Meski Ada Jay Idzes dan Kevin Diks, Eks PSM: Sepakbola Indonesia Masih Tertingga
- Timnas Indonesia
“Kalau gagal mencetak gol, saya selalu disarankan untuk tidak membuka media sosial selama dua hari,” ujar Jansen sambil tertawa getir.
Tak heran, komentar Jansen memicu perdebatan hangat di kalangan pecinta sepakbola nasional. Banyak yang merasa ucapannya terlalu merendahkan, sementara sebagian lainnya menilai kritik itu bisa menjadi cerminan bahwa sepakbola Indonesia memang masih perlu banyak berbenah.
PSSI Terus Lakukan Pembenahan
Meski kritik Jansen terdengar pedas, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir terus menunjukkan keseriusan dalam memperbaiki kualitas sepakbola nasional. Salah satu fokus utama adalah pembinaan pemain usia muda melalui Elite Pro Academy (EPA) untuk kelompok usia U-16, U-18, dan U-20.
Langkah ini diharapkan bisa menjadi pondasi kuat bagi munculnya talenta lokal berkualitas yang siap bersaing di level internasional. Selain itu, PSSI juga berupaya meningkatkan kualitas kompetisi Liga 1 dengan memperbaiki standar wasit dan menerapkan teknologi Video Assistant Referee (VAR) untuk memastikan keadilan pertandingan.
Kebijakan tersebut dianggap sebagai tonggak penting menuju sepakbola profesional dan modern. Erick Thohir berulang kali menegaskan bahwa pembangunan sepakbola bukan hanya soal hasil pertandingan, tetapi juga pembenahan sistem dari akar rumput hingga tingkat tertinggi.
Perjalanan Panjang Timnas Indonesia
Meskipun Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026, perjalanan tim Garuda masih panjang. Kegagalan itu dianggap bukan akhir, melainkan awal dari proses yang lebih besar. Masih ada banyak ajang bergengsi yang menanti, seperti Piala AFF 2026, Piala Asia 2027, dan Kualifikasi Piala Dunia 2030 zona Asia.
Di sisi lain, kehadiran pemain diaspora seperti Jay Idzes, Kevin Diks, Thom Haye, dan Ragnar Oratmangoen menjadi harapan baru. Mereka membawa pengalaman dari kompetisi top Eropa yang bisa menular ke pemain lokal dan mempercepat transformasi gaya bermain tim nasional.
Meski demikian, banyak pengamat menilai bahwa naturalisasi bukan solusi utama. Pembinaan pemain muda dan perbaikan kompetisi domestik tetap menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas sepakbola nasional secara berkelanjutan.
Optimisme di Tengah Kritik
Kritikan seperti yang dilontarkan Anco Jansen memang menyakitkan bagi sebagian penggemar. Namun, jika dilihat dari sisi positif, hal itu bisa menjadi pemicu semangat untuk berbenah. Banyak tokoh sepakbola nasional menilai, komentar tajam dari mantan pemain asing seharusnya menjadi bahan evaluasi, bukan bahan amarah.