Subsidi Membengkak, Tarif TransJakarta Naik Drastis—Cek Tarif Barunya!
- jakarta smart city
Gadget – Warga Jakarta harus bersiap menghadapi perubahan besar dalam sistem transportasi publik. Tarif TransJakarta yang selama ini hanya Rp3.500 per sekali naik dipastikan akan naik, menyusul keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menyesuaikan struktur biaya operasional dan subsidi yang semakin membengkak.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Pramono, mengungkapkan bahwa kenaikan tarif bukanlah keputusan ringan, melainkan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan layanan transportasi massal yang telah menjadi tulang punggung mobilitas ibu kota sejak 2004.
“Sekarang ini subsidinya untuk setiap tiket sebenarnya sudah di atas Rp9.000. Kan tidak mungkin kalau kemudian ini kita sangga sendirian terus-menerus,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (28/10/2025).
Artinya, setiap kali warga naik TransJakarta dengan membayar Rp3.500, pemerintah menanggung kerugian lebih dari Rp9.000—sebuah beban fiskal yang kian tidak berkelanjutan di tengah tekanan anggaran daerah.
Namun, kenaikan tarif ini bukan berarti layanan akan menjadi eksklusif. Justru, Pemprov DKI menegaskan bahwa penyesuaian tarif akan diimbangi dengan peningkatan kualitas layanan secara signifikan, termasuk ekspansi armada bus listrik buatan dalam negeri.
Mengapa Tarif Harus Naik? Beban Subsidi yang Tak Lagi Masuk Akal
Selama bertahun-tahun, TransJakarta menjadi salah satu transportasi publik termurah di Asia Tenggara—bahkan lebih murah daripada angkutan kota di Bogor, Bekasi, atau Tangerang. Namun, murahnya tarif justru menciptakan distorsi ekonomi.
Menurut data Pemprov DKI, subsidi per penumpang kini mencapai Rp9.000 hingga Rp15.000, tergantung pada rute dan frekuensi penggunaan. Dengan rata-rata 1 juta penumpang per hari, beban subsidi harian bisa mencapai Rp9–15 miliar, atau Rp3–5 triliun per tahun.
“Kami sudah membebaskan 15 golongan masyarakat untuk naik TransJakarta gratis—mulai dari ASN, TNI-Polri, pelajar, guru, hingga lansia,” jelas Pramono. “Tapi tentunya, tidak bisa Pemerintah Jakarta menanggung semua penduduk Jakarta dan Jabodetabek tanpa batas.”
Fakta ini menunjukkan bahwa subsidi transportasi telah menjadi beban fiskal struktural, bukan lagi insentif sementara. Tanpa penyesuaian tarif, kualitas layanan—seperti frekuensi bus, kenyamanan halte, dan keandalan sistem—berisiko menurun.
Tarif Baru Tetap Lebih Murah dari Daerah Lain
Meski naik, Pemprov DKI menjamin bahwa tarif TransJakarta tetap akan lebih murah dibandingkan angkutan umum di kota-kota penyangga seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang.
Sebagai perbandingan:
- Angkot di Bekasi: Rp5.000–Rp7.000
- Bus Kota di Tangerang: Rp6.000
- Commuter Line (KRL): Rp3.000–Rp15.000 (tergantung jarak)
Dengan demikian, TransJakarta tetap menjadi pilihan paling ekonomis untuk mobilitas harian, terutama bagi pekerja dan pelajar yang menempuh jarak jauh.
Rincian tarif baru belum diumumkan secara resmi, tetapi sumber internal menyebutkan kemungkinan kenaikan menjadi Rp5.000–Rp7.000 per trip, dengan opsi kartu langganan bulanan untuk meringankan beban pengguna rutin.
Peningkatan Layanan: 500 Bus Listrik Siap Beroperasi
Kenaikan tarif bukan hanya soal menutup defisit—tapi juga investasi untuk masa depan transportasi Jakarta yang lebih hijau dan efisien.
Pemprov DKI mengumumkan rencana besar: meningkatkan jumlah armada bus listrik dari 200 menjadi 500 unit pada akhir 2025. Bus-bus ini diproduksi di Ungaran, Jawa Tengah, oleh pabrikan dalam negeri, sebagai bagian dari komitmen mendukung industri lokal dan transisi energi.
“Fasilitasnya sekarang kami perbaiki. Tahun ini, jumlah bus listrik yang sebelumnya hanya 200 unit akan ditingkatkan menjadi 500 unit. Dengan begitu, secara signifikan dapat mengurangi polusi,” terang Pramono.
Keunggulan bus listrik:
- Nol emisi karbon
- Lebih senyap dan nyaman
- Biaya operasional 30% lebih rendah dalam jangka panjang
- Dukungan penuh dari program Jakarta Green City
Selain itu, Pemprov juga berencana memperbarui halte TransJakarta, memperluas jalur khusus bus, dan meningkatkan integrasi dengan moda transportasi lain seperti MRT, LRT, dan KRL.
Kebijakan Gratis untuk 15 Golongan Tetap Berlaku
Salah satu kekhawatiran publik adalah apakah kebijakan gratis bagi kelompok rentan akan dicabut. Pemprov DKI menegaskan: tidak.
Kelompok yang tetap mendapat akses gratis meliputi:
- Aparatur Sipil Negara (ASN) DKI
- Anggota TNI dan Polri
- Pelajar (SD hingga SMA)
- Mahasiswa perguruan tinggi negeri di Jakarta
- Guru dan tenaga kependidikan
- Tenaga kesehatan
- Penyandang disabilitas
- Lansia (di atas 60 tahun)
- Veteran
- Penerima bantuan sosial (PKH, BPNT)
- Petugas kebersihan
- Petugas pemadam kebakaran
- Wartawan terverifikasi
- Atlet berprestasi
- Relawan bencana
Kebijakan ini menunjukkan bahwa kenaikan tarif ditujukan untuk pengguna umum yang mampu, bukan untuk mengorbankan aksesibilitas bagi masyarakat rentan.
Langkah Selanjutnya: Kajian Komprehensif dan Sosialisasi Massal
Pemprov DKI menyatakan bahwa keputusan akhir tarif baru akan diambil setelah kajian menyeluruh terhadap:
- Struktur biaya operasional
- Daya beli masyarakat
- Dampak inflasi
- Efisiensi sistem pembayaran (kartu JakLingko)
- Integrasi dengan anggaran daerah
Sosialisasi akan dilakukan secara masif melalui media, halte, aplikasi JakLingko, dan kerja sama dengan sekolah serta kantor pemerintahan.
“Kami akan melakukan kajian terhadap berbagai aspek, termasuk hal-hal lain yang terkait,” ujar Pramono.
Kesimpulan: Kenaikan Tarif demi Layanan yang Lebih Baik
Kenaikan tarif TransJakarta bukanlah akhir dari transportasi terjangkau—melainkan awal dari transformasi menuju sistem transportasi publik yang berkelanjutan, modern, dan ramah lingkungan.
Dengan subsidi yang kini mencapai puluhan triliun rupiah per tahun, status quo tidak lagi mungkin dipertahankan. Namun, Pemprov DKI berkomitmen bahwa setiap rupiah tambahan yang dibayar penumpang akan dikembalikan dalam bentuk kualitas layanan yang lebih baik.
Bagi warga Jakarta, ini adalah momen untuk beralih dari mentalitas “semakin murah semakin baik” ke “semakin berkualitas semakin berkelanjutan”. Karena transportasi publik yang andal bukan hanya soal harga—tapi juga keandalan, keamanan, kenyamanan, dan tanggung jawab lingkungan.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |