinggi?

Fenomena ini bukan kebetulan. Perairan selatan Jawa hingga NTT merupakan zona konvergensi angin musiman yang sangat aktif, terutama pada bulan Desember–Januari masa transisi musim hujan.

Selama periode ini:

  • Angin muson barat membawa massa udara lembap dari Asia
  • Suhu permukaan laut di Samudra Hindia relatif hangat (>28°C)
  • Tekanan atmosfer rendah sering terbentuk, memicu bibit siklon

Ketiganya menciptakan “resep sempurna” bagi terbentuknya gelombang tinggi dan angin kencang sebuah pola yang diperkirakan akan semakin intens akibat perubahan iklim.

Langkah Jangka Panjang: Membangun Ketahanan Maritim

BMKG menyerukan pentingnya sistem peringatan dini berbasis komunitas di daerah pesisir. Beberapa langkah strategis yang direkomendasikan:

  • Pelatihan nelayan dalam membaca prakiraan cuaca
  • Pemasangan buoy cuaca di perairan rawan
  • Kolaborasi dengan otoritas pelabuhan untuk penjadwalan pelayaran yang aman
  • Integrasi data BMKG ke sistem navigasi kapal

Teknologi seperti aplikasi nelayan pintar yang terhubung langsung ke radar cuaca BMKG juga kini sedang dikembangkan untuk mempercepat respons darurat.

Kesimpulan: Waspada, Tapi Jangan Panik

Bibit Siklon 93S memang membawa ancaman nyata, namun dengan informasi yang tepat dan kesiapsiagaan yang memadai, risiko bisa diminimalkan. BMKG menjamin bahwa sistem pemantauannya bekerja 24 jam dan akan terus memperbarui prakiraan setiap 6 jam.

Bagi masyarakat umum, pantau terus perkembangan cuaca, hindari spekulasi, dan patuhi imbauan resmi. Ingat: keselamatan selalu lebih penting daripada jadwal atau keuntungan jangka pendek.

Di tengah musim liburan akhir tahun ini, ketika banyak orang bepergian lewat laut, kewaspadaan kolektif adalah benteng terbaik melawan bencana maritim.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget