Ramai Diboikot Dunia, Berikut Produk Teknologi Israel yang Terkenal
- shutterstock
Gadget - Konflik antara kelompok Hamas dan Israel terus memanas, memicu serangkaian boikot produk-produk teknologi Israel di seluruh dunia.
Serangan tanpa henti dari Israel dan balasan dari Hamas telah menewaskan ribuan warga Palestina, memicu kemarahan masyarakat dunia.
Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) semakin populer sebagai bentuk protes internasional. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan penjualan produk asal Israel, memberikan tekanan ekonomi guna mendukung hak setara bagi Palestina.
Salah satu target utama gerakan BDS adalah perusahaan teknologi Israel.
Beberapa di antaranya melibatkan perusahaan terkemuka yang ikut serta dalam upaya konflik di wilayah tersebut.
HP
BDS Movement melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan merek HP menyediakan dan mengoperasikan teknologi yang digunakan oleh Israel untuk menjaga sistem apartheid, pendudukan, dan kolonialisme di atas tanah Palestina.
HP tidak hanya menyediakan layanan kepada tentara dan polisi Israel, tetapi juga menyuplai server eksklusif untuk Otoritas Penduduk dan Imigrasi Israel.
Siemens
Siemens disebut terlibat dalam proyek ilegal Israel untuk membangun EuroAsia Interconnector di pemukiman ilegal.
Proyek ini menghubungkan jaringan listrik Israel dengan Eropa, dengan laporan bahwa tanah Palestina yang dikuasai ilegal akan digunakan untuk keuntungan perdagangan listrik antara Israel dan Uni Eropa.
Sementara gerakan boikot terus bergulir, beberapa startup teknologi Israel tetap diminati di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Startup Israel yang Tetap Diminati
- Waze: Layanan peta digital yang menggunakan data real-time untuk memberikan rute terbaik, diakuisisi oleh Google seharga US$1,1 miliar.
- Tailor Brands: Startup pemasaran teknologi AI yang menyediakan logo dan layanan web dipersonalisasi, telah mendapatkan pendanaan US$70,6 juta.
- Helios: Startup yang memecahkan masalah, memahami, dan menguji layanan serta aplikasi, meraih pendanaan sebesar US$5 juta.
- Firebolt: Startup data cloud yang menyederhanakan akses dan analisis data, telah mendapatkan pendanaan US$26 juta.
- Jolt: Didirikan pada 2015, Jolt telah mengumpulkan pendanaan sebesar US$23,3 juta, fokus pada pengajaran keterampilan bisnis.
Apa Alasannya Diboikot?
Alasan utama boikot terhadap produk teknologi Israel adalah karena Israel dianggap sebagai negara yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina. Boikot ini juga merupakan bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah Israel yang dianggap diskriminatif terhadap warga Palestina.
Boikot terhadap produk teknologi Israel telah menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan-perusahaan Israel yang terkena boikot. Hal ini menyebabkan penurunan penjualan dan keuntungan perusahaan-perusahaan tersebut.
Namun, boikot ini juga tidak sepenuhnya berhasil. Beberapa perusahaan Israel yang terkena boikot masih tetap mampu bertahan dan bahkan berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap produk teknologi Israel masih cukup tinggi.
Lantas, apa yang akan terjadi dengan produk teknologi Israel di masa depan?
Ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi.
Pertama, boikot terhadap produk teknologi Israel akan terus berlanjut. Hal ini akan semakin menekan perusahaan-perusahaan Israel yang terkena boikot.
Kedua, boikot terhadap produk teknologi Israel akan berkurang. Hal ini bisa terjadi jika Israel mampu menyelesaikan konfliknya dengan Palestina dan memperbaiki kebijakannya yang dianggap diskriminatif terhadap warga Palestina.
Ketiga, boikot terhadap produk teknologi Israel akan digantikan dengan boikot terhadap produk-produk dari negara lain yang dianggap melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini bisa terjadi jika kesadaran masyarakat global terhadap pelanggaran hak asasi manusia semakin meningkat.