Dukungan Dunia: AS, Inggris, dan Prancis Bentuk Resolusi PBB untuk Stabilisasi Gaza!
- BBC
Starmer menekankan bahwa proses ini membutuhkan waktu karena melibatkan banyak pihak, termasuk negara-negara kontributor pasukan dan mediator gencatan senjata di wilayah tersebut.
Kesiapan Negara-Negara Kontributor
Menurut dua penasihat senior AS, Washington telah menjalin komunikasi intensif dengan sejumlah negara untuk kemungkinan berkontribusi dalam pasukan internasional tersebut. Beberapa negara yang dilibatkan antara lain Indonesia, Uni Emirat Arab, Mesir, Qatar, Azerbaijan, dan Italia.
Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, sebelumnya menyatakan siap mengirim 20.000 atau lebih tentara ke Gaza jika ada resolusi PBB yang memandatkannya. Komitmen ini disampaikan oleh Prabowo dalam Sidang Majelis Umum PBB pada 23 September lalu, menunjukkan dukungan aktif Indonesia terhadap perdamaian di wilayah Timur Tengah.
Italia juga telah menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam misi ini, sementara negara-negara Arab seperti Mesir dan Qatar diprediksi akan berperan besar sebagai mediator dan penyedia logistik bagi operasi pasukan internasional.
Tantangan dan Kontroversi
Langkah diplomatik ini muncul setelah Presiden AS, Donald Trump, memberikan peringatan keras kepada Hamas bahwa jika mereka terus melakukan tindakan kekerasan di Gaza, AS akan turun tangan dengan cara yang lebih agresif. Tuduhan terhadap Hamas semakin meningkat setelah insiden penembakan warga sipil Palestina oleh kelompok bandit yang diduga didukung oleh Israel.
Di sisi lain, seorang pejabat senior Hamas menuduh Israel telah melanggar gencatan senjata dengan menewaskan sedikitnya 23 orang pada Jumat. Daftar pelanggaran tersebut telah diserahkan kepada para mediator untuk ditindaklanjuti.
Harapan untuk Perdamaian yang Berkelanjutan
Pembentukan pasukan internasional di Gaza diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menciptakan stabilitas di wilayah yang telah lama dilanda konflik. Dengan dukungan diplomatis dari AS, Inggris, dan Prancis, serta keterlibatan negara-negara regional dan internasional, harapan akan perdamaian di Gaza semakin terlihat nyata.
Namun, tantangan besar tetap ada, baik dari sisi politik maupun praktis. Mandat pasukan internasional ini harus dirumuskan secara hati-hati agar tidak hanya menciptakan stabilitas tetapi juga memastikan perlindungan bagi warga sipil yang rentan di wilayah tersebut.