“Era Shin Tae-yong Sudah Berakhir!” Erick Thohir Minta Fans Timnas Indonesia Move On, Ungkap Alasan Mengejutkan!

Timnas Indonesia
Sumber :
  • PSSI

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, akhirnya angkat bicara mengenai kemungkinan Shin Tae-yong kembali menukangi Timnas Indonesia. Dengan tegas, ia menyatakan bahwa PSSI tidak berencana merekrut kembali pelatih asal Korea Selatan tersebut. Erick menegaskan bahwa seluruh pihak, termasuk pencinta sepak bola Tanah Air, harus belajar untuk melangkah maju dan tidak terus-menerus terjebak pada masa lalu.

Profil Lengkap Oscar Garcia, Kandidat Pelatih Baru Timnas Indonesia

“Kita kan mesti move on. Kita juga move on dengan Shin Tae-yong,” ujar Erick Thohir, dikutip dari kanal YouTube Official iNews, Jumat (24/10/2025). Ucapan itu menjadi sinyal jelas bahwa era Shin Tae-yong bersama skuad Garuda benar-benar telah usai, sekaligus menutup rumor yang sempat ramai di kalangan penggemar sepak bola nasional.

Namun, pernyataan Erick ini tentu menimbulkan reaksi beragam. Banyak pendukung Timnas Indonesia masih berharap Shin Tae-yong dapat kembali ke kursi pelatih. Sosok pelatih berusia 55 tahun itu meninggalkan kesan mendalam setelah lima tahun menukangi Timnas Indonesia, dari 2020 hingga 2025.

Radja Nainggolan Akui Menyesal: “Saya Lebih Dihormati Jika Bermain untuk Indonesia”

Kerinduan Penggemar kepada Shin Tae-yong

Nama Shin Tae-yong kerap dielu-elukan di media sosial setiap kali Timnas Indonesia tampil kurang memuaskan di lapangan. Bahkan, di beberapa pertandingan, chant “We want Shin Tae-yong back” sempat terdengar menggema di stadion.

Curhat ke Media Prancis, Calvin Verdonk Masih Terbayang Luka Gagalnya Timnas Indonesia

Bukan tanpa alasan publik berharap kembalinya juru taktik asal Korea Selatan itu. Di bawah arahannya, Timnas Indonesia mengalami lonjakan performa yang signifikan. Ia berhasil membentuk skuad muda yang tangguh, disiplin, dan memiliki mental juara. Hasilnya, Indonesia mampu bersaing lebih baik di pentas Asia Tenggara dan mulai menembus level Asia.

Selain itu, Shin Tae-yong dikenal memiliki metode kepelatihan modern yang berfokus pada disiplin dan kebugaran fisik. Ia juga sukses memperkenalkan sejumlah pemain muda potensial seperti Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, dan Ronaldo Kwateh ke panggung internasional. Keberhasilan tersebut membuat banyak pihak menilai bahwa kembalinya Shin bisa menjadi solusi cepat untuk memperbaiki performa tim nasional yang belakangan menurun.

Jika Shin benar-benar kembali, proses adaptasinya diyakini tidak akan memakan waktu lama. Ia sudah mengenal karakter pemain Indonesia, memahami kultur sepak bola Tanah Air, dan memiliki kedekatan emosional dengan para pemain. Hal ini tentu menjadi nilai tambah yang dapat membantu Timnas Indonesia menghadapi ajang besar mendatang, seperti Piala Asia 2027 dan Kualifikasi Piala Dunia 2030.

Restrukturisasi Kepelatihan PSSI

Meski demikian, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir tampak memiliki arah pembangunan yang berbeda. Pada awal tahun 2025, Erick memperkenalkan struktur kepelatihan baru untuk memperkuat fondasi pembinaan Timnas Indonesia. Dalam sistem tersebut, Patrick Kluivert ditunjuk sebagai pelatih Timnas senior, sementara Gerald Vanenburg memegang kendali Timnas U-23, dan Frank van Kempen dipercaya menangani Timnas U-20.

