Pasukan Israel Kembali Serang Gaza, 104 Warga Tewas dalam Sehari

Israel Lakukan Genosida di Gaza
Sumber :
  • lifehack

Sejumlah analis politik Timur Tengah menyebut, pernyataan Trump bisa memperburuk situasi dan memberi sinyal keliru kepada Israel bahwa mereka bisa bertindak tanpa konsekuensi internasional.

Dunia Tegang! AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Isyarat Serangan ke Venezuela Kian Nyata

Warga Gaza Kembali Dihantui Ketakutan

Di tengah reruntuhan bangunan dan suara pesawat tempur yang kembali terdengar, warga Gaza kini hidup dalam ketakutan. Mereka yang sempat bernapas lega karena percaya perang sudah berakhir, kini harus kembali berlari mencari perlindungan.

Guncang Israel! Inilah Deretan Senjata Canggih Rusia yang Kini Dipegang Iran

Khadija Al Husni, seorang perempuan pengungsi yang tinggal bersama anak-anaknya di sekolah kamp pengungsi Shati, menceritakan betapa sulitnya bertahan hidup di tengah situasi tersebut.

“Ini kejahatan. Tidak mungkin ada gencatan senjata jika bom masih jatuh setiap malam. Anak-anak saya tidak bisa tidur. Mereka pikir perang sudah selesai,” tuturnya dengan nada getir.

Trump Tegas: AS Akan Hentikan Dukungan Jika Israel Nekat Caplok Tepi Barat

Khadija dan ratusan keluarga lain kini menggantungkan hidup pada bantuan kemanusiaan yang datang secara terbatas. Banyak dari mereka kekurangan air bersih, makanan, dan obat-obatan.

Dunia Internasional Desak Israel Hentikan Serangan

Sementara itu, berbagai lembaga internasional seperti PBB dan Amnesty International kembali mendesak Israel untuk menghentikan serangan dan mematuhi perjanjian damai yang telah disepakati. Mereka menilai tindakan militer yang terus dilakukan justru memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.

Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa Israel akan menghentikan serangannya. Sebaliknya, aktivitas militer justru meningkat di beberapa titik perbatasan, terutama di area yang dianggap strategis.

Harapan Perdamaian yang Kian Pudar

Sejak gencatan senjata diumumkan pada awal Oktober, warga Gaza menaruh harapan besar agar perang segera berakhir. Mereka mulai memperbaiki rumah, membuka kembali toko, dan mengirim anak-anak ke sekolah. Tetapi kini, semua itu kembali hancur oleh suara bom yang mengguncang malam mereka.

Kehidupan di Gaza pun kembali lumpuh. Listrik hanya menyala beberapa jam sehari, sementara suplai bahan bakar terbatas. Banyak rumah sakit kewalahan menampung korban luka yang terus berdatangan.

Di sisi lain, para pengungsi berharap dunia tidak menutup mata terhadap tragedi kemanusiaan yang terus terjadi. Mereka ingin perdamaian yang nyata, bukan sekadar janji gencatan senjata di atas kertas.

Halaman Selanjutnya
img_title