Trump Ancam Tutup Total Ruang Udara Venezuela, Caracas: Ini Kolonialisme!

Trump Ancam Tutup Total Ruang Udara Venezuela, Caracas: Ini Kolonialisme!
Sumber :
  • BBC

Gadget – Dalam langkah yang memicu ketegangan diplomatik paling tajam dalam beberapa tahun terakhir, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan ancaman eksplisit untuk menutup sepenuhnya ruang udara Venezuela. Melalui unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social, pada Minggu, 30 November 2025, Trump menuliskan peringatan keras yang ditujukan kepada maskapai penerbangan, pilot, hingga yang ia sebut sebagai "pengedar narkoba dan pelaku perdagangan manusia".

Perang Dingin Baru? Rusia Gelar Rudal ke Venezuela Lawan Kapal Induk AS

"Harap anggap RUANG UDARA DI ATAS DAN SEKITAR VENEZUELA SEPENUHNYA DITUTUP," tulis Trump tanpa penjelasan lebih lanjut.

Pernyataan ini bukan sekadar retorika politik ia muncul di tengah peningkatan kehadiran militer AS di Karibia dan dorongan regulator penerbangan AS (FAA) kepada maskapai untuk menangguhkan penerbangan ke Venezuela. Namun, ancaman Trump jauh melampaui imbauan teknis: ia menyiratkan kontrol unilateral atas wilayah udara negara berdaulat, sebuah langkah yang langsung ditolak keras oleh pemerintah Caracas sebagai "ancaman kolonialis".

Waspada! Redenominasi Bisa Bikin Ekonomi Kolaps, Lihat Nasib Zimbabwe & Argentina

Artikel ini mengupas latar belakang ancaman, respons Venezuela, implikasi hukum internasional, serta potensi dampak terhadap penerbangan global, migran, dan stabilitas regional.

Latar Belakang: Mengapa Trump Fokus pada Venezuela Sekarang?

Trump Tegaskan Kekuatan Nuklir AS, Bisa Meledakkan Dunia 150 Kali

Meski Trump bukan lagi menjabat sebagai presiden dan pemilu AS baru akan digelar pada November 2026 ia tetap menggunakan pengaruh politiknya untuk membentuk narasi kebijakan luar negeri. Venezuela, yang telah lama menjadi sasaran kebijakan AS sejak masa pemerintahan George W. Bush hingga Joe Biden, kembali menjadi sorotan karena:

  • Krisis migrasi: Lebih dari 7 juta warga Venezuela telah meninggalkan negara itu sejak 2015. Ribuan di antaranya dideportasi dari AS, dan penerbangan repatriasi menjadi bagian penting dari kesepakatan migrasi bilateral.
  • Dugaan perdagangan narkoba: