Kisah Sedih di Balik Viralnya Pernikahan Anak Usia 14-16 Tahun di Lombok Tengah

Kisah Sedih di Balik Viralnya Pernikahan Anak Usia 14-16 Tahun di Lombok Tengah
Sumber :
  • Tangkapan Layar Tiktok

3. Pernikahan Kedua Berlangsung Meriah

Nggak Perlu VPN Lagi! Simontok Browser Untuk Buka Semua Situs yang Diblokir

Setelah kabur ke Sumbawa, RN dan YL akhirnya resmi menikah sesuai dengan adat Sasak. Prosesi Nyongkolan pun digelar dengan meriah, menggunakan Gendang Beleq dan musik Kecimol. Patung kuda Sasak atau jaran kamput juga hadir sebagai simbol penting dalam acara tersebut.

Namun, video pernikahan mereka yang diposting di Facebook oleh akun @Diyok Stars mendapatkan lebih dari 2,1 juta penayangan dan berbagai reaksi dari netizen. Salah satu momen yang paling banyak diperbincangkan adalah aksi pengantin wanita yang tampak marah-marah dan joget-joget diiringi musik tradisional.

12 Katak Penghuni Gunung Myuboku!

Tanggung Jawab Baru: RN Sebagai Kepala Keluarga

Setelah menikah, RN harus langsung bekerja keras untuk menafkahi istri yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Selain itu, ia juga memiliki tanggung jawab merawat neneknya yang sudah renta.

Huawei MatePad Pro 13.2: Tablet Impian Para Kreator, Speknya Gak Main-Main!

"Pekerjaan saya serabutan. Saya pernah jual tembakau, bawang dari Sembalun, bahkan cari barang bekas rongsokan menggunakan pikap bersama pamanku," ungkap RN.

Meski pendapatannya kadang bisa mencapai Rp 500 ribu dalam sehari, RN menyadari bahwa hidup sebagai kepala keluarga bukanlah hal yang mudah, terutama bagi seseorang seusianya.

Alasan Putus Sekolah dan Tantangan Masa Depan

Sebelum menikah, RN sempat menjadi siswa SMK. Namun, ia memutuskan untuk berhenti sekolah karena kenakalan remaja. "Saya sering berkelahi dengan teman sekolah, bahkan pernah dilempari petugas keamanan," tuturnya.

Saat ini, RN belum yakin apakah ia akan kembali melanjutkan pendidikan atau tidak. Begitu pula dengan YL, yang masih duduk di kelas 1 SMP. Orang tua YL hanya berharap agar mereka mendapatkan pendampingan psikologis agar dapat menghadapi tantangan kehidupan sebagai pasangan muda.

Pandangan Pemerintah Desa: Sudah Melakukan Upaya Maksimal

Lalu Januarsa Atmaja, Kepala Desa Sukaraja, mengaku telah melakukan segala cara untuk mencegah pernikahan anak ini terjadi. Namun, tekanan dari kedua belah pihak keluarga membuat upaya tersebut gagal total.

"Kami sudah dua kali melakukan pembelasan, tapi karena orang tua mereka sama-sama tidak mau campur tangan, kami akhirnya tidak bisa apa-apa. Ini kan soal budaya dan keyakinan mereka," jelas Lalu Januarsa.

Halaman Selanjutnya
img_title