Motor Brebet Setelah Isi Pertalite? Pertamina Buka Suara & Ungkap BBM Beretanol Aslinya

Motor Brebet Setelah Isi Pertalite? Pertamina Buka Suara & Ungkap BBM Beretanol Aslinya
Sumber :
  • pertamina

1. Kompatibilitas dengan Mesin Lama
Sebagian besar kendaraan bermotor di Indonesia terutama sepeda motor masih menggunakan mesin karburator atau injeksi generasi awal yang tidak kompatibel dengan etanol. Etanol bersifat higroskopis (menyerap air) dan korosif, sehingga berisiko merusak seal, selang bahan bakar, dan komponen logam.

Gampang Banget! Begini Cara Membuat Barcode MyPertamina untuk Beli BBM Subsidi

2. Infrastruktur Distribusi Belum Siap
Campuran etanol membutuhkan penyimpanan dan transportasi khusus untuk mencegah kontaminasi air. Jika sistem distribusi tidak kedap udara, air bisa masuk dan menyebabkan fase separation pemisahan antara bensin dan etanol yang berbahaya bagi mesin.

3. Pertalite adalah BBM Subsidi
Sebagai bahan bakar bersubsidi dengan harga terjangkau (Rp10.000/liter), Pertalite ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah yang mayoritas menggunakan kendaraan lama. Menambahkan etanol berisiko meningkatkan biaya perawatan mesin, yang justru memberatkan konsumen.

Praktis dan Mudah! Begini Cara Buat Barcode MyPertamina untuk Beli BBM Subsidi

Klarifikasi Isu “Pertalite Brebet”: Air atau Etanol?

Kasus motor brebet di Jawa Timur memang nyata, tetapi Pertamina menegaskan itu bukan akibat etanol atau air dalam produk resmi mereka.

Perbandingan Harga BBM di Pertamina, Shell, BP dan Vivo, 27 November 2024

Kemungkinan besar, masalah berasal dari:

  • SPBU non-resmi yang mencampur BBM dengan pelarut atau bahan murah
  • Tangki penyimpanan yang bocor atau tidak terawat, menyebabkan kontaminasi air
  • Penipuan oknum yang menjual BBM oplosan

Pertamina mengimbau masyarakat untuk selalu mengisi BBM di SPBU resmi dan memastikan meteran menunjukkan angka nol sebelum pengisian. Jika menemukan kejanggalan, laporkan segera melalui call center 1500555.

Apa Kata Ahli Soal Etanol dalam BBM?

Studi dari Toyota Motor Corporation (dilaporkan dari Jepang) menyebut bahwa meski etanol dapat mengurangi emisi, sifat kimianya yang korosif dan higroskopis memerlukan modifikasi mesin. Pada kendaraan lama, penggunaan etanol >3% berisiko menyebabkan:

  • Kerusakan pada fuel pump
  • Penyumbatan injektor
  • Vapor lock akibat tekanan uap tinggi

Oleh karena itu, transisi ke BBM beretanol harus bertahap dan terukur seperti yang dilakukan Pertamina dengan hanya menerapkannya pada Pertamax Green, bukan Pertalite.

Kesimpulan: Jangan Salah Pilih, Kenali BBM Anda!

Pertamina jelas: Pertalite tidak mengandung etanol. Isu motor brebet kemungkinan besar berasal dari praktik curang di luar sistem distribusi resmi, bukan produk Pertamina sendiri.

Halaman Selanjutnya
img_title