Teror Suara Hantu dari Thailand Bikin Warga Kamboja Stres dan Tak Bisa Tidur: ‘Perang Suara’ di Perbatasan Asia Tenggara
- lifehack
Warga Hidup dalam Ketakutan
Di sisi lain, kesaksian warga di daerah perbatasan memperlihatkan dampak nyata dari teror suara tersebut. Seorang warga desa di provinsi Oddar Meanchey, yang tak jauh dari perbatasan Thailand, mengaku tidak bisa tidur selama empat malam berturut-turut. “Suara itu seperti jeritan hantu yang datang dari langit. Anak-anak menangis setiap malam,” ujarnya kepada media lokal.
Banyak warga akhirnya memilih mengungsi sementara ke daerah yang lebih dalam, menjauh dari sumber suara. Beberapa di antaranya bahkan mengalami gangguan kesehatan, seperti sakit kepala berat dan tekanan darah naik akibat kurang tidur. Pemerintah lokal kini menyediakan pusat evakuasi sementara dan bantuan medis bagi warga terdampak.
Seruan untuk Mengakhiri Teror Suara
Sejumlah organisasi masyarakat sipil di Kamboja menyerukan agar Thailand segera menghentikan praktik ini dan menempuh jalur diplomasi untuk menyelesaikan konflik perbatasan. Mereka menegaskan bahwa “perang suara” bukanlah jalan menuju perdamaian, melainkan hanya memperdalam luka dan ketakutan di antara kedua bangsa yang bertetangga.
Situasi di perbatasan kini masih dalam pemantauan ketat. Pemerintah Kamboja berharap tekanan dari komunitas internasional dapat membuat Thailand menghentikan aksi tersebut dan kembali duduk bersama untuk mencari solusi damai. Di tengah keheningan malam yang seharusnya tenang, warga Kamboja kini hanya berharap satu hal sederhana: bisa tidur tanpa teror suara hantu dari seberang perbatasan.