AS Siagakan 10.000 Tentara di Karibia, Benarkah Bersiap Serang Venezuela?
- us
Pernyataan itu segera mendapat kecaman keras dari Caracas. Pemerintah Venezuela menilai ucapan Trump merupakan ancaman nyata terhadap hukum internasional dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara mereka. Menurut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Venezuela, langkah AS tersebut memperlihatkan pola agresi yang serupa dengan intervensi militer di negara-negara lain sebelumnya.
Bersamaan dengan itu, laporan intelijen Venezuela mengklaim telah mendeteksi lima jet tempur siluman F-35 milik AS yang melintas di atas wilayah udara mereka. Caracas menuduh penerbangan tersebut dilakukan dengan sengaja sebagai bentuk provokasi. Militer Venezuela bahkan sempat menyiagakan sistem pertahanan udaranya untuk mengantisipasi potensi serangan mendadak.
Tidak berhenti di situ, pada Agustus lalu, militer AS mengerahkan sejumlah besar armada tempur ke kawasan tersebut. Armada itu terdiri dari tiga kapal destroyer, satu kapal selam nuklir, satu kapal serbu amfibi, serta hampir 4.500 marinir. Washington kembali menegaskan bahwa pengiriman pasukan itu bertujuan untuk menumpas sindikat narkoba yang disebut beroperasi dari wilayah Venezuela dan negara-negara sekitarnya.
Namun, pemerintah Venezuela bersikukuh menolak semua tuduhan itu. Presiden Nicolás Maduro menyebut bahwa AS menggunakan isu narkoba sebagai alasan untuk melakukan serangan politik dan militer. “Mereka menciptakan narasi palsu untuk menjustifikasi agresi terhadap bangsa kami,” ujar Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi nasional.
Sebagai langkah antisipatif, Maduro mengerahkan sekitar 25.000 personel militer ke berbagai titik strategis di darat dan laut. Pasukan tersebut disiagakan untuk menjaga perbatasan dan menghadapi segala kemungkinan di tengah meningkatnya tekanan dari AS. Venezuela juga meningkatkan patroli udara dan maritim guna memastikan keamanan wilayahnya tetap terjaga.
Para pengamat politik menilai langkah AS ini sebagai bagian dari strategi tekanan global terhadap negara-negara yang menentang kebijakan Washington. Venezuela, yang selama ini menjadi sekutu Rusia, Tiongkok, dan Iran, dianggap sebagai batu sandungan bagi pengaruh AS di Amerika Latin. Dengan menempatkan kekuatan militer di Karibia, AS tampaknya ingin mengirim pesan keras bahwa mereka siap mengambil tindakan apa pun untuk menekan rezim Maduro.