AI untuk Rakyat: Komdigi Tekankan Kecerdasan Buatan Harus Dorong Pertumbuhan Masyarakat.
- antaranews.com
Gadget – Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, baru-baru ini mengingatkan sebuah hal penting: penggunaan dan pengembangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Indonesia harus mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk tumbuh dan berkembang. Ini bukan hanya tentang inovasi, tetapi juga tentang dampak sosial.
"AI harus membuat pelayanan publik lebih dekat, membuat kebijakan yang lebih responsif, dan membuka lebih banyak pintu bagi masyarakat untuk tumbuh," kata Meutya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin lalu. Pernyataan ini menegaskan bahwa tujuan utama pengembangan AI di tanah air adalah untuk kesejahteraan dan kemajuan seluruh lapisan masyarakat.
Meutya lebih lanjut menekankan bahwa pengembangan kecerdasan buatan di Indonesia harus berorientasi pada kebermanfaatan publik. Artinya, AI harus mendorong kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat, serta membuka lebih banyak pintu bagi masyarakat untuk tumbuh dan berkembang di berbagai sektor kehidupan.
Semangat Gotong Royong dalam Pengembangan AI Lokal
Sebagai contoh, Meutya menyebutkan koleksi Large Language Models (LLMs) open-source yang dirancang khusus untuk Bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Model ini memiliki kapasitas 70 miliar parameter dan dilengkapi dengan layanan chat multibahasa buatan GoTo dan Indosat. Meskipun peluncuran ini dilakukan oleh sektor swasta, Meutya melihatnya sebagai momentum penting. Ini adalah kesempatan untuk menyampaikan arah kebijakan digital nasional yang berakar pada nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa.
“Semangat sumber terbuka pada dasarnya sangat relevan dengan gotong royong. Kekuatan tidak terletak pada siapa yang paling cepat, tetapi pada siapa yang paling peduli,” ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan filosofi di balik pengembangan AI di Indonesia: kolaborasi dan kepedulian terhadap kebutuhan lokal harus menjadi fondasi. Teknologi yang kuat harus dibangun bersama dengan nilai-nilai luhur, akses yang merata, dan semangat kolaborasi. Di Indonesia, AI harus mencerminkan karakter bangsa, bukan sekadar meniru model dari luar negeri. Ini adalah tentang menciptakan AI yang otentik dan relevan dengan konteks Indonesia.