Patrick Kluivert Terancam Dipecat! 5 Pelatih Dunia yang Siap Rebut Kursi Panas Timnas Indonesia, Nomor 1 Eks Manchester United!

Patrick Kluivert
Sumber :
  • tvonenews.com

Kegagalan Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026 membawa gelombang kekecewaan besar di kalangan penggemar sepak bola Tanah Air. Nama Patrick Kluivert kini berada di ujung tanduk setelah skuad Garuda kalah 0-1 dari Irak dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Minggu (12/10/2025) dini hari WIB.

Radja Nainggolan Akui Menyesal: “Saya Lebih Dihormati Jika Bermain untuk Indonesia”

Kekalahan itu tidak hanya mengubur mimpi lolos ke Piala Dunia, tetapi juga memunculkan tagar #KluivertOut yang sempat viral di media sosial X. Lebih dari 30.000 pengguna menulis tagar tersebut, menandakan bahwa publik mulai kehilangan kepercayaan terhadap pelatih asal Belanda itu. Bahkan, di stadion, seruan agar Kluivert mundur menggema dari tribun penonton.

Kini, masa depan Kluivert di Timnas Indonesia berada di persimpangan. Ada tiga kemungkinan yang mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan. Pertama, PSSI tetap mempertahankan Kluivert hingga kontraknya berakhir pada 2027. Kedua, federasi bisa saja memutus kontraknya lebih awal. Ketiga, Kluivert memilih mundur sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan di kualifikasi.

Curhat ke Media Prancis, Calvin Verdonk Masih Terbayang Luka Gagalnya Timnas Indonesia

Jika opsi kedua atau ketiga benar terjadi, publik tentu penasaran siapa sosok yang paling cocok menggantikan Kluivert di kursi panas pelatih Timnas Indonesia. Melihat hubungan erat PSSI dengan Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB), kemungkinan besar pelatih pengganti masih berasal dari Negeri Kincir Angin. Berikut lima kandidat kuat yang dinilai cocok untuk menukangi Timnas Indonesia.

1. Erik ten Hag

AFC Resmi Jatuhkan Sanksi ke PSSI Usai Gagal ke Piala Dunia 2026, Dua Pelanggaran Fatal Terungkap

Nama pertama yang mencuat adalah Erik ten Hag, mantan pelatih Manchester United dan Ajax Amsterdam. Meski baru saja berpisah dengan klub Bundesliga, Bayer Leverkusen, setelah hanya dua pertandingan, Ten Hag tetap menjadi salah satu pelatih top Eropa dengan reputasi mentereng.

Di bawah asuhannya, Ajax tampil gemilang dengan gaya menyerang agresif dan permainan kolektif yang rapi, bahkan berhasil menembus semifinal Liga Champions musim 2018/2019. Ten Hag juga sukses mempersembahkan dua trofi untuk Manchester United. Dengan statusnya yang kini tanpa klub, peluang PSSI untuk mendekatinya terbuka lebar.

Selain itu, sistem permainan Ten Hag yang fleksibel — sering menggunakan formasi 3-4-3 atau 4-2-3-1 — cocok dengan karakter permainan Timnas Indonesia saat ini. Kombinasi disiplin taktik dan kemampuan membangun permainan dari bawah membuat Ten Hag dianggap sebagai sosok ideal untuk membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi.

2. Mark van Bommel

Selanjutnya ada Mark van Bommel, salah satu pelatih muda berbakat asal Belanda. Kariernya cukup impresif, terutama ketika berhasil membawa Royal Antwerp menjadi juara Liga Belgia musim 2022/2023. Pencapaian itu semakin istimewa karena diraih dengan skuad yang tidak bertabur bintang.

Van Bommel juga memiliki pengalaman melatih di klub besar seperti PSV Eindhoven dan VfL Wolfsburg. Ia dikenal sebagai pelatih yang tegas, disiplin, dan punya kemampuan membangun mental juara di ruang ganti. Saat ini, Van Bommel juga sedang berstatus tanpa klub, yang berarti PSSI tidak perlu menunggu lama untuk melakukan negosiasi.

3. Bert van Marwijk

Tak kalah menarik, ada nama Bert van Marwijk, pelatih kawakan yang sudah malang melintang di dunia sepak bola internasional. Ia adalah sosok yang membawa Belanda ke final Piala Dunia 2010 sebelum akhirnya kalah dari Spanyol.

Keunggulan lain Van Marwijk adalah pengalamannya melatih di kawasan Asia. Ia pernah menangani Timnas Arab Saudi, Australia, dan Uni Emirat Arab. Pengalaman ini tentu menjadi nilai tambah besar jika PSSI menginginkan pelatih yang paham karakter sepak bola Asia.

Meski saat ini tidak sedang melatih klub mana pun, Van Marwijk masih aktif di dunia sepak bola sebagai anggota Dewan Pengawas klub MVV Maastricht di Liga 2 Belanda. Dengan rekam jejak dan pengetahuannya tentang sepak bola Asia, ia berpotensi besar menjadi pilihan strategis bagi Timnas Indonesia.

4. Phillip Cocu

Nama berikutnya adalah Phillip Cocu, mantan pelatih PSV Eindhoven yang pernah membawa klub tersebut meraih tiga gelar juara Eredivisie. Sejak 2023, Cocu belum terikat dengan klub mana pun, namun reputasinya di Eropa tetap kuat.

Sebagai pelatih, Cocu dikenal memiliki filosofi permainan yang menekankan penguasaan bola, pressing tinggi, dan pengembangan pemain muda — gaya yang cocok dengan karakter skuad Garuda yang tengah dalam masa transisi regenerasi.

Dibanding kandidat lain, Cocu adalah pelatih dengan catatan gelar domestik terbanyak. Pengalamannya di Eropa bisa menjadi inspirasi bagi para pemain muda Indonesia untuk tampil lebih disiplin dan profesional di lapangan.

5. Alex Pastoor

Terakhir, ada nama yang tak asing lagi di lingkungan Timnas Indonesia, yakni Alex Pastoor. Ia saat ini menjabat sebagai asisten pelatih Patrick Kluivert. Dari segi pengalaman, Pastoor memiliki rekam jejak yang tidak kalah mentereng. Ia pernah membawa tiga klub berbeda promosi ke Eredivisie, liga kasta tertinggi di Belanda.

Jika Kluivert benar-benar dipecat atau memilih mundur, Alex Pastoor bisa menjadi solusi cepat dan efektif bagi PSSI. Ia sudah memahami karakter para pemain, kultur sepak bola Indonesia, serta sistem latihan yang sudah berjalan. Dengan pengalaman panjang di Eropa dan kedekatan dengan skuad saat ini, Pastoor bisa lebih leluasa mengeksekusi taktiknya sendiri tanpa bayang-bayang Kluivert.


Krisis di tubuh Timnas Indonesia memang tidak bisa diselesaikan dalam semalam. Namun, memilih pelatih yang tepat adalah langkah awal untuk mengembalikan kepercayaan publik dan memperbaiki arah permainan. Lima nama di atas menawarkan keunggulan masing-masing — dari pengalaman internasional, kemampuan taktis, hingga rekam jejak prestasi.

Kini, bola ada di tangan PSSI. Apakah mereka akan tetap mempertahankan Patrick Kluivert demi kontinuitas jangka panjang, atau berani mengambil langkah baru dengan mendatangkan pelatih kelas dunia untuk membangkitkan kembali semangat Garuda di kancah internasional? Semua mata kini tertuju ke federasi.