Langkah ini semula dianggap sebagai upaya visioner untuk membangun kesinambungan antarlevel tim nasional. Erick ingin menciptakan kolaborasi yang solid di antara para pelatih agar gaya permainan Timnas Indonesia bisa terbentuk secara konsisten dari kelompok umur muda hingga senior.

Sayangnya, rencana tersebut tidak berjalan sesuai harapan. Kegagalan Gerald Vanenburg di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 serta hasil buruk Patrick Kluivert di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia membuat struktur itu goyah. Kekalahan beruntun membuat publik kehilangan kepercayaan terhadap proyek jangka panjang tersebut.

“Untuk tim nasional, kalau enggak perform ya begitu. Walaupun sebenarnya secara pribadi saya kurang suka, karena membangun strata kepelatihan itu perlu waktu,” ungkap Erick Thohir. Ia menilai bahwa hasil memang menjadi ukuran utama dalam dunia sepak bola, namun membangun sistem yang kuat juga membutuhkan kesabaran dan konsistensi.

Tantangan Baru Setelah Kegagalan

Erick kemudian mengungkapkan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah mencari pelatih yang tepat untuk menggantikan posisi kosong di semua level tim nasional. Dengan mundurnya Patrick Kluivert, serta kegagalan di level U-20 dan U-23, PSSI kini dihadapkan pada pekerjaan besar untuk menata ulang arah kepelatihan.

“Sekarang kalau ditanya pusing enggak? Pusing. Kenapa? Ini kan hilang pelatih senior, U-20, dan U-23,” ucap Erick dengan nada jujur. Ia menambahkan bahwa proses mencari pelatih baru tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. PSSI ingin memastikan pelatih yang terpilih nanti memiliki filosofi yang sejalan dengan arah pembangunan sepak bola nasional.

Sebelumnya, Erick juga sempat menyinggung tantangan saat awal masa jabatannya. Kala itu, hubungan antara dua pelatih nasional, Shin Tae-yong dan Indra Sjafri, dikabarkan tidak harmonis. “Waktu saya masuk PSSI itu kan jelas, antara Shin Tae-yong dan Indra Sjafri tidak bisa komunikasi. Masing-masing senior, masing-masing punya ego. Baru terakhir zamannya Patrick, kita bisa bikin strata. Tapi karena gagal ya, mau bagaimana lagi?” tuturnya.

Harapan untuk Masa Depan Timnas

Meski menutup peluang kembalinya Shin Tae-yong, Erick menegaskan bahwa PSSI tetap berkomitmen membangun masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik. Ia berharap publik dapat memahami bahwa perubahan pelatih adalah bagian dari proses yang harus dijalani demi kemajuan jangka panjang.

“Kita harus move on,” ulang Erick. “Kalau kita terus menengok ke belakang, kapan kita bisa maju? Kita harus punya semangat baru.”

Pernyataan ini menandai babak baru bagi PSSI dalam menentukan arah Timnas Indonesia ke depan. Tantangan besar memang menanti, terutama dalam menjaga stabilitas performa tim di tengah perubahan struktur kepelatihan. Namun, satu hal yang pasti, Erick Thohir ingin membangun pondasi yang lebih kokoh, bukan sekadar mencari hasil instan.

Kini, publik menunggu langkah nyata PSSI dalam menunjuk pelatih baru yang mampu membawa Timnas Indonesia kembali ke jalur kemenangan. Apakah sosok itu akan datang dari luar negeri atau justru dari pelatih lokal yang siap membuktikan diri, waktu yang akan menjawab. Yang jelas, bagi Erick Thohir dan PSSI, masa lalu bersama Shin Tae-yong sudah menjadi bagian sejarah, dan saatnya fokus menatap masa depan sepak bola Indonesia dengan optimisme baru.