ChatGPT Bisa Melemahkan Otak? Ini Hasil Penelitian Ilmiahnya yang Mengejutkan!

ChatGPT Bisa Melemahkan Otak? Ini Hasil Penelitian Ilmiahnya yang Mengejutkan!
Sumber :
  • teknoreview.net

Gadget – Pada tahun 2025, ChatGPT bukan lagi sekadar alat bantu digital. Bagi jutaan orang, teknologi ini telah menjadi teman sehari-hari—siap membantu menulis CV, menyusun esai, hingga memberikan saran karier. Namun di balik kenyamanan tersebut, muncul kekhawatiran baru dari kalangan ilmuwan.

Jangan Gunakan ChatGPT Sebelum Ubah 6 Pengaturan Penting Ini, Nomor 2 Paling Bikin Kaget!

Sebuah studi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) baru-baru ini mengungkap fakta yang mengejutkan: ketergantungan berlebihan pada AI seperti ChatGPT berpotensi melemahkan kinerja otak manusia.

Studi Serius tentang “Otak Anda di ChatGPT”

Penelitian ini berjudul “Your Brain on ChatGPT: Accumulating Cognitive Debt When Using AI Assistants for Essay Writing”. Dalam studi ini, tim MIT melakukan analisis mendalam terhadap dampak penggunaan AI terhadap fungsi kognitif manusia, khususnya saat menulis esai.

5 Bahaya Tersembunyi Jika Terlalu Banyak Mengandalkan AI

Sebanyak 54 partisipan terlibat dalam studi ini, dibagi dalam tiga kelompok selama tiga bulan:

Setiap peserta diminta menulis esai berdasarkan instruksi ala ujian SAT, dengan kesempatan untuk mencoba metode berbeda di sesi akhir.

Hasilnya: AI Bisa Menumpulkan Kemampuan Berpikir

Dari berbagai data yang dikumpulkan—termasuk dari pemindaian otak menggunakan EEG (electroencephalogram)—hasilnya cukup mencengangkan. Peserta yang secara eksklusif mengandalkan ChatGPT menunjukkan:

  • Penurunan aktivitas otak, terutama di area yang berhubungan dengan perhatian, memori, dan pengambilan keputusan

  • Rasa kepemilikan terhadap karya yang lemah, banyak yang bahkan tidak merasa esai buatan mereka sepenuhnya hasil pemikiran sendiri

  • Kesulitan dalam mengingat isi esai, terutama saat diminta menjelaskan atau mengutip kembali

Fenomena “Utang Kognitif” karena AI

Para peneliti menyebut efek ini sebagai “Cognitive Debt” atau utang kognitif. Istilah ini menggambarkan kondisi ketika seseorang terlalu sering mengandalkan teknologi, sehingga menurunkan kapasitas mentalnya secara bertahap.

Dengan kata lain, semakin sering seseorang menggunakan AI untuk berpikir, semakin jarang ia melatih otaknya untuk bekerja sendiri—dan akibatnya, kemampuan berpikir kritis dan kreativitas bisa melemah.

Pengguna Google Lebih Puas Dibanding Pengguna AI

Menariknya, kelompok yang menggunakan mesin pencari tradisional justru melaporkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap hasil tulisannya. Mereka merasa lebih terlibat dalam proses berpikir dan memahami topik yang mereka kerjakan.

Sebaliknya, pengguna AI seperti ChatGPT justru mengaku ragu dengan kualitas pekerjaan mereka, meskipun tampaknya tulisan mereka lebih rapi secara struktur. Ini menunjukkan bahwa peran manusia dalam berpikir tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh mesin.

Apa Saja Risiko Penggunaan AI Secara Berlebihan?

Penelitian ini memperingatkan bahwa jika tren ketergantungan terhadap AI terus berlanjut, bisa jadi akan muncul dampak jangka panjang seperti:

  • Menurunnya minat belajar dan meneliti secara mandiri

  • Kelemahan dalam membuat keputusan yang kompleks

  • Menurunnya rasa percaya diri intelektual

  • Kreativitas yang semakin pasif dan bergantung pada prompt

Hal ini tentunya menjadi perhatian serius, terutama dalam konteks dunia pendidikan dan pelatihan generasi muda.

AI: Bantu atau Bahayakan?

Di satu sisi, AI seperti ChatGPT memang menawarkan banyak kemudahan. Ia bisa menyajikan informasi dengan cepat, menjawab pertanyaan dengan struktur yang baik, bahkan menghasilkan karya tulis yang menarik. Tapi di sisi lain, jika digunakan tanpa kontrol, teknologi ini justru bisa menciptakan ilusi pemahaman dan memperlemah proses pembelajaran.

Apa Kata Para Peneliti?

Mengomentari hasil studi ini, para ilmuwan dari MIT menyatakan:

“Hasil ini menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang AI dalam pendidikan. Kita harus mengevaluasi kembali bagaimana peran AI dibatasi agar tidak merugikan kemampuan kognitif manusia.”

Bijak dalam Menggunakan AI

Sebagai pengguna, kita tentu tidak diharuskan meninggalkan AI sepenuhnya. Namun, penting untuk menyadari bahwa AI adalah alat bantu, bukan pengganti pikiran kita. Gunakan ChatGPT dan teknologi sejenis untuk membantu, bukan mengambil alih seluruh proses berpikir.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget