Media Belanda Bongkar Fakta Mengejutkan: Tangan Kanan Patrick Kluivert Tak Dipecat PSSI Meski Gagal di Piala Dunia 2026

Denny Landzaat dan Patrick Kluivert
Sumber :
  • PSSI

Gadget – Langkah tegas PSSI memecat Patrick Kluivert usai kegagalan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sempat dianggap menyapu bersih seluruh staf pelatih asal Belanda. Namun, media Belanda Voetbal Primeur justru mengungkap fakta lain: tidak semua staf Kluivert dipecat.

Jadwal Lengkap Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia 2025, Hadapi Brasil di Laga Kedua!

Kluivert Dipecat Setelah Gagal Total

Perjalanan Timnas Indonesia di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 berakhir pahit. Bergabung di Grup B bersama Arab Saudi dan Irak, skuad Garuda gagal meraih satu pun poin. Dua pertandingan berakhir dengan kekalahan: 3-2 dari Arab Saudi dan 1-0 saat menghadapi Irak.

Dibongkar Orang Terdekat, Shin Tae-yong Tolak Banyak Tawaran Usai ‘Ditendang’ dari Timnas Indonesia

Hasil tersebut membuat posisi Indonesia terpuruk di dasar klasemen. PSSI pun mengambil langkah cepat dengan mengakhiri kerja sama bersama Patrick Kluivert. Bersama sang pelatih, dua asistennya — Alex Pastoor dan Denny Landzaat — juga resmi dilepas.

Tak hanya itu, Gerald Vanenburg yang menangani Timnas U-23 dan Frank van Kempen di Timnas U-20 ikut diberhentikan. Sekilas, keputusan tersebut tampak seperti pemutusan total terhadap seluruh staf asal Belanda.

PSSI Segera Umumkan Pelatih Baru Timnas Indonesia Pengganti Patrick Kluivert, Nama-Nama Kandidat Sudah Disaring

Namun, kabar yang datang dari Belanda membantah pandangan itu.

Fakta dari Media Belanda: Tidak Semua Dipecat

Dalam laporan Voetbal Primeur, disebutkan bahwa masih ada beberapa staf Belanda yang tetap dipertahankan PSSI pasca “eksodus besar-besaran”. Nama-nama tersebut cukup mencuri perhatian karena menunjukkan adanya pengecualian di tengah gelombang pemecatan.

Empat sosok asal Belanda yang tetap bekerja untuk PSSI adalah: penasihat Jordy Cruijff, direktur teknik Alexander Zwiers, direktur kepanduan Simon Tahamata, dan pengembang tim Regi Blinker.

“Karena eksodus besar-besaran, penasihat Jordy Cruijff, direktur teknik Alexander Zwiers, direktur kepanduan Simon Tahamata, dan pengembang tim Regi Blinker adalah satu-satunya orang Belanda yang masih bekerja untuk Indonesia,” tulis Voetbal Primeur (29/10/2025).

Menariknya, Regi Blinker — yang selama ini dikenal sebagai tangan kanan Kluivert — justru tidak masuk daftar yang dipecat. Padahal, sebelumnya muncul kabar bahwa ia akan ikut tersingkir bersama staf teknis lainnya.

Sementara rekannya, Bram Verbruggen, yang sebelumnya juga berada di struktur pengembangan tim, justru tidak disebut sebagai sosok yang dipertahankan.

Siapa Regi Blinker yang Dipertahankan PSSI?

Nama Regi Blinker memang tak sepopuler Patrick Kluivert di telinga publik Indonesia. Namun, di dunia sepak bola Belanda, Blinker punya reputasi cukup kuat.

Lahir pada 4 Juni 1969 di Paramaribo, Suriname, Blinker tumbuh besar di akademi Feyenoord Rotterdam. Ia menembus tim utama pada usia 17 tahun dan bertahan selama lebih dari satu dekade, mencatat 305 penampilan serta 58 gol.

Selama kariernya di Feyenoord, Blinker mempersembahkan satu gelar Eredivisie dan lima trofi KNVB Cup. Ia dikenal sebagai pemain sayap yang agresif dan punya naluri menyerang tajam.

Selepas dari Feyenoord, Blinker mencoba peruntungan di Inggris bersama Sheffield Wednesday. Meski tak bertahan lama, kehadirannya di Premier League memberi warna tersendiri bagi tim. Ia kemudian melanjutkan karier ke Skotlandia untuk memperkuat Celtic FC.

Di level internasional, Blinker sempat membela Timnas Belanda dalam tiga pertandingan resmi.

Karier Setelah Pensiun: Dari Lapangan ke Dunia Bisnis

Usai gantung sepatu, Blinker tetap menekuni dunia sepak bola dari sisi berbeda. Ia mendirikan perusahaan Life After Football, sebuah platform yang membantu mantan pesepak bola beradaptasi setelah pensiun.

Perusahaan ini juga mengembangkan majalah gaya hidup dengan nama yang sama, berfokus pada kehidupan para pesepak bola di luar lapangan — mulai dari bisnis, mode, hingga kegiatan sosial.

Pendekatan humanis dan pengalamannya yang luas membuat Blinker dinilai sebagai sosok yang berharga di struktur PSSI, terutama dalam bidang pengembangan pemain dan transisi karier.

PSSI dan Masa Depan Tim Pengembangan

Keputusan mempertahankan Blinker bisa jadi merupakan bagian dari strategi PSSI untuk menjaga kesinambungan dalam sistem pengembangan pemain muda, terutama pasca-kegagalan menuju Piala Dunia 2026.

Dengan pengalaman Eropa dan pemahaman mendalam tentang manajemen pemain, Blinker diyakini masih punya kontribusi penting, terutama dalam program jangka panjang Garuda Development Project yang digagas era Erick Thohir.

Meski badai pemecatan mengguncang staf pelatih Timnas Indonesia, keberadaan Regi Blinker dan beberapa staf Belanda lainnya menandakan bahwa PSSI masih melihat nilai strategis dalam pengalaman mereka — bukan hanya sebagai pelatih, tetapi sebagai arsitek masa depan sepak bola Indonesia.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget