Putin Disebut Ingin Damai, Tapi Zelenskyy Bongkar Fakta Mengejutkan di Depan Trump!
- wiki
Pertemuan Puncak di Budapest
Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengumumkan bahwa dirinya dan Putin telah menyepakati rencana pertemuan puncak baru di Budapest, Hungaria. Pertemuan ini dijadwalkan menjadi yang pertama sejak konferensi di Alaska pada Agustus lalu yang berakhir tanpa hasil. “Kami akan duduk bersama lagi. Kali ini di Budapest. Saya yakin akan ada kemajuan besar,” ujar Trump optimistis.
Rencana pertemuan tersebut menimbulkan banyak spekulasi. Beberapa diplomat Barat melihatnya sebagai peluang bagi gencatan senjata, namun ada pula yang skeptis terhadap niat Rusia. Sejumlah pengamat menilai Putin hanya berusaha menenangkan tekanan internasional sambil tetap memperkuat posisi militernya di lapangan.
Zelenskyy Tetap Waspada
Sementara itu, Zelenskyy menegaskan bahwa Ukraina tidak akan berhenti mempertahankan kedaulatannya, sekalipun tekanan diplomatik meningkat. Ia menilai setiap langkah negosiasi harus disertai dengan bukti nyata bahwa Rusia memang menghentikan serangan. “Kami terbuka untuk dialog, tetapi bukan untuk menyerah,” tegasnya.
Zelenskyy juga mengingatkan bahwa rakyat Ukraina telah membayar harga mahal dalam perang ini. Ribuan warga sipil tewas, jutaan lainnya mengungsi, dan banyak infrastruktur penting hancur lebur. Oleh karena itu, ia tidak ingin terburu-buru percaya pada janji perdamaian yang belum terbukti.
“Setiap kali Rusia berbicara soal perdamaian, di saat yang sama mereka menembakkan rudal ke rumah sakit dan sekolah. Jadi, saya akan percaya pada tindakan, bukan kata-kata,” tambahnya dengan nada tajam.
Situasi di Lapangan Masih Memanas
Laporan terbaru dari Ukraina menunjukkan bahwa serangan udara Rusia masih terjadi di beberapa wilayah strategis, termasuk Odessa dan Zaporizhzhia. Militer Ukraina juga mengklaim berhasil menembak jatuh lebih dari 30 drone Shahed buatan Iran yang digunakan Rusia untuk menyerang infrastruktur energi.
Di sisi lain, Moskow menuduh Ukraina melancarkan serangan balasan di wilayah perbatasan Belgorod. Pemerintah Rusia menyebut serangan itu sebagai “tindakan teroris” dan berjanji akan membalas dengan keras. Situasi ini menandakan bahwa medan perang masih jauh dari kata tenang, meski wacana perdamaian mulai mencuat kembali.