Kenapa CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis? Ini Kronologinya!
- caknowledge.com
Gadget – Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi pesan Telegram, ditangkap di bandara Bourget di luar Paris, Prancis.
Penahanan ini terjadi saat Durov, 39 tahun, sedang melakukan perjalanan dengan jet pribadinya dari Azerbaijan.
Menurut laporan media Prancis, Durov ditangkap berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan oleh Prancis sebagai bagian dari penyelidikan awal terhadap aktivitas Telegram.
Tuduhan Serius dari Otoritas Prancis
Otoritas Prancis, melalui badan OFMIN yang berfokus pada pencegahan kekerasan terhadap anak di bawah umur, menuduh Durov terlibat dalam berbagai pelanggaran serius.
Tuduhan tersebut meliputi penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, dan kejahatan terorganisir.
Laporan dari AFP mengindikasikan bahwa penyelidikan juga mencakup kurangnya pengawasan dan moderator di Telegram, yang memungkinkan aktivitas kriminal berlangsung tanpa hambatan.
Penangkapan Durov segera memicu reaksi dari berbagai pihak.
Rusia, melalui perwakilannya di organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, menyebut tindakan Prancis ini sebagai tindakan "totaliter".
Ulyanov juga memperingatkan bahwa orang-orang yang berperan dalam ruang informasi internasional harus berhati-hati dalam mengunjungi negara-negara yang bergerak menuju masyarakat totaliter.
POV: It’s 2030 in Europe and you’re being executed for liking a meme https://t.co/OkZ6YS3u2P— Elon Musk (@elonmusk) August 24, 2024
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, juga memberikan komentarnya melalui media sosial.
Musk mengecam penangkapan Durov dan menyindir bahwa situasi di Eropa sedang menuju arah yang berbahaya.
Langkah Rusia untuk Membantu Durov
Pemerintah Rusia, yang sebelumnya pernah mencoba melarang Telegram, menyatakan sedang mengambil langkah-langkah untuk memperjelas situasi Durov.
Kantor berita TASS melaporkan bahwa Rusia sedang berusaha untuk memahami lebih jauh alasan di balik penangkapan ini dan akan mencari cara untuk membantu Durov.
Telegram, yang dikenal dengan fitur enkripsinya, telah menjadi platform penting dengan basis pengguna mendekati satu miliar.
Sejak didirikan pada tahun 2013 oleh Durov dan saudaranya di Rusia, aplikasi ini telah menjadi salah satu alat komunikasi utama dalam konflik Rusia-Ukraina, digunakan oleh pejabat dari kedua negara. Namun, popularitas yang meningkat ini juga menarik perhatian beberapa negara di Eropa, termasuk Prancis, yang mulai mengawasi Telegram dengan ketat karena kekhawatiran akan keamanan dan kebocoran data.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |