Louis van Gaal, Si Jenius Keras Kepala: Dari Ajax hingga Manchester United, Begini Deretan Prestasinya yang Bikin Dunia Takjub!
- Manchester United
Van Gaal juga memiliki hubungan panjang dengan Tim Nasional Belanda. Ia tiga kali dipercaya menjadi pelatih “De Oranje”. Pada periode pertamanya (2000–2001), ia gagal membawa Belanda ke Piala Dunia 2002. Namun, kegagalan itu dibayar lunas pada masa keduanya (2012–2014). Di bawah arahannya, Belanda tampil luar biasa di Piala Dunia 2014Brasil dan finis di posisi ketiga. Momen paling berkesan adalah ketika Belanda menghancurkan Spanyol 5–1 di laga pembuka dan menaklukkan Brasil 3–0 di perebutan tempat ketiga. Van Gaal juga dikenal karena keputusan taktisnya yang berani, seperti ketika memasukkan kiper cadangan Tim Krul di menit akhir laga perempat final untuk menghadapi adu penalti melawan Kosta Rika. Keputusan itu terbukti brilian, karena Krul berhasil menjadi pahlawan.
Pada periode ketiganya (2021–2022), Van Gaal kembali membawa Belanda tampil solid di Piala Dunia 2022 Qatar, sebelum akhirnya tersingkir melalui adu penalti dramatis melawan Argentina di babak perempat final. Ia dikenal sebagai pelatih yang selalu detail, analitis, dan memiliki kemampuan membaca pertandingan dengan cermat.
Selain di klub besar, Van Gaal juga membuktikan kemampuannya bersama tim yang lebih kecil, yaitu AZ Alkmaar. Selama memimpin klub tersebut dari 2005 hingga 2009, ia berhasil mempersembahkan gelar Eredivisie 2008–09. Prestasi ini dianggap sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah klub dan menjadi bukti nyata bahwa Van Gaal mampu mengubah tim biasa menjadi juara melalui kedisiplinan dan strategi yang matang.
Kesuksesan Van Gaal berlanjut saat menangani Bayern Munich (2009–2011). Di klub Jerman itu, ia membawa Bayern meraih gelar Bundesliga dan DFB-Pokal pada musim 2009–10, serta memenangkan DFL-Supercup 2010. Musim yang sama, Bayern juga mencapai final Liga Champions UEFA, meski harus mengakui keunggulan Inter Milan dengan skor 0–2. Selain prestasi tersebut, Van Gaal berjasa besar dalam perkembangan pemain muda Bayern. Ia memberi debut kepada Thomas Müller, David Alaba, dan Holger Badstuber, serta mengubah posisi Bastian Schweinsteiger menjadi gelandang bertahan, peran yang kemudian membawanya sukses bersama timnas Jerman.
Pada 2014, Van Gaal melanjutkan kariernya ke Inggris untuk menangani Manchester United. Meski sering dikritik karena gaya bermain yang dianggap kaku dan defensif, ia berhasil membawa MU menjuarai FA Cup 2015–16, trofi pertama klub itu setelah kepergian Sir Alex Ferguson. Meski masa baktinya di Old Trafford tak berlangsung lama, ia meninggalkan dasar taktik yang kemudian dikembangkan oleh pelatih-pelatih berikutnya.