Mimpi Kaisar Qin Jadi Nyata? China Uji Pil yang Bisa Perpanjang Usia hingga 150 Tahun
- Halodoc
Gadget – Sejak ribuan tahun lalu, Kaisar Qin Shi Huang memerintahkan ribuan tabib dan alkimia mencari elixir keabadian ramuan ajaib yang bisa menghentikan waktu dan mengalahkan kematian. Ia gagal, bahkan diduga tewas diracun oleh merkuri dari pil “panjang umur” yang dikonsumsinya sendiri. Kini, dua setengah milenium kemudian, ambisi itu kembali bangkit namun kali ini bukan dengan ramuan mistis, melainkan dengan molekul, laboratorium, dan data klinis.
Di Shenzhen, jantung inovasi teknologi China, perusahaan biotek Lonvi Biosciences sedang mengembangkan “pil panjang umur” berbasis senyawa alami dari biji anggur. Targetnya bukan sekadar menambah 5 atau 10 tahun usia, melainkan mendorong batas umur manusia hingga 150 tahun.
“Hidup sampai 150 tahun itu jelas realistis. Dalam beberapa tahun ini akan menjadi kenyataan,” ujar Lyu Qinghua, Kepala Teknologi Lonvi, dalam wawancara dengan The New York Times (21/11/2025).
Pernyataan itu terdengar bombastis bahkan berani. Tapi di baliknya, ada riset ilmiah, investasi besar, dan dorongan kebijakan nasional yang menjadikan “umur panjang” bukan lagi khayalan, melainkan prioritas strategis China di era bioteknologi.
Artikel ini mengupas tuntas asal-usul obsesi China terhadap umur panjang, mekanisme ilmiah di balik pil tersebut, bukti riset, kontroversi data, serta tantangan etis dan biologis dalam mengejar usia 150 tahun.
Dari Kaisar Qin ke Laboratorium Shenzhen: Sejarah Panjang Obsesi Umur Panjang
Ambisi memperpanjang usia bukan hal baru di Tiongkok. Dalam sejarah imperial, ramuan keabadian menjadi obsesi para kaisar. Qin Shi Huang, yang memerintah pada abad ke-3 SM, mengirim utusan ke pulau-pulau mitos mencari herba abadi. Ia akhirnya meninggal di usia 49 tahun diduga akibat keracunan merkuri dari pil yang justru dimaksudkan membuatnya abadi.
Kini, obsesi itu bertransformasi. Alih-alih alkimia, China mengandalkan bioteknologi, kecerdasan buatan, dan genomik. Pemerintah China telah menjadikan industri penuaan sehat (healthy aging) sebagai bagian dari rencana nasional “Made in China 2025” dan “Healthy China 2030”.
Dengan anggaran riset miliaran dolar, kolaborasi antara universitas, startup, dan BUMN, serta dukungan langsung dari elite politik dan bisnis, bidang ini telah bergeser dari pseudosains menjadi disiplin ilmu kedokteran yang diakui.