Media Inggris Heran: FIFA dan AFC Bungkam Soal Protes Indonesia atas Keuntungan Arab Saudi

Timnas Indonesia
Sumber :
  • FB Irak

Gadget – Media olahraga ternama Inggris, The Athletic, mengungkap kebingungan mereka terhadap sikap FIFA dan AFC yang memilih bungkam setelah Timnas Indonesia melayangkan protes resmi. Protes itu berkaitan dengan dugaan adanya keuntungan tidak adil bagi Arab Saudi dan Qatar dalam penyelenggaraan putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Eizar Jacob Tanjung, Bintang Muda Berdarah Indonesia-Australia Siap Tampil Ganas di Piala Dunia U-17

Tim Garuda yang diasuh Patrick Kluivert gagal melangkah lebih jauh usai menelan dua kekalahan beruntun. Indonesia tumbang 2-3 dari Arab Saudi dan kembali kalah 0-1 dari Irak. Hasil buruk ini bukan hanya berdampak pada kegagalan lolos, tetapi juga pada pemecatan Kluivert beserta stafnya.

Namun, di balik hasil tersebut, muncul dugaan bahwa penunjukan Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah memberi keuntungan besar bagi kedua negara itu. Sebelumnya, AFC menjanjikan babak keempat akan digelar di tempat netral, bukan di negara peserta.

Jurnalis Inggris Bongkar Dugaan Kecurangan FIFA-AFC, Timnas Indonesia Jadi Korban di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Keputusan Kontroversial AFC yang Picu Protes

Radja Nainggolan Sindir Belgia, Akui Lebih Pilih Main untuk Timnas Indonesia Karena Rasa Hormat

Keputusan AFC menunjuk Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah memunculkan polemik besar. Menurut laporan The Athletic berjudul “Arab Saudi, Qatar dan kontroversi kualifikasi Piala Dunia 2026”, keputusan itu diambil secara sepihak dan tanpa transparansi.

Dalam laporannya, The Athletic menulis:

“Beberapa hari sebelum laga, AFC tiba-tiba mengumumkan tuan rumah putaran keempat melalui pernyataan singkat. Indonesia, UEA, dan Irak sebenarnya juga mengajukan diri, dengan Oman turut menyampaikan protes.”

Sikap AFC yang mengabaikan prinsip netralitas dan transparansi disorot tajam. Menurut media Inggris itu, Irak dan Indonesia secara resmi meminta klarifikasi, tetapi tidak ada kriteria seleksi yang dipublikasikan secara terbuka.

“Irak dan Indonesia meminta netralitas dalam proses penunjukan, namun AFC tak memberikan kriteria seleksi apapun,” tulis The Athletic lagi.


Alasan AFC Dinilai Tak Masuk Akal

AFC dalam surat resminya justru memuji Arab Saudi dan Qatar sebagai “tuan rumah yang sempurna”. Mereka menilai kedua negara punya infrastruktur kelas dunia, pengalaman menggelar turnamen FIFA dan final Liga Champions Asia, serta logistik yang siap.

Namun, The Athletic menilai alasan itu tidak cukup adil. Penunjukan tersebut jelas memberikan keuntungan nyata bagi Arab Saudi dan Qatar, terutama dalam hal keuntungan kandang dan waktu istirahat yang lebih panjang dibanding tim lain.

Padahal, menurut The Athletic, turnamen kualifikasi Piala Dunia juga berada di bawah otoritas FIFA. Karena itu, media tersebut mencoba mengonfirmasi langsung apakah FIFA menyetujui situasi yang memberi keunggulan bagi dua negara tersebut.

“FIFA tidak memberikan komentar apapun,” tulis The Athletic dalam laporannya.


Indonesia dan Irak Dirugikan, FIFA Bungkam

Bagi Timnas Indonesia, keputusan itu jelas berdampak langsung. Selain menghadapi lawan berat seperti Arab Saudi dan Irak, Garuda juga kehilangan kesempatan tampil di lokasi netral yang seharusnya mengurangi tekanan suporter tuan rumah.

Kondisi tersebut bukan hanya menimbulkan kerugian kompetitif, tetapi juga mengundang kritik dari banyak pihak, termasuk media asing. Bahkan The Athletic menilai, sikap diam FIFA dan AFC justru memperkuat dugaan adanya ketidakadilan dalam proses kualifikasi.

Sementara itu, Arab Saudi dan Qatar justru menikmati hasil positif. Kedua negara itu berhasil melaju ke putaran final, sesuatu yang bagi banyak pihak seolah menunjukkan bahwa keputusan AFC benar-benar menguntungkan mereka.

Di sisi lain, Indonesia dan Irak yang menuntut transparansi justru tidak digubris. Sampai saat ini, tidak ada pernyataan resmi dari AFC maupun FIFA terkait dasar pemilihan tuan rumah dan mekanisme seleksi yang digunakan.


Sorotan Dunia dan Harapan ke Depan

Laporan The Athletic ini menjadi salah satu dari sedikit media internasional yang berani menyinggung isu ketidakadilan dalam sepak bola Asia. Mereka menilai bahwa proses pemilihan tuan rumah tanpa keterbukaan dapat merusak integritas kompetisi dan menghambat perkembangan negara-negara seperti Indonesia yang sedang membangun reputasi sepak bola mereka.

Bagi publik Indonesia, sikap bungkam FIFA dan AFC semakin memperkuat persepsi bahwa ada ketimpangan perlakuan antara negara besar dan kecil dalam dunia sepak bola internasional.

Ke depan, para pengamat berharap PSSI tetap bersuara lantang dan mengajukan laporan resmi yang lebih kuat, agar FIFA tidak lagi mengabaikan isu yang berpotensi merugikan banyak negara di kawasan Asia.


Dengan laporan The Athletic ini, dunia kini mulai menyoroti bahwa isu keadilan di sepak bola Asia belum sepenuhnya selesai. Indonesia mungkin gagal ke Piala Dunia 2026, tetapi suara protes mereka membuka mata dunia tentang bagaimana keputusan sepihak bisa mengubah jalannya kompetisi internasional.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget