BMKG Keluarkan Peringatan Darurat: Gelombang 4 Meter Datang 3–6 November
- bpbd Jogjaprov
Gadget – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca maritim untuk periode 3–6 November 2025, menyusul potensi peningkatan signifikan gelombang laut di sejumlah perairan Indonesia. Dalam rilis resminya, BMKG menyebut bahwa tinggi gelombang bisa mencapai 1,25 hingga 4 meter, terutama di Samudra Hindia bagian selatan dan barat, serta sejumlah perairan strategis lainnya.
Kondisi ini dipicu oleh pola angin musiman yang intens, dengan kecepatan angin mencapai 30 knot di beberapa wilayah. BMKG menegaskan bahwa fenomena ini berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran, terutama bagi nelayan tradisional, kapal penumpang kecil, dan kapal logistik antarpulau.
Artikel ini menyajikan daftar lengkap wilayah terdampak, penyebab ilmiah di balik gelombang tinggi, serta imbauan keselamatan dari BMKG untuk mencegah kecelakaan laut.
Penyebab Ilmiah: Dinamika Angin dan Tekanan yang Picu Gelombang Ekstrem
Menurut BMKG, pola angin di wilayah Indonesia saat ini menunjukkan perbedaan signifikan antara bagian utara dan selatan:
- Indonesia bagian utara: angin dominan bertiup dari barat laut ke barat daya dengan kecepatan 4–30 knot.
- Indonesia bagian selatan: angin bertiup dari timur ke selatan dengan kecepatan 4–25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Makassar, yang menjadi salah satu jalur pelayaran tersibuk di Nusantara. Angin kencang ini mentransfer energi ke permukaan laut, menciptakan gelombang yang terus membesar seiring jarak tempuh (fetch) dan durasi tiupan.
Kondisi ini diperparah oleh tekanan rendah di Samudra Hindia, yang memperkuat sirkulasi angin dan memicu pembentukan gelombang tinggi—terutama di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, serta barat Sumatra.
Wilayah Berpotensi Gelombang Sedang (1,25–2,5 Meter)
BMKG mengidentifikasi sejumlah perairan yang berisiko mengalami gelombang sedang hingga tinggi pada 3–6 November 2025, sebagai berikut:
- Selat Malaka bagian utara
- Laut Natuna Utara
- Selat Malaka bagian tengah
- Laut Sulawesi bagian barat
- Laut Maluku
- Samudra Pasifik utara Papua Barat
- Selat Makassar bagian tengah
- Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai
- Selat Karimata bagian selatan
- Selat Makassar bagian utara
- Laut Sulawesi bagian timur
- Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya
- Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur
Gelombang di kisaran ini berpotensi mengganggu kapal berukuran kecil hingga sedang, seperti perahu nelayan tradisional, kapal feri rute pendek, dan kapal wisata.