Jika Louis van Gaal Resmi Latih Garuda, 4 Pemain Ini Bisa Kehilangan Tempat!

Louis van Gaal
Sumber :
  • x.com

Gadget – Rumor kedatangan Louis van Gaal ke kursi pelatih Timnas Indonesia terus menguat. Mantan pelatih Belanda dan Barcelona itu disebut akan menggantikan Patrick Kluivert, yang baru saja dipecat usai gagal membawa Garuda lolos ke Piala Dunia 2026.

Media Inggris Heran: FIFA dan AFC Bungkam Soal Protes Indonesia atas Keuntungan Arab Saudi

Kehadiran Van Gaal tentu membawa harapan baru, tapi juga potensi perubahan besar. Pria berusia 73 tahun itu terkenal dengan karakter disiplin ekstrem, sistematis, dan tanpa kompromi. Ia tidak menyukai pemain yang terlalu lama menguasai bola atau sering berimprovisasi di luar taktik.

Bahkan, di masa lalu, Van Gaal pernah menyingkirkan bintang seperti Juan Roman Riquelme dari Barcelona karena dinilai tidak cocok dengan sistem permainan cepat dan efisien yang ia terapkan.

Jurnalis Inggris Bongkar Dugaan Kecurangan FIFA-AFC, Timnas Indonesia Jadi Korban di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Jika benar jadi melatih, beberapa pemain Timnas Indonesia bisa saja tersingkir, bukan karena kualitas rendah, melainkan karena gaya bermain mereka bertolak belakang dengan filosofi Van Gaal. Berikut empat nama yang paling berisiko.


Komentar Pedas Warga Pantai Gading Usai Timnas Indonesia U-17 Tahan Imbang Jelang Piala Dunia

1. Thom Haye

Nama pertama yang disebut-sebut bisa jadi korban adalah Thom Haye. Gelandang kelahiran Belanda ini dikenal sebagai pemain dengan visi bermain tinggi dan kemampuan menjaga tempo yang rapi. Ia ahli dalam membangun serangan dan mengatur ritme dari lini tengah.

Namun, Van Gaal dikenal tidak menyukai pemain yang “terlalu elegan” atau lamban dalam transisi. Dalam sistemnya, kecepatan berpikir dan eksekusi sangat vital. Haye, yang kerap memperlambat permainan untuk mencari opsi umpan terbaik, bisa dianggap tidak cocok.

Selain itu, daya tahannya juga kerap dipertanyakan. Beberapa laga terakhir menunjukkan ia sulit bermain penuh 90 menit dengan intensitas tinggi. Jika Van Gaal menuntut pressing ketat dan serangan cepat, Haye mungkin akan kesulitan menyesuaikan diri.


2. Marc Klok

Pemain naturalisasi asal Belanda ini sudah menjadi figur penting di lini tengah Garuda selama beberapa tahun terakhir. Marc Klok dikenal sebagai gelandang pekerja keras dengan kemampuan umpan, pressing, dan leadership yang kuat.

Namun, performanya belakangan menurun. Dalam beberapa pertandingan terakhir, termasuk saat menghadapi Arab Saudi, Klok sering kehilangan bola dan tidak seefektif dulu dalam mengatur tempo.

Di usia 32 tahun, kemampuan mobilitasnya tentu tak sekuat pemain muda. Van Gaal kemungkinan lebih memilih gelandang dengan stamina tinggi dan kecepatan dalam menekan lawan. Klok bisa tergeser oleh pemain dengan profil lebih dinamis, seperti Marselino Ferdinan atau Justin Hubner yang lebih agresif dalam transisi.


3. Jordi Amat

Sebagai bek senior, Jordi Amat punya pengalaman dan kemampuan membaca permainan yang luar biasa. Ia menjadi salah satu tulang punggung pertahanan Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert.

Amat dikenal piawai dalam distribusi bola dari belakang dan memiliki positioning matang. Namun, di usia 33 tahun, aspek fisiknya mulai menurun. Dalam sistem Van Gaal yang menuntut build-up cepat dan pressing tinggi, Amat bisa jadi tidak lagi jadi pilihan utama.

Selain itu, Van Gaal cenderung menyukai bek muda yang bisa bergerak cepat dalam mengantisipasi transisi lawan. Amat mungkin akan lebih sering menghuni bangku cadangan, terutama jika pelatih asal Belanda itu membawa pendekatan serupa dengan sistem 3-5-2 atau 4-3-3 yang membutuhkan bek lincah dan agresif.


4. Stefano Lilipaly

Nama terakhir adalah Stefano Lilipaly, salah satu pemain paling kreatif di skuad Garuda. Dikenal dengan kontrol bola apik dan visi menyerang tajam, Fano sering menjadi pembeda lewat pergerakan cerdas dan penyelesaian akurat.

Sayangnya, dalam sistem yang sangat terstruktur seperti milik Van Gaal, kreativitas individual kadang tidak punya tempat besar. Lilipaly lebih cocok dalam tim yang memberi ruang improvisasi. Selain itu, permainan fisik dan pressing ketat bukan keunggulannya.

Usianya yang sudah di atas 34 tahun juga membuatnya sulit mengikuti intensitas permainan cepat yang disukai Van Gaal. Pelatih Belanda itu cenderung memprioritaskan pemain muda dengan daya eksplosif tinggi di posisi gelandang serang atau sayap.


Jika rumor ini menjadi kenyataan, Louis van Gaal bisa membawa perubahan drastis dalam sistem dan seleksi pemain Timnas Indonesia. Pendekatannya yang keras dan perfeksionis mungkin akan membuat beberapa nama senior tergeser, tapi juga membuka peluang bagi generasi muda untuk tampil.

Pemain seperti Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, atau Hugo Samir bisa jadi lebih disukai karena kecepatan dan agresivitas mereka sesuai dengan gaya Van Gaal yang menuntut transisi cepat dan pressing kolektif.

Namun, apa pun keputusannya nanti, transformasi ini akan menjadi babak baru yang menarik dalam perjalanan sepak bola Indonesia—antara disiplin Belanda dan semangat Garuda.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget