Respons Kiper Langsung Usai Timnas U22 Dibantai Mali 0 3, Cahya Supriadi Pilih Tetap Optimis

Cahya Supriadi
Sumber :
  • tvonenews.com

Ringkasan Berita

Media Vietnam Sudah Cemas Hadapi Marselino dan Ivar Jenner Jelang SEA Games 2025
  • Cahya Supriadi menilai kekalahan 0 3 dari Mali adalah pelajaran penting bagi Timnas U22 agar lebih siap tampil di SEA Games.

  • Sang kiper menyebut masih ada waktu untuk memperbaiki kelemahan dan berharap proses persaingan di internal tim berjalan sehat.

  • Timnas U22 berstatus juara bertahan SEA Games dan kekalahan ini disebut Cahya sebagai pengingat agar fokus menghadapi tantangan besar di depan.

Gadget –  Timnas Indonesia U22 menutup laga uji coba di Stadion Pakansari dengan catatan yang berat. Bertanding di depan pendukung sendiri, skuat asuhan Indra Sjafri justru mengalami kekalahan telak 0 3 dari Mali. Hasil tersebut muncul di saat Garuda Muda sedang berada dalam periode persiapan intens menuju SEA Games yang akan digelar bulan depan. Kekalahan ini otomatis memunculkan tekanan tersendiri bagi para pemain, termasuk bagi Cahya Supriadi yang menjadi penjaga terakhir gawang Timnas.

Mali Akui Kesulitan Hadapi Kebangkitan Timnas U22, Pelatih: Kami Berusaha Bangkit tapi Terlambat

Sejak awal pertandingan, situasi memang tidak berjalan seperti harapan. Mali yang datang dengan postur fisik kuat dan tempo permainan cepat langsung memaksa lini pertahanan Timnas bekerja keras. Baru memasuki menit ketiga, gawang Indonesia sudah bergetar melalui sundulan Sekou Doucoure. Gol cepat ini membuat permainan Garuda Muda goyah sehingga beberapa menit pertama terasa sangat krusial bagi mental tim.

Memasuki pertengahan babak pertama, Indonesia mencoba keluar dari tekanan. Beberapa serangan balik sempat dibangun melalui kombinasi sayap, namun kurangnya ketenangan di area akhir membuat peluang tidak berkembang. Situasi semakin berat ketika Wilson Samake menggandakan keunggulan Mali pada menit ke 33. Gol ini membuat alur permainan Timnas U22 semakin sulit karena Mali kembali menguasai ritme dan mampu mengendalikan keseimbangan di lini tengah.

Pemain Abroad Masih Tanda Tanya, Indra Sjafri Bongkar Situasi Rumit Jelang SEA Games 2025

Saat memasuki paruh kedua, pelatih Indra Sjafri berupaya mengubah pendekatan permainan dengan melakukan beberapa rotasi. Langkah ini dimaksudkan agar Garuda Muda mampu keluar dari tekanan dan mendapat variasi serangan baru. Pergantian itu memberi sedikit tenaga baru di lini tengah, tetapi Mali tetap tampil solid sehingga Indonesia kesulitan memecah pertahanan mereka. Upaya memperkecil ketertinggalan tidak membuahkan hasil, bahkan gawang Timnas kembali kebobolan melalui tendangan jarak jauh Moulaye Haidara.

Gol ketiga membuat pertandingan semakin jauh dari jangkauan Garuda Muda. Di sisi lain, Cahya Supriadi menjadi pemain yang paling sibuk sepanjang laga. Tekanan yang datang bertubi-tubi dari serangan Mali membuat Cahya harus bekerja keras menjaga ketenangan. Meski hasil akhirnya tidak ideal, ia tetap menerima kenyataan pertandingan ini sebagai bagian dari proses pembentukan tim.

Usai pertandingan, Cahya tidak menutup mata terhadap apa yang terjadi di lapangan. Ia mengakui bahwa ada banyak hal yang perlu diperbaiki oleh Timnas Indonesia U22, terutama dalam hal antisipasi dan organisasi permainan. Menurutnya, uji coba ini memberikan gambaran jelas mengenai level permainan yang harus dikejar Garuda Muda menjelang turnamen besar seperti SEA Games.

