Worldcoin dan World ID Resmi Dibekukan Komdigi—Apa Sebenarnya yang Terjadi?
- world.org
Gadget – Belakangan ini, jagat media sosial ramai membahas tentang platform Worldcoin dan World ID. Ramainya antrean di sejumlah titik layanan Worldcoin di Bekasi dan Depok membuat banyak orang bertanya-tanya, apa sebenarnya yang ditawarkan?
Worldcoin adalah proyek mata uang kripto yang digagas oleh CEO OpenAI, Sam Altman, pada tahun 2023. Di balik proyek ini berdiri Tools for Humanity, sebuah perusahaan berbasis di San Francisco dan Berlin. Koin digital mereka, WLD, saat ini memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 19 triliun dan beredar sebanyak 1,3 miliar dari total 10 miliar koin yang direncanakan.
Sementara itu, World ID adalah bagian dari sistem ini yang berfungsi sebagai identitas digital. Untuk memilikinya, seseorang harus melakukan pemindaian iris mata menggunakan alat berbentuk bola yang disebut Orb. Setelah itu, pengguna akan menerima World ID, yang diklaim sebagai bukti digital bahwa ia adalah manusia, bukan bot atau kecerdasan buatan.
Cara Kerja dan Tujuan di Balik Teknologi Ini
Pembuatan World ID menggunakan teknologi kriptografi canggih bernama zero-knowledge proof, yang memungkinkan verifikasi identitas tanpa harus membocorkan data pribadi. Konsep ini mirip dengan sistem keamanan biometrik seperti Face ID pada iPhone, namun dengan pendekatan yang lebih global dan ambisius.
Dengan World ID, pengguna bisa login ke berbagai platform tanpa menggunakan email atau nama asli, memberikan lapisan keamanan baru. Salah satu platform besar yang mendukung login dengan World ID adalah Okta.
Menariknya, untuk setiap pendaftaran World ID, pengguna mendapatkan imbalan berupa token Worldcoin. Di awal peluncurannya, pengguna menerima hingga 25 token, senilai sekitar Rp 900.000. Tak heran jika banyak masyarakat tergiur mendaftar.
Namun, di balik tawaran yang tampak menggiurkan ini, muncul berbagai kekhawatiran.
Kenapa Worldcoin dan World ID Jadi Kontroversial?
Risiko Privasi dan Tuduhan Kolonialisme Data
Meski menjanjikan keamanan dan inovasi, banyak pihak menganggap praktik Worldcoin dan World ID justru membahayakan privasi. Pasalnya, data iris mata pengguna dikumpulkan, meskipun pihak Worldcoin mengklaim data tersebut diubah menjadi kode anonim dan langsung dihapus.
Namun, sejarah penyalahgunaan data membuat masyarakat skeptis. Terlebih lagi, laporan dari MIT Technology Review pada 2022 menyebutkan bahwa Worldcoin sempat melakukan praktik manipulatif di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, Kenya, dan Chile. Dalam laporan itu, dijelaskan bahwa tim Worldcoin menjanjikan hadiah seperti AirPods tanpa menjelaskan tujuan sebenarnya.
Tak hanya itu, pada 2023 terjadi insiden peretasan yang membuat kredensial login operator Worldcoin bocor, membuka celah keamanan besar yang seharusnya tidak terjadi di proyek yang menjual keamanan digital.
Kritik juga datang dari tokoh teknologi seperti Santiago Siri dari Proof of Humanity, yang menyebut proyek ini sebagai bentuk kolonialisme digital. Alasannya, pengumpulan data biometrik justru difokuskan di negara-negara berkembang yang regulasi privasinya lebih lemah.
Langkah Tegas Komdigi: Izin Worldcoin dan World ID Dibekukan
Merespons banyaknya laporan masyarakat soal aktivitas mencurigakan Worldcoin dan World ID, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) langsung mengambil langkah tegas. Izin penyelenggaraan sistem elektronik (PSE) untuk layanan ini dibekukan sementara.
Menurut Dirjen Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar, pembekuan ini adalah langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari potensi risiko. Kemkomdigi juga memanggil dua perusahaan yang terkait dengan operasi Worldcoin di Indonesia, yakni PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara.
Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa Worldcoin beroperasi di Indonesia dengan menggunakan tanda daftar PSE milik badan hukum lain. Sementara itu, PT Terang Bulan Abadi bahkan belum terdaftar sebagai penyelenggara resmi.
Akankah Worldcoin Bertahan di Tengah Sorotan Dunia?
Dengan pembekuan izin di Indonesia dan penyelidikan ketat dari berbagai negara, masa depan Worldcoin dan World ID masih penuh tanda tanya. Meskipun teknologinya menjanjikan, kekhawatiran atas etika pengumpulan data dan keamanan pengguna tetap menjadi isu krusial.
Jika tidak mampu menjawab pertanyaan soal transparansi dan privasi, proyek ambisius ini bisa saja berubah menjadi peringatan global tentang bagaimana tidak seharusnya teknologi digunakan.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |