10 Jurus Perlawanan Hamas yang Merepotkan Militer Israel di Gaza
- military
Konflik antara Hamas dan militer Israel (IDF) di Gaza telah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, dalam setiap bentrokan, selalu ada satu hal yang menarik perhatian: bagaimana kelompok Hamas mampu membuat militer sekuat IDF begitu kewalahan.
Meski tak memiliki teknologi secanggih Israel, Hamas berhasil memanfaatkan medan lokal, strategi bawah tanah, serta serangan tak terduga untuk melawan balik. Berikut sepuluh taktik yang membuat IDF terus dibuat repot di Gaza.
1. Terowongan Rahasia: Jalur Bayangan di Bawah Tanah
Salah satu teknik paling terkenal adalah pembangunan jaringan terowongan bawah tanah. Hamas membangun dua jenis:
- Baca Juga :Kehebatan F-35 Milik Israel yang Meliuk-Liuk di Langit Iran: Dominasi Udara Tanpa Tanding
Terowongan serangan, digunakan untuk menyusup ke wilayah Israel dan menyerang secara mendadak.
Terowongan pertahanan, berfungsi untuk menyimpan senjata dan menyembunyikan pasukan.
IDF sendiri menyebut jaringan ini sebagai “Metro Gaza”. Bahkan teknologi canggih Israel kerap kesulitan melacak keberadaan jalur-jalur rahasia ini.
2. Serangan Roket Bertubi-tubi
Selanjutnya, Hamas kerap meluncurkan ratusan roket secara bersamaan ke wilayah Israel. Taktik ini bertujuan mengacaukan sistem pertahanan Iron Dome, yang meskipun canggih, tetap memiliki batas daya tangkap.
Serangan semacam ini tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga menciptakan tekanan psikologis bagi warga Israel.
3. Bertempur di Tengah Warga Sipil
Dalam medan tempur urban, Hamas memanfaatkan padatnya pemukiman penduduk untuk menyulitkan IDF. Mereka kerap bersembunyi di sekolah, rumah sakit, atau masjid, menjadikan serangan balik Israel berisiko tinggi menimbulkan korban sipil.
Selain itu, para pejuang kadang menyamar sebagai warga sipil, lalu menyerang dari dalam gedung. Inilah yang membuat pertempuran di Gaza begitu rumit dan berisiko tinggi bagi kedua belah pihak.
4. Perang Propaganda di Dunia Maya
Selain bertempur di lapangan, Hamas juga aktif di medan digital. Mereka menyebarkan video serangan, narasi perjuangan, hingga pesan-pesan yang membangkitkan empati dunia internasional.
Strategi ini ampuh untuk menekan opini global terhadap Israel dan menjaga semangat warga Gaza.
5. Serangan Drone dan UAV
Beberapa tahun terakhir, Hamas mulai memanfaatkan drone bersenjata dan pengintai. Meski teknologinya masih sederhana, tetapi sudah cukup untuk mengintai posisi IDF dan meluncurkan serangan terbatas.
Taktik ini menunjukkan bahwa Hamas tidak hanya mengandalkan senjata klasik, tetapi juga mulai beradaptasi dengan perang modern.
6. Serangan Kilat dan Penyergapan
Dengan gaya perang gerilya, Hamas sering meluncurkan serangan mendadak ke konvoi atau pos militer IDF.
Mereka menggunakan IED (bom rakitan) dan menyergap dari balik bangunan, lalu segera menghilang. Strategi ini efektif dalam menciptakan kerusakan maksimal dengan pasukan minimal.
7. Rudal Jarak Jauh
Kini Hamas diketahui memiliki rudal jarak jauh yang bisa mencapai Tel Aviv hingga Yerusalem. Hal ini membuat Israel harus memperluas sistem pertahanannya.
Serangan roket semacam ini juga menjadi simbol kekuatan strategis Hamas, bahwa mereka mampu menyentuh jantung Israel meskipun berada di bawah blokade.
8. Senjata Anti-Tank dan Sniper
Selain rudal, Hamas juga menggunakan senjata anti-tank seperti Kornet yang mampu menghancurkan kendaraan tempur Israel.
Di sisi lain, penembak jitu atau sniper Hamas kerap menyerang dari jarak jauh, menjadi ancaman serius bagi pasukan IDF yang melakukan operasi darat.
9. Ketahanan Moral Warga Gaza
Menariknya, Hamas tidak hanya fokus pada serangan fisik. Mereka juga memainkan perang psikologis, menjaga semangat dan moral warga Gaza.
Narasi bahwa “semua warga adalah bagian dari perlawanan” menjadi senjata kuat untuk mempertahankan dukungan publik dan loyalitas di tengah penderitaan.
10. Mobilisasi Cepat dan Perang Gerilya
Terakhir, Hamas sangat lihai dalam memobilisasi pasukan secara cepat. Dalam hitungan menit, mereka bisa berpindah dari satu titik ke titik lain, lalu melakukan penyerangan atau penyergapan.
Dengan memanfaatkan jalan-jalan sempit dan gang-gang kota, mereka bisa menghindari deteksi drone dan menyulitkan IDF dalam melacak pergerakan mereka.
Dari serangan bawah tanah hingga propaganda digital, Hamas menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sekadar kelompok milisi, melainkan entitas yang menguasai medan perang dengan cara yang unik dan efektif.
Meskipun tak punya kekuatan militer besar seperti Israel, strategi-strategi ini terbukti membuat IDF terus berada dalam tekanan, dan mengubah Gaza menjadi salah satu medan konflik paling kompleks di dunia.