Detik-Detik Mencekam! Polisi Gerebek Rumah Penyekapan di Tangsel, 5 Korban Disiksa karena Jual-Beli Mobil

Polisi Gerebek Rumah Penyekapan di Tangsel
Sumber :
  • ilustrasi

Suasana mencekam terjadi di sebuah rumah di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Polisi dengan sigap melakukan penggerebekan untuk membebaskan para korban penyekapan dan penyiksaan yang diduga terjadi usai transaksi jual-beli mobil. Aksi tersebut berlangsung menegangkan, diwarnai teriakan, ketegangan, dan kejar-kejaran antara aparat dengan para pelaku.

Jangan Panik Saat Hujan! Ini Rahasia Biar Kaca Mobil Nggak Berembun dan Pandangan Tetap Jelas!

Dalam video yang beredar luas di media sosial, terlihat jelas bagaimana polisi berpakaian sipil mendobrak sebuah rumah dan langsung menangkap seorang pria yang diduga pelaku utama. Pria itu kemudian digelandang keluar dengan tangan terborgol, sementara sejumlah petugas lain segera memeriksa isi rumah. Momen tersebut memperlihatkan bagaimana ketegangan di lapangan begitu tinggi, namun berhasil dikendalikan dengan cepat oleh aparat.

Tak berhenti di situ, polisi juga bergerak ke sejumlah lokasi berbeda yang diyakini menjadi tempat para korban disekap. Di salah satu indekos di kawasan Tangsel, petugas berhasil menemukan tiga orang korban dalam kondisi mengenaskan. Ketiganya tampak terlelap di kamar sempit tanpa ventilasi memadai. Setelah itu, di kamar lain, polisi menemukan dua korban tambahan dalam keadaan lemas dan ketakutan.

Deretan Dashcam Terbaik 2025: Canggih, Aman, dan Penuh Fitur Pintar

Namun, proses evakuasi tidak berjalan mulus. Pintu kamar para korban sempat terkunci rapat dari luar, membuat polisi harus berjuang keras membukanya. Setelah berhasil masuk, para petugas langsung memastikan kondisi para korban dan meminta mereka menunjukkan bekas luka akibat penyiksaan yang dialami. Salah seorang korban dengan suara gemetar mengaku, “Dicambuk pakai selang, pakai bekas gantungan baju,” sambil memperlihatkan punggungnya yang penuh luka lebam.

Mendengar pengakuan tersebut, polisi segera meminta para korban untuk mengenakan pakaian dan mengamankan barang-barang pribadi mereka. “Ya sudah cukup, pakai bajumu. Barangmu jangan sampai ada yang ketinggalan di sini. KTP, dompet, apapun bawa,” ujar salah satu petugas dengan nada tegas namun menenangkan.

Bukan Kaleng-Kaleng! Tesla Rilis Mobil Listrik Murah, Tetap Punya Teknologi Kelas Atas!

Tidak berselang lama, di tempat berbeda, dua orang terduga pelaku lainnya juga berhasil diamankan. Mereka pun digelandang dengan tangan terborgol menuju mobil polisi. Dengan begitu, total ada beberapa pelaku yang berhasil ditangkap dalam waktu singkat setelah laporan diterima.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi, membenarkan penangkapan para pelaku serta pembebasan lima korban penyekapan. Ia menjelaskan bahwa pihaknya bergerak cepat begitu menerima laporan mengenai dugaan penyekapan yang berkaitan dengan transaksi jual-beli kendaraan. “Dalam waktu singkat, kita bersyukur semua bahwa pelaku sudah diamankan oleh Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kemarin siang diamankan,” ujar Ade pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Ade menambahkan, hingga kini penyidik masih melakukan pemeriksaan mendalam terhadap para pelaku. Dari hasil sementara, tiga orang telah ditetapkan sebagai terduga pelaku utama yang diduga terlibat langsung dalam penyekapan dan penyiksaan. “Saat ini masih dilakukan pemeriksaan. Ada tiga orang yang diamankan,” ungkapnya.

Kasus ini bermula dari laporan masyarakat yang mendengar adanya jeritan dan suara gaduh dari salah satu rumah kontrakan di wilayah Tangsel. Setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa rumah tersebut menjadi lokasi penyekapan korban yang tertipu dalam transaksi jual-beli mobil. Para korban disebut datang untuk menyelesaikan urusan jual beli, namun justru dianiaya dan disekap selama beberapa hari.

Sebelumnya, beredar pula rekaman video yang memperlihatkan tiga pria dengan punggung penuh luka tengah mengoleskan salep ke tubuh masing-masing. Dalam video tersebut, tampak ketiganya duduk saling membelakangi sambil bergantian mengobati luka-luka akibat pukulan benda tumpul. Di sisi lain, dua pria lain berdiri mengawasi dengan ekspresi garang dan memberi perintah agar korban mengoleskan obat dengan benar. Salah satu dari mereka terdengar berkata dengan nada mengancam, “Cepat, jangan banyak alasan. Olesin semua biar nggak infeksi!”

Video itu sontak viral di media sosial dan memicu kemarahan publik. Banyak warganet mengecam tindakan kejam para pelaku yang memperlakukan korban layaknya tahanan tanpa hak. Unggahan tersebut juga mempercepat gerak aparat kepolisian untuk menelusuri lokasi dan identitas para pelaku.

Kini, setelah pembebasan para korban, polisi tengah mendalami motif di balik aksi sadis ini. Dugaan sementara, para pelaku merasa dirugikan dalam transaksi jual-beli mobil, sehingga memilih menahan para korban secara paksa untuk memaksa pengakuan atau kompensasi. Namun, penyidik masih mendalami apakah ada motif lain seperti dendam pribadi atau penipuan berantai.

Para korban saat ini tengah menjalani perawatan medis akibat luka yang mereka alami. Mereka juga mendapat pendampingan psikologis untuk mengatasi trauma yang muncul setelah disiksa dan disekap. Sementara itu, polisi berjanji akan menindak tegas para pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.

Brigjen Ade Ary menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir tindakan kekerasan dalam bentuk apapun. “Kami pastikan para pelaku akan diproses hukum dengan pasal yang sesuai. Tidak ada ruang bagi penyekapan dan penyiksaan di negara ini,” tegasnya.

Kasus ini menjadi pengingat betapa pentingnya kewaspadaan dalam setiap transaksi, terutama yang melibatkan jumlah uang besar seperti jual-beli kendaraan. Masyarakat diimbau agar selalu melakukan transaksi di tempat aman, seperti kantor dealer resmi atau di lokasi publik yang memiliki pengawasan kamera CCTV.

Kini, berkat kerja cepat aparat kepolisian, kelima korban berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup. Meski mengalami luka fisik dan batin, mereka bersyukur telah terbebas dari mimpi buruk yang nyaris merenggut nyawa. Sementara itu, proses hukum terhadap para pelaku masih berjalan, dan publik berharap agar keadilan benar-benar ditegakkan.