Alex Pastoor Sindir Mimpi Timnas Indonesia ke Piala Dunia: “Negara Ranking 119, Itu Tidak Logis”
- x.com
Gadget – Belum genap seminggu setelah dipecat, mantan asisten pelatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia, Alex Pastoor, buka suara soal mimpi besar Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Dalam wawancara dengan media Belanda, Pastoor menyebut bahwa target tersebut belum realistis bagi Indonesia yang masih menempati peringkat ke-119 dunia dalam daftar ranking FIFA.
“Bisa mencapai Piala Dunia memang luar biasa, tapi sebagai negara ranking 119, hal itu tidak logis,” ujar Pastoor kepada Voetbal International.
Komentar itu muncul tidak lama setelah PSSI resmi memutus kontrak Patrick Kluivert dan jajaran stafnya usai gagal membawa Indonesia melaju ke babak berikutnya di kualifikasi Piala Dunia.
Evaluasi dan Pemecatan Kluivert oleh PSSI
Keputusan pemecatan itu diumumkan oleh PSSI melalui laman resminya setelah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap performa tim nasional.
“PSSI dan tim kepelatihan Timnas Indonesia secara resmi menyepakati pengakhiran kerja sama lebih awal melalui mekanisme mutual termination,” tulis pernyataan resmi federasi.
Kontrak Kluivert dan timnya seharusnya berdurasi dua tahun, namun dihentikan lebih cepat menyusul tekanan besar dari publik dan hasil yang dianggap tidak memenuhi ekspektasi.
Pasca pemecatan tersebut, sejumlah nama pelatih ternama mulai dikaitkan dengan posisi pelatih kepala Timnas Indonesia, mulai dari Louis van Gaal, Jesus Casas, hingga Timur Kapadze.
Namun di tengah isu tersebut, Alex Pastoor justru muncul dengan komentar tajam soal arah kebijakan dan ekspektasi tinggi yang dibebankan pada timnas.
Ungkap Situasi Internal Tim dan Realita di Lapangan
Pastoor tak menampik bahwa dirinya dan Kluivert sudah bekerja keras untuk memenuhi harapan besar publik Indonesia. Namun, menurutnya, tingkat kompetisi di Asia masih terlalu berat bagi Timnas Indonesia saat ini.
“Tidak berhasil membawa Indonesia ke Piala Dunia, itu memang sudah terlihat sejak awal,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tim seperti Arab Saudi dan Irak memiliki kualitas dan pengalaman yang jauh di atas Indonesia.
Pastoor mengaku seluruh staf kepelatihan sudah berusaha menerapkan standar kerja profesional, baik dalam sesi latihan maupun pendekatan taktik.
“Sebenarnya, kami sudah menjelaskan dengan jelas kepada pemain apa yang diharapkan dari mereka. Tapi itu belum cukup untuk mengalahkan tim-tim besar Asia,” ujarnya menegaskan.