Aplikasi ‘Text with Jesus’ Viral! Benarkah AI Bisa Gantikan Tuhan?

AI Ciptakan Yesus Virtual
Sumber :
  • ilustrasi

Kecerdasan buatan (AI) kini tidak hanya hadir di dunia bisnis atau hiburan, tetapi juga mulai menyentuh ranah spiritual. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul berbagai aplikasi dan chatbot keagamaan yang menawarkan interaksi langsung dengan tokoh-tokoh Alkitab versi digital. Fenomena ini menandai babak baru dalam hubungan antara iman dan teknologi, sekaligus menimbulkan perdebatan tentang batas moral dan spiritual dari inovasi tersebut.

Tablet Rp 2 Jutaan Ini Bikin Kaget! Samsung Galaxy Tab A11 Tahan Update OS 7 Tahun

Salah satu aplikasi yang paling menarik perhatian publik adalah “Text with Jesus”, sebuah layanan digital yang memungkinkan pengguna untuk “berbicara” dengan Yesus, Maria, Yusuf, hingga para rasul. Aplikasi ini dikembangkan oleh Catloaf Software, dan kini telah memiliki ribuan pelanggan berbayar. Penggunanya bisa bertanya soal ajaran agama, makna kehidupan, atau sekadar mencari penghiburan spiritual.

Menurut Stephane Peter, CEO Catloaf Software, ide di balik aplikasi ini bukan untuk menggantikan pendeta atau tokoh agama, tetapi untuk menciptakan sarana pendidikan keagamaan yang lebih interaktif. “Ini adalah cara baru membahas isu-isu keagamaan secara lebih hidup dan mudah diakses,” ujarnya seperti dikutip dari AFP.

5 Extension Google Chrome Terbaik 2025, Bikin Browser Lebih Canggih dari AI

Namun, meski secara terang-terangan menyebut dirinya berbasis AI, karakter virtual seperti Yesus atau Musa dalam aplikasi tersebut tidak mengakui bahwa mereka adalah hasil kecerdasan buatan. Peter menjelaskan, aplikasi itu berjalan dengan model GPT-5, versi terbaru dari ChatGPT, yang dinilai lebih konsisten menjaga karakter dan lebih meyakinkan dalam berdialog. Tak heran, meski menuai kontroversi, aplikasi “Text with Jesus” mendapat penilaian tinggi di App Store, dengan rating 4,7 dari 5.


ByteDance Luncurkan Seed3D 1.0: Ubah Foto Biasa Jadi Model 3D Realistis dalam Sekejap

Reaksi Campur dari Dunia Keagamaan

Kemunculan Yesus virtual ini memicu reaksi beragam. Di satu sisi, ada yang menganggapnya sebagai inovasi menarik untuk memperluas pemahaman spiritual. Namun di sisi lain, banyak pihak menilai kehadiran AI dalam agama berpotensi menurunkan makna kesucian dan kedalaman spiritual.

Contohnya datang dari organisasi Catholic Answers, yang pada tahun lalu meluncurkan karakter animasi bernama Father Justin. Karakter ini dimaksudkan sebagai asisten digital untuk menjawab pertanyaan seputar Katolik. Akan tetapi, dalam waktu singkat, proyek itu menuai kritik tajam. “Banyak orang tersinggung karena kami menggunakan karakter seorang pendeta,” ujar Christopher Costello, direktur teknologi lembaga tersebut. Akhirnya, tim mengganti nama “Father Justin” menjadi hanya “Justin” demi menghindari kesan bahwa AI menggantikan peran manusia rohani. “Kami tidak ingin mengambil alih peran pendeta, kami hanya ingin membantu,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
img_title