Perang Dagang Memanas: Trump Berlakukan Tarif Impor 10-70% Mulai 1 Agustus 2025
- Wikimedia
Namun, negosiasi dengan negara lain seperti India, Jepang, Korea Selatan, Indonesia, dan Uni Eropa masih berlangsung dan belum mencapai titik temu. Beberapa pihak, seperti Uni Eropa, bahkan menyatakan kesulitan untuk mencapai terobosan dan berupaya mempertahankan status quo guna menghindari kenaikan tarif yang lebih tinggi.
Dampak Potensial Kebijakan Tarif Terhadap Ekonomi Global dan AS
Penerapan tarif impor yang tinggi ini diperkirakan akan meningkatkan rata-rata bea masuk AS dari sekitar 3% menjadi 20%. Kenaikan yang signifikan ini berpotensi memicu inflasi di dalam negeri AS, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan membuat bank sentral AS lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.
Selain itu, kebijakan ini dapat memperburuk ketegangan perdagangan global dan memicu respons balasan dari negara-negara mitra dagang, yang berpotensi menimbulkan perang dagang yang lebih luas.
Reaksi Negara Mitra dan Posisi Indonesia
Indonesia termasuk salah satu negara yang masih dalam tahap negosiasi dengan AS. Pemerintah Indonesia telah mengajukan penawaran kedua untuk menurunkan tarif yang dikenakan, bahkan berharap tarif bisa nol persen. Namun, hingga kini tarif resiprokal yang dikenakan pada produk ekspor Indonesia ke AS diperkirakan mencapai 32%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Indonesia terus berupaya melakukan negosiasi intensif agar dapat memperoleh tarif yang lebih rendah atau bahkan bebas tarif.