Dari Neraka ke Surga: Kisah Pembebasan Ribuhan Tahanan Palestina dari Penjara Israel
- aa.com.tr
Gadget – Sejumlah warga Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel pada Senin (13/10/2025) membuka suara tentang pengalaman mengerikan mereka selama masa penahanan. Salah satu tahanan bahkan menggambarkan Penjara Ofer di Tepi Barat yang diduduki sebagai "rumah jagal."
Ahmed Awad, salah satu mantan tahanan yang baru dibebaskan, mengungkapkan kepada CNN bahwa kondisi di dalam penjara sangat mencekam. "Anda tidak bisa membayangkan cara mereka memperlakukan tahanan. Mereka mempermalukan kami dan memukuli kami setiap hari tanpa alasan," tutur Ahmed dengan nada emosional.
Faisal Mahmood Abdullah Al Khaleefi, mantan tahanan lainnya, menambahkan bahwa para tahanan tidak diberikan akses perawatan medis. Parahnya lagi, dokter di penjara ikut terlibat dalam pemukulan tahanan. Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) juga melaporkan insiden penganiayaan terhadap beberapa tahanan saat mereka naik bus menuju kebebasan. Banyak dari mereka mengalami patah tulang rusuk dan trauma serius.
Namun, Layanan Penjara Israel membantah tuduhan tersebut, menyebut tidak mengetahui insiden itu sama sekali.
1. Perlakuan Brutal dan Penyiksaan di Penjara Israel
Selama dua tahun perang di Gaza, laporan tentang penyiksaan, kekerasan seksual, dan perlakuan buruk terhadap tahanan Palestina telah beredar luas. Banyak dari mereka yang baru dibebaskan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan fisik serta penurunan berat badan yang signifikan.
Yasser Abu Turki, salah satu tahanan yang dibebaskan, menggambarkan perasaannya usai lepas dari jeruji besi. "Rasanya seperti keluar dari neraka dan masuk ke surga. Ini campuran perasaan yang sulit diungkapkan: sakit, bahagia, dan perasaan aneh lainnya," katanya.
Organisasi hak asasi manusia Israel, B’Tselem, menuding bahwa perlakuan buruk dan tindakan tidak manusiawi terhadap warga Palestina telah menjadi kebijakan resmi di penjara Israel. Para tahanan dilaporkan tidak mendapatkan perawatan medis, makanan yang layak, dan sering kali mengalami kekerasan fisik. Namun, Israel membantah tuduhan ini, mengklaim sistem penjaranya mematuhi hukum internasional.
2. Lebih dari 10 Ribu Warga Palestina Masih Ditahan Secara Tidak Sah
Hampir 2 ribu warga Palestina dibebaskan dari penjara-penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Dari jumlah tersebut, sekitar 250 merupakan narapidana yang menjalani hukuman seumur hidup, sementara 1.700 lainnya adalah warga Gaza yang ditahan tanpa dakwaan sejak awal perang Oktober 2023.
Menurut laporan Al Jazeera, lebih dari 10 ribu warga Palestina masih ditahan secara tidak sah di penjara Israel. Salah satu nama yang mencuat adalah Hussam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, yang diculik oleh pasukan Israel pada Desember 2024. Amnesty International menyoroti bahwa Abu Safia ditahan tanpa dakwaan atau persidangan berdasarkan undang-undang keamanan Israel.
Pada kunjungan pengacara Abu Safia ke Penjara Ofer Juli lalu, diketahui bahwa dokter tersebut mengalami penganiayaan dan penurunan berat badan drastis selama masa penahanan. Meskipun CNN sempat melaporkan bahwa Israel tidak akan membebaskan Abu Safia, nama tersebut akhirnya muncul dalam daftar pembebasan Senin kemarin.
3. Larangan Merayakan Pembebasan oleh Israel
Israel melarang warga Palestina merayakan pembebasan para tahanan. Bahkan, tentara Israel menembakkan gas air mata ke arah anggota keluarga dan jurnalis yang menunggu di dekat Penjara Ofer.
Sejumlah kerabat tahanan melaporkan bahwa mereka telah mendapat peringatan dari petugas keamanan Israel untuk tidak mengadakan perayaan, mengibarkan bendera, atau berkumpul di tempat umum. "Saat ini, hal tersulit adalah mengatakan kebenaran," ujar Hani al-Zeer, kerabat seorang tahanan yang telah dipenjara selama 23 tahun.
Pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, mengecam larangan ini sebagai bentuk apartheid modern. "Mereka menyebutnya perdamaian, tetapi bagi warga Palestina, ini berisiko menjadi bentuk apartheid yang paling parah. Seluruh mata harus tetap tertuju pada Palestina. Warga dunia, jangan berpaling sekarang," tulis Albanese di platform media sosial X.
Kesimpulan:
Kisah para tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel mengungkapkan realitas gelap di balik tembok penjara. Penyiksaan, perlakuan tidak manusiawi, dan larangan merayakan kebebasan menunjukkan bahwa konflik antara Israel dan Palestina masih jauh dari selesai. Dunia internasional diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap situasi ini demi menciptakan keadilan bagi kedua belah pihak.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |