Awalnya Dikira Guyon Halloween, Penusukan di Kereta Inggris Lukai 10 Orang!

Awalnya Dikira Guyon Halloween, Penusukan di Kereta Inggris Lukai 10 Orang!
Sumber :
  • AFP/JUSTIN TALLIS

Gadget – Pada malam yang seharusnya penuh dengan kostum dan canda tawa Halloween, sebuah kereta penumpang di Inggris justru menjadi lokasi tragedi berdarah yang mengguncang publik. Sabtu, 1 November 2025, sekitar pukul 19.40 waktu setempat, penusukan massal terjadi di dalam kereta LNER (London North Eastern Railway) yang melaju dari Doncaster menuju Stasiun King’s Cross, London.

Rosalia Indah Tanggapi Laptop Skripsi Mahasiswi Hilang di Bus, Ini Sebab Tak Ada Penggantian

Insiden itu melukai 10 orang, termasuk seorang petugas kereta yang kini dalam kondisi kritis setelah berusaha menghentikan pelaku. Yang paling mencekam? Banyak penumpang awalnya mengira itu bagian dari lelucon Halloween—hingga darah mulai berceceran di lorong dan kursi kereta.

Artikel ini mengupas kronologi lengkap, kesaksian mencekam penumpang, respons otoritas, identitas pelaku, serta dampak keamanan pasca-tragedi yang kini memicu perdebatan nasional tentang keamanan transportasi umum di Inggris.

MediaTek Dimensity 6400 Ternyata Setara Snapdragon Ini, Performa Tak Kalah Ngebut!

Kronologi Insiden: Dari Teriakan Hingga Penangkapan dalam 8 Menit

Insiden bermula ketika kereta LNER meninggalkan Stasiun Peterborough. Di sanalah seorang pria berusia 32 tahun naik—tanpa mencurigakan, tanpa senjata yang terlihat. Namun, beberapa menit kemudian, kekacauan meletus.

5 HP Kamera 50MP Termurah 2025, Hasil Foto Jernih Setara Flagship

Penumpang mulai berteriak: “Ada penusukan!”
Tak lama setelah itu, polisi menerima panggilan darurat 999. Respon cepat pun dilakukan.

Dalam waktu hanya delapan menit, petugas Kepolisian Transportasi Inggris berhasil:

  • Menghentikan kereta di Stasiun Huntingdon, Cambridgeshire
  • Naik ke dalam rangkaian
  • Menangkap dua orang

Namun, setelah pemeriksaan awal, satu orang dibebaskan tanpa tuduhan. Hanya satu tersangka—pria 32 tahun warga Inggris dari Peterborough—yang tetap ditahan.

Superintendent John Loveless dari British Transport Police (BTP) menegaskan dalam konferensi pers, Minggu (2/11/2025):

“Kami bertindak cepat dan efektif. Kereta dihentikan di stasiun terdekat, dan ancaman segera dinetralkan.” 

Kesaksian Mencekam: “Awalnya Kukira Itu Lelucon Halloween”

Salah satu saksi kunci, Olly Foster, berbicara kepada BBC dengan suara gemetar. Ia menggambarkan momen-momen awal yang penuh kebingungan:

“Aku dengar teriakan ‘penusukan!’ dari ujung gerbong. Awalnya kupikir itu lelucon Halloween—karena kan malam ini malam Halloween. Tapi lalu kulihat darah... di lantai, di kursi, bahkan di tanganku. Aku pegang sandaran kursi, dan tanganku langsung merah.” 

Foster menambahkan bahwa suasana berubah menjadi chaos total dalam hitungan detik. Penumpang berlarian, bersembunyi di toilet, atau berusaha kabur ke gerbong lain.

Yang paling heroik, menurutnya, adalah seorang pria tua yang nekat menghadang pelaku saat hendak menyerang seorang gadis muda.

“Dia berdiri di depannya, melindungi gadis itu. Aku tak tahu siapa dia, tapi dia pahlawan malam itu,” ujar Foster. 

Saksi lain yang berbicara kepada The Times mengatakan melihat pelaku memegang pisau besar bahkan setelah turun ke peron—sebelum akhirnya dibekuk polisi dengan senjata terhunus.

