10 Cara Warga Gaza Bertahan Hidup di Tengah Blokade: Dari Dapur Umum hingga Makanan dari Reruntuhan
- gaza
Banyak keluarga kini hanya bisa makan satu kali dalam sehari. Biasanya, makanan diberikan saat malam, agar bisa bertahan lebih lama. Anak-anak mendapat prioritas utama. Sementara orang tua, sering kali memilih menahan lapar. Bukan karena berpuasa secara sukarela, tapi karena memang tidak ada yang bisa dimakan.
8. Menjual Barang Pribadi untuk Beli Makanan
Ketika semua sumber tertutup, warga mulai menjual barang-barang pribadi. Mulai dari perhiasan, ponsel, hingga alat rumah tangga ditukar dengan sekantong beras atau beberapa kaleng makanan. Pasar gelap pun bermunculan, meski harga sangat mahal. Ini menjadi jalan terakhir agar keluarga tetap bisa makan.
9. Mengais Makanan dari Reruntuhan
Setelah serangan, beberapa warga nekat mencari makanan atau air minum di reruntuhan bangunan. Mereka berharap menemukan sisa-sisa makanan kaleng, air kemasan, atau barang berguna lainnya. Meski berisiko tertimpa bangunan atau diserang, banyak yang tetap melakukannya demi bertahan hidup.
10. Mengandalkan Makanan Kaleng dan Kering
Bagi yang sempat menyimpan stok sebelum konflik memuncak, makanan kaleng, mi instan, atau makanan kering menjadi penyelamat. Tapi seiring waktu, persediaan habis. Ketika akses keluar masuk barang benar-benar ditutup, warga tak punya pilihan lain selain menghemat hingga titik terakhir.