Perbedaan Kapasitas Baterai Smartphone India-China vs Global: Fakta dan Regulasi

Perbedaan Kapasitas Baterai Smartphone India-China vs Global: Fakta dan Regulasi
Sumber :
  • Oneplus

Beberapa produsen, terutama dari China seperti OnePlus dan OPPO, menggunakan teknologi split-cell untuk mengakali batasan kapasitas baterai. Teknologi ini memecah baterai menjadi dua atau lebih sel kecil yang digabungkan, sehingga total kapasitas bisa lebih besar tanpa melanggar batas 20Wh per sel.

Duel Flagship 2025: Nothing Phone (3) dan Samsung Galaxy S24 Ultra, Mana Pilihan Tepat?

Contohnya, OnePlus 13 di pasar Amerika Serikat memiliki baterai 6.000 mAh, dan OPPO Find X8 Pro di Eropa membawa baterai 5.910 mAh. Namun, desain split-cell membutuhkan sirkuit khusus untuk pengisian dan pengosongan daya yang aman, sehingga biaya produksinya lebih tinggi dan tidak semua produsen mengadopsinya.

Teknologi ini mirip dengan yang digunakan laptop, yang menggabungkan banyak sel kecil agar tetap memenuhi batas maksimal kapasitas baterai untuk pengiriman.

Pilihan Produsen: Biaya, Regulasi, dan Produksi Lokal

Risiko Mengisi Daya Smartphone Semalaman: Amankah atau Malah Berbahaya?

Produsen smartphone menghadapi tiga pilihan untuk meningkatkan kapasitas baterai:

  • Mengadopsi teknologi split-cell yang mahal tapi memungkinkan baterai besar di pasar global.
  • Menghadapi biaya dan risiko logistik pengiriman baterai besar dengan dokumen dan kemasan khusus.
  • Memproduksi dan menjual perangkat secara lokal di pasar seperti India dan China yang regulasinya lebih longgar.

Sayangnya, opsi ketiga belum bisa sepenuhnya diterapkan secara global, sehingga konsumen di luar India dan China harus puas dengan kapasitas baterai yang lebih terbatas.

Halaman Selanjutnya
img_title
Anker Tarik Massal Power Bank di Indonesia! Cek Sekarang, Jangan Sampai Gadgetmu Meledak!