Di Tengah Hujan Deras, Puluhan Ribu Warga Australia Padati Jembatan Ikonik Sydney untuk Palestina

Puluhan Ribu Warga Australia Padati Jembatan Ikonik Sydney untuk Palestina
Sumber :
  • BBC News / Dean Lewins/EPA

Gadget – Puluhan ribu warga Australia memadati Jembatan Sydney Harbour dalam sebuah demonstrasi pro-Palestina yang berlangsung dramatis dan bersejarah pada hari Minggu lalu. Aksi bertajuk “March for Humanity: Save Gaza” ini berhasil digelar setelah mendapatkan izin dari Mahkamah Agung sehari sebelumnya, meskipun sebelumnya ditentang oleh pihak kepolisian dan pemerintah setempat.

Warga Gaza Kecam Kunjungan Utusan Trump, Sebut Hanya Pencitraan di Tengah Krisis Kemanusiaan

Unjuk rasa ini menunjukkan kuatnya sentimen publik di Australia terhadap situasi kemanusiaan di Gaza, menyoroti tekanan yang semakin meningkat terhadap pemerintah Australia untuk mengambil sikap yang lebih tegas.

Perjuangan Hukum untuk Menggelar Aksi

Sebelum aksi ini berlangsung, penyelenggara dari Palestine Action Group menghadapi tantangan besar. Rencana unjuk rasa ini ditolak oleh polisi karena alasan keamanan dan potensi kemacetan lalu lintas. Premier New South Wales (NSW), Chris Minns, bahkan menyatakan tidak akan mengizinkan Sydney "berubah menjadi kekacauan" dan tidak dapat mendukung aksi dengan skala sebesar ini di jembatan ikonik tersebut.

Dari Kereta Gideon ke Batu Daud: Kisah Perlawanan Gaza yang Membuat Israel Mundur

Namun, Palestine Action Group mengajukan banding ke Mahkamah Agung NSW. Dalam putusannya, Hakim Belinda Rigg mengakui kekhawatiran polisi terkait keselamatan, tetapi ia menilai argumen penyelenggara tentang urgensi kemanusiaan di Gaza "sangat meyakinkan". Alhasil, Mahkamah Agung memutuskan untuk menolak permohonan pelarangan dari polisi dan memerintahkan penutupan Jembatan Sydney Harbour serta jalan-jalan di sekitarnya untuk kendaraan. Keputusan ini dinilai "bersejarah" oleh para penyelenggara karena memberikan perlindungan hukum bagi peserta aksi di bawah Summary Offences Act.

Lautan Manusia di Tengah Hujan Deras

Meskipun hujan deras mengguyur, puluhan ribu orang tetap hadir, mengubah Jembatan Sydney Harbour menjadi lautan bendera merah, hijau, hitam, dan putih. Mereka membawa spanduk dengan pesan-pesan kuat yang ditujukan kepada para politisi untuk menghentikan perang dan mengadvokasi gencatan senjata segera.

Terungkap! Kekuatan Tank Merkava Israel dalam Serangan ke Gaza

Beberapa poin penting dari jalannya aksi:

  • Pesan Utama: Peserta unjuk rasa menyerukan "Gencatan senjata, sekarang!" dan meneriakkan slogan-slogan seperti, "Malulah Israel, malulah Amerika Serikat."

  • Partisipasi Luas: Demonstrasi ini dihadiri oleh beragam kalangan, mulai dari keluarga dengan bayi kecil, aktivis, hingga tokoh-tokoh terkemuka. Pendiri WikiLeaks Julian Assange terlihat di antara kerumunan, bersama anggota parlemen federal Ed Husic dan mantan Perdana Menteri NSW Bob Carr.

  • Kehadiran Polisi: Polisi dari satuan anti-huru hara juga ditempatkan di sepanjang jembatan untuk mengamankan jalannya acara, memastikan aksi tetap berlangsung damai.

  • Perbandingan dengan Aksi Lain: Ini adalah kali kedua Jembatan Sydney Harbour ditutup untuk unjuk rasa publik sejak tahun 2023, ketika sekitar 50.000 orang berbaris dalam acara World Pride.

Suara Publik dan Tanggapan Pemerintah

Banyak peserta aksi mengungkapkan alasan personal mereka untuk hadir. Alec Beville, seorang ayah yang membawa putranya, Frankie, di pundaknya, mengatakan kepada BBC News, "Kami bisa membantu lebih banyak dengan bantuan kemanusiaan." Senada dengan itu, Zara Williams, yang menggendong bayinya, Avery, menyatakan bahwa Australia tidak bisa berdiam diri saat "ada kelaparan paksa pada seluruh populasi."

Di sisi lain, keputusan Mahkamah Agung disesalkan oleh lembaga seperti NSW Jewish Board of Deputies, yang menyatakan "kecewa" atas persetujuan aksi di Jembatan Sydney Harbour.

Terkait desakan untuk mengakui negara Palestina, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan dalam sebuah acara di ABC bahwa ia ingin melihat kondisi yang menjamin keamanan abadi bagi Israel terpenuhi sebelum Australia berkomitmen pada pengakuan negara Palestina. Ia menegaskan tidak akan terdorong oleh keputusan negara lain seperti Prancis, Kanada, dan Inggris yang telah mengindikasikan akan melakukannya.

Secara keseluruhan, aksi damai di Sydney ini menyoroti perdebatan yang terus berlangsung di Australia mengenai isu Israel-Palestina, serta peran pemerintah dalam menanggapi seruan publik.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget