Mengapa Rusia Tak Sepenuhnya Membela Iran saat Diserang Israel dan AS? Ini Alasannya

Mengapa Rusia Tak Sepenuhnya Membela Iran
Sumber :
  • Rusia

Di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah, publik dunia banyak yang bertanya-tanya: mengapa Rusia tidak bantu penuh Iran saat negara tersebut mendapat tekanan militer dari Israel dan Amerika Serikat? Padahal, kedua negara ini dikenal cukup dekat dalam berbagai kerja sama strategis, terutama di Suriah.

Rahasia Kekuatan Udara Israel: Inilah Deretan Jet Tempur Canggih yang Bikin Lawan Gentar

Namun, jika ditelusuri lebih dalam, keputusan Rusia ini bukan tanpa alasan. Ada banyak pertimbangan geopolitik dan strategi jangka panjang yang membuat Moskow bersikap hati-hati. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya dalam bahasa yang mudah dipahami.

1. Rusia Lebih Mengutamakan Strategi Global

Jet Tempur J-10C: Naga Baru Iran yang Bikin Israel Waspada

Pertama, penting untuk memahami bahwa Rusia selalu bertindak berdasarkan kalkulasi geopolitik yang rumit. Negara ini tidak ingin terjebak dalam konflik terbuka yang bisa memperkeruh hubungannya dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Meski mendukung Iran secara teknis dan diplomatis, Rusia cenderung menjaga jarak agar tidak dicap sebagai agresor yang menentang langsung kepentingan Barat.

Jika Israel Serang Iran, Begini Strategi Tempur Rahasia Teheran

2. Rusia Punya Hubungan Khusus dengan Israel

Fakta menarik lainnya adalah bahwa Rusia dan Israel memiliki hubungan militer dan diplomatik yang cukup solid. Di Suriah, keduanya bahkan melakukan koordinasi militer untuk menghindari benturan langsung.

Rusia secara tidak langsung mengizinkan Israel untuk menargetkan pasukan Iran di Suriah selama tidak mengganggu kepentingan atau pasukan Rusia. Oleh karena itu, membela Iran secara frontal bisa merusak hubungan strategis ini.

3. Rusia Fokus ke Ukraina dan Tekanan Ekonomi

Sejak invasi ke Ukraina, Rusia menghadapi gelombang sanksi internasional yang sangat berat. Dalam kondisi tersebut, Moskow harus fokus pada sumber daya dalam negeri dan perang berkepanjangan di Eropa Timur.

Membuka front baru di Timur Tengah, apalagi membantu Iran melawan kekuatan besar seperti AS dan Israel, jelas akan menambah beban yang tidak ringan. Rusia memilih untuk tidak memecah konsentrasi dan logistik militernya.

4. Risiko Perang Regional Sangat Besar

Konflik antara Iran dan Israel—terlebih jika disusul keterlibatan Amerika—berpotensi meluas menjadi perang regionalyang bisa menyeret banyak negara lain.

Rusia sangat menyadari bahaya ini. Terlibat secara langsung bisa mempercepat eskalasi menuju konflik besar, bahkan membuka peluang perang global baru. Maka dari itu, mereka lebih memilih pendekatan "tunggu dan lihat" sambil menjaga pengaruh diplomatik di kawasan.

Halaman Selanjutnya
img_title