Patrick Kluivert Gagal Total di Timnas Indonesia, tapi Justru Dipuja Setinggi Langit oleh Publik Irak
- x.com
“Ketika Patrick Kluivert mengambil alih Timnas Indonesia, ia sebenarnya menghadapi tim yang sudah terbentuk dari gaya bertahan ketat ala Shin Tae-yong. Namun, ia tetap berani mengubah pendekatan itu dengan permainan menyerang,” ungkap Al-Naimi dikutip Winwin.
Hal ini pula yang membuat banyak publik Irak terkesan.
Bagi mereka, Kluivert adalah contoh pelatih berani yang tidak takut menantang sistem konservatif yang selama ini melekat pada tim-tim Asia.
“Para pelatih nasional Irak selama ini cenderung bermain defensif dan mengandalkan serangan balik. Gaya Kluivert yang agresif justru dianggap lebih menarik,” tulis Winwin dalam analisisnya.
Kharisma dan Gaya Eropa, Bikin Irak Terpikat
Selain soal taktik, karisma Kluivert sebagai sosok mantan bintang Barcelona dan Ajax juga menjadi daya tarik tersendiri.
Publik Irak melihat figur Kluivert sebagai pelatih yang punya aura pemimpin dan kemampuan membangun kepercayaan diri pemain muda—sesuatu yang mereka rasa hilang dari pelatih lokal dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa penggemar di platform X (Twitter) bahkan menuliskan bahwa Kluivert adalah “pelatih dengan gaya Eropa sejati” yang bisa membawa Timnas Irak ke level baru.
Salah satu komentar yang viral menyebut: “Jika Irak ingin maju, rekrut Kluivert. Ia sudah membuktikan bisa membuat tim Asia Tenggara tampil berani melawan tim besar.”
Fenomena ini menunjukkan bahwa meski gagal dari sisi prestasi, Kluivert tetap berhasil membangun citra positif dan meninggalkan kesan kuat di mata penggemar luar negeri—khususnya di Irak.
Meski kontraknya bersama Indonesia sebenarnya berdurasi dua tahun, PSSI memutuskan mengakhiri kerja sama lebih cepat setelah kegagalan di babak kualifikasi.
Namun, ironisnya, justru di saat dirinya “terbuang” dari Timnas Indonesia, nama Kluivert semakin naik daun di Asia.
Beberapa laporan bahkan menyebut bahwa Federasi Sepak Bola Irak (IFA) tengah menimbang beberapa nama untuk kursi pelatih, dan Kluivert masuk dalam daftar rekomendasi penggemar.
Belum ada konfirmasi resmi, namun euforia dukungan publik Irak bisa menjadi tekanan tersendiri bagi IFA untuk mempertimbangkannya.
Kluivert sendiri belum memberikan komentar resmi setelah pemecatannya.
Namun, jika benar minat Irak berlanjut, kariernya di Asia mungkin belum berakhir.
Bisa jadi, dari kegagalan di Indonesia, justru lahir peluang baru bagi pelatih berusia 49 tahun itu untuk menorehkan cerita sukses di Timur Tengah.