Dalam keterangannya kepada media, Cahya menyebut bahwa masih ada waktu untuk memperbaiki kekurangan yang muncul. Ia menegaskan bahwa seluruh pemain harus melihat kekalahan ini sebagai pelajaran dan bukan sebagai beban. Walaupun hasil pertandingan kurang memuaskan, ia tetap menekankan perlunya optimisme yang seimbang antara evaluasi dan kerja keras.

Cahya juga menyinggung soal persaingan posisi di dalam tim. Dengan persiapan yang semakin ketat dan skema permainan yang sedang dibangun oleh Indra Sjafri, kompetisi internal dipastikan berjalan ketat. Ia menyadari bahwa posisinya sebagai kiper utama tidak sepenuhnya aman dan bisa saja berubah jika ada pemain lain yang menunjukkan performa lebih stabil. Menurutnya, persaingan yang sehat justru penting agar tim semakin matang.

Kiper milik Persija Jakarta itu menyebut bahwa pelatih selalu mencari pemain terbaik untuk kebutuhan tim nasional. Ia memahami bahwa setiap keputusan yang diambil pelatih selalu berorientasi pada performa dan konsistensi. Karena itu, ia memilih untuk tetap bekerja keras agar mampu mempertahankan tempatnya di bawah mistar gawang. Sikap realistis yang ditunjukkan Cahya memperlihatkan bagaimana atmosfer profesional di dalam skuat Garuda Muda mulai terbentuk.

Di sisi lain, Timnas Indonesia U22 membawa tanggung jawab besar karena berstatus sebagai juara bertahan SEA Games. Pada edisi 2023, skuat Indra Sjafri meraih medali emas setelah melalui perjalanan yang dramatis. Label juara bertahan otomatis membuat ekspektasi publik meningkat sehingga kekalahan dari Mali menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Namun, Cahya meminta agar hasil ini tidak dibaca secara berlebihan. Ia menilai uji coba memang dirancang untuk melihat kelemahan tim secara terang. Baginya, lebih baik menemukan kekurangan sekarang daripada mengalaminya pada laga resmi. Hal ini juga menjadi indikator bahwa Timnas U22 masih membutuhkan penyesuaian dalam transisi, kecepatan, dan ketenangan di area pertahanan.

Selain itu, pertandingan melawan Mali memperlihatkan bahwa Garuda Muda harus lebih disiplin dalam menjaga zonasi. Beberapa momen yang berujung peluang lawan terjadi karena keterlambatan antisipasi. Kelemahan seperti ini penting untuk segera diperbaiki terutama karena mayoritas lawan di SEA Games memiliki kecepatan berbeda. Cahya sebagai penjaga gawang tentu mendapatkan sudut pandang paling jelas terkait hal tersebut.

Cahya juga menuturkan bahwa dukungan suporter menjadi poin penting yang tidak bisa diabaikan. Bermain di Pakansari seharusnya memberi energi tambahan bagi pemain, namun pada laga kali ini situasi tidak berkembang sesuai harapan. Ia berharap ke depannya dukungan tribun tetap hadir dan menjadi motivasi agar performa Timnas semakin membaik.

Dengan waktu persiapan tersisa beberapa pekan, Cahya menyatakan ia dan rekan setim akan fokus memperbaiki detail yang masih kurang. Ia percaya bahwa Indra Sjafri memiliki rencana matang untuk memaksimalkan potensi para pemain. Menurutnya, proses adaptasi menjadi aspek utama yang harus diprioritaskan agar menghadapi tekanan turnamen besar tidak terasa terlalu berat.

Mengakhiri keterangannya, Cahya kembali menegaskan pentingnya optimisme. Menurutnya, sebuah tim bisa berkembang jika para pemain tidak hanyut dalam kritik berlebihan dan tetap bekerja dalam suasana positif. Ia memastikan Timnas U22 akan berjuang dan mencoba tampil maksimal demi mempertahankan tradisi emas di SEA Games.

Dengan nada realistis, Cahya percaya bahwa perjalanan menuju SEA Games masih panjang. Kekalahan dari Mali menjadi kaca pembesar yang menunjukkan titik lemah yang harus dipoles. Justru dari situ ia melihat kesempatan untuk tumbuh. Garuda Muda harus memanfaatkannya agar siap menghadapi tantangan di pentas regional.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget