Trump Tegaskan Kekuatan Nuklir AS, Bisa Meledakkan Dunia 150 Kali

Trump Perintahkan Uji Nuklir
Sumber :
  • amerika

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia lewat pernyataannya yang mengejutkan soal kekuatan nuklir AS. Dalam beberapa wawancara terakhir, Trump mengaku bahwa Amerika Serikat memiliki kapasitas nuklir untuk “meledakkan dunia 150 kali,” sambil menyinggung Rusia dan China.

Israel Langgar Gencatan Senjata 194 Kali, Gaza Kembali Berduka

Menariknya, di tengah retorika keras itu, Trump juga menyinggung soal denuklirisasi global. Ia mengaku sudah berbicara langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping mengenai kemungkinan pengurangan senjata nuklir.

“Kita memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain. Saya kira kita harus melakukan sesuatu tentang denuklirisasi,” ujar Trump, mencoba menekankan pentingnya kontrol senjata.

Honda Luncurkan NWT150, Skutik Futuristik Harga Rp35 Juta

Namun tak lama kemudian, mantan Presiden itu kembali menegaskan betapa dahsyatnya arsenal nuklir Amerika.

“Kita memiliki cukup senjata nuklir untuk meledakkan dunia 150 kali. Rusia memiliki banyak senjata nuklir, dan China akan memiliki lebih banyak lagi,” kata Trump, menekankan keunggulan militer AS.

Amerika Siap Meledak! Trump Pastikan Uji Coba Nuklir Jalan Terus

Kekuatan Nuklir Dunia Masih Tidak Seimbang

Pernyataan Trump menyoroti ketimpangan persenjataan nuklir global. Hingga saat ini, Amerika Serikat dan Rusia masih menguasai hampir 90 persen dari total hulu ledak nuklir dunia. Berdasarkan data lembaga riset internasional SIPRI, masing-masing negara memiliki lebih dari 5.000 hulu ledak nuklir aktif dan cadangan, menjadikan keduanya sebagai pemain utama dalam perlombaan senjata global.

Sementara itu, China terus memperkuat kapasitas militernya. Saat ini, Negeri Tirai Bambu diperkirakan memiliki sekitar 500 hulu ledak, dengan potensi meningkat dua kali lipat dalam dekade berikutnya. Pertumbuhan ini memicu kekhawatiran para pengamat, karena menandai perubahan signifikan dalam peta kekuatan nuklir dunia.

Secara keseluruhan, pernyataan Trump menegaskan bahwa isu nuklir tetap menjadi alat retorika politik di Washington. Tidak hanya berfungsi sebagai pesan peringatan bagi Rusia, China, dan Korea Utara, ucapan Trump juga menekankan bahwa Amerika Serikat masih memegang kendali atas kekuatan militer paling mematikan di planet ini.

Ancaman atau Strategi Politik?

Bagi banyak pengamat, retorika seperti yang diucapkan Trump memunculkan dilema serius. Di satu sisi, itu bisa menjadi alat diplomasi tekanan, mendorong negara lain untuk membatasi ekspansi nuklir mereka. Namun, di sisi lain, ancaman terbuka bisa memicu perlombaan senjata baru dan meningkatkan risiko ketegangan internasional.

Halaman Selanjutnya
img_title