Korban dan Kondisi Terkini: Satu Petugas Kritis

Dari 10 korban yang dilarikan ke rumah sakit:

  • 5 orang sudah dipulangkan
  • 4 orang masih dalam perawatan, luka serius namun stabil
  • 1 korban kritis: seorang kru kereta yang berusaha menghentikan pelaku secara fisik

Eddie Dempsey, Kepala Serikat Pekerja Kereta Api, Maritim, dan Transportasi Inggris (RMT), memuji keberanian kru tersebut:

“Tindakan mereka benar-benar heroik. Mereka mengalihkan kereta ke Huntingdon, mengunci pintu, dan melindungi penumpang. Tanpa mereka, korban bisa jauh lebih banyak.” 

Identitas Pelaku: Warga Lokal, Bukan Teroris

Polisi dengan tegas menepis spekulasi terorisme. Tersangka, berusia 32 tahun, adalah warga negara Inggris yang tinggal di Peterborough dan naik kereta dari stasiun setempat.

Menteri Dalam Negeri Shabana Mahmood juga menegaskan bahwa kedua pria yang sempat ditangkap lahir dan besar di Inggris, menyanggah narasi xenofobik yang mulai beredar di media sosial.

“Ini bukan serangan teroris. Ini kejahatan kekerasan oleh individu. Kita harus berhati-hati agar tidak menyebarkan ketakutan yang tak berdasar,” tegasnya. 

Penyelidikan kini fokus pada motif pelaku, riwayat kesehatan mental, dan apakah ia bertindak sendiri atau ada pihak lain yang terlibat.

Dampak Nasional: Stasiun Diperketat, Polisi Diperbanyak

Pasca insiden, Stasiun Huntingdon ditutup sementara untuk penyelidikan forensik. Sementara itu, operator LNER mengumumkan gangguan layanan signifikan di jalur utara London.

Pemerintah Inggris merespons dengan cepat. Dilaporkan bahwa jumlah polisi di stasiun besar seperti King’s Cross, Manchester Piccadilly, dan Birmingham New Street akan ditingkatkan, terutama menjelang akhir pekan dan musim liburan.

Langkah ini mengingatkan pada kebijakan pasca-teror Manchester Arena 2017, meski otoritas menekankan bahwa ancaman kali ini berbeda sifatnya—individual, bukan jaringan terorganisir.

Mengapa Insiden Ini Mengguncang Inggris?

Penusukan massal di transportasi umum selalu menjadi titik rawan psikologis masyarakat. Di tengah musim Halloween—yang identik dengan hiburan dan kebebasan bermain peran—muncul kekerasan nyata yang sulit dibedakan dari sandiwara.

Fenomena “dikira lelucon” justru menunjukkan kerentanan kolektif: ketika kekerasan nyata hadir di ruang publik, masyarakat butuh waktu untuk memproses realitasnya.

Selain itu, insiden ini memicu pertanyaan kritis:

  • Apakah sistem keamanan di kereta api Inggris cukup memadai?
  • Bagaimana mencegah individu dengan gangguan mental membawa senjata tajam ke transportasi umum?
  • Haruskah ada detektor logam atau penjaga bersenjata di stasiun utama?

Kesimpulan: Tragedi yang Mengingatkan pada Kerapuhan Keamanan Publik

Penusukan massal di kereta LNER bukan hanya soal satu pelaku dan korban—tapi cerminan dari tantangan keamanan di era modern, di mana ancaman bisa datang dari mana saja, kapan saja, dan disamarkan sebagai hal biasa.

Yang mengharukan, di tengah kekacauan, manusia tetap menunjukkan keberanian: petugas kereta yang melawan, penumpang tua yang melindungi remaja, dan komunitas yang menolak menyalahkan kelompok tertentu.

Saat ini, seluruh Inggris menunggu hasil penyelidikan lengkap. Namun satu hal pasti: malam Halloween 2025 tidak akan pernah dilupakan—bukan karena kostumnya, tapi karena darah yang tumpah di gerbong kereta.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget