FIFA Hukum Thom Haye dan Shayne Pattynama, Dua Bintang Timnas Indonesia Terancam Absen Panjang

Thom Haye dan Shayne Pattynama
Sumber :
  • Istimewa

GadgetTimnas Indonesia kembali mendapat kabar tidak menyenangkan setelah FIFA menjatuhkan sanksi berat kepada dua pemain andalannya, Thom Haye dan Shayne Pattynama. Keduanya dilarang tampil dalam empat pertandingan resmi yang masuk kalender FIFA. Hukuman ini dijatuhkan akibat perilaku tidak pantas terhadap wasit saat laga melawan Irak pada Oktober lalu.

Brasil Kokoh di Puncak, Timnas U17 Indonesia Terpuruk di Klasemen Grup H Piala Dunia 2025

Dalam pernyataan resmi yang dirilis FIFA pada Jumat (7/11), kedua pemain Timnas Indonesia juga dikenai denda sebesar 5.000 Swiss Franc atau setara Rp103 juta. Badan sepak bola dunia itu menyebut keduanya terbukti melakukan protes keras terhadap keputusan wasit asal China, Ma Ning, yang memimpin pertandingan di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Sanksi tersebut berarti Thom Haye dan Shayne Pattynama tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia dalam empat laga internasional mendatang. Absensi ini mencakup agenda FIFA Matchday pada November 2025 dan Maret 2026, dua periode penting bagi skuad Garuda yang sedang berjuang memperbaiki peringkat dunia.

Garuda Muda Dibungkam Brasil 0-4: Timnas U17 Indonesia Masih Tanpa Poin di Piala Dunia

Kehilangan dua pemain naturalisasi berdarah Belanda itu jelas menjadi pukulan besar bagi pelatih dan tim. Thom Haye dikenal sebagai pengatur ritme permainan di lini tengah, sementara Shayne Pattynama menjadi pilihan utama di posisi bek kiri dengan kemampuan menyerang yang baik.


Pelatih Dunia Enggan Latih Timnas Indonesia, Media Vietnam Ungkap Alasan Mengejutkan

Dampak Serius Bagi Timnas Indonesia

Ketidakhadiran dua pemain tersebut akan memengaruhi strategi permainan Garuda yang selama ini mengandalkan kreativitas Haye dan kecepatan Shayne. Dalam beberapa laga terakhir, keduanya berperan penting dalam menjaga keseimbangan tim, baik dalam fase bertahan maupun menyerang.

Situasi ini juga menjadi ujian bagi pelatih Timnas Indonesia dalam mencari alternatif komposisi skuad. Beberapa nama seperti Marselino Ferdinan, Ivar Jenner, hingga Pratama Arhan mungkin akan mendapatkan tanggung jawab lebih besar untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan dua pilar utama tersebut.

Meski demikian, peluang banding masih terbuka bagi PSSI. Federasi sepak bola Indonesia itu kini sedang menyiapkan langkah hukum dan berkoordinasi dengan tim pelatih untuk menentukan strategi menghadapi hukuman ini.


PSSI dan Suporter Juga Dikenai Denda FIFA

Tidak hanya Thom Haye dan Shayne Pattynama, FIFA juga menjatuhkan sanksi kepada PSSI akibat ulah sebagian suporter Indonesia dalam pertandingan yang sama. Dalam laporan resminya, FIFA menyebut ada insiden pelemparan benda ke lapangan sebagai bentuk protes terhadap keputusan wasit.

Sebagai konsekuensinya, PSSI diwajibkan membayar denda sebesar 50.000 Swiss Franc atau sekitar Rp1 miliar. FIFA menilai tindakan tersebut melanggar prinsip keamanan dan sportivitas dalam pertandingan internasional.

Sanksi ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pihak, baik federasi maupun pendukung timnas, untuk menjaga ketertiban dan sikap sportif selama pertandingan. FIFA menegaskan bahwa insiden serupa dapat berakibat lebih berat jika kembali terjadi di masa depan.


Evaluasi dan Langkah Lanjutan PSSI

PSSI kini tengah mengevaluasi seluruh aspek yang menyebabkan terjadinya pelanggaran, termasuk komunikasi di lapangan antara pemain dan ofisial pertandingan. Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI menegaskan komitmen federasi untuk memperkuat disiplin serta menanamkan nilai fair play kepada seluruh pemain dan suporter.

Langkah banding atas sanksi FIFA juga sedang dipertimbangkan, terutama jika terdapat bukti atau alasan kuat untuk meringankan hukuman terhadap Thom Haye dan Shayne Pattynama. Namun, keputusan banding ini akan diambil dengan pertimbangan matang agar tidak memperburuk posisi Indonesia di mata FIFA.

Meski berat, situasi ini diharapkan menjadi pelajaran penting bagi Timnas Indonesia untuk lebih dewasa dalam menghadapi tekanan di pertandingan internasional. Disiplin dan pengendalian emosi menjadi kunci utama agar Garuda dapat terus bersaing di level global tanpa harus berhadapan dengan hukuman serupa di masa mendatang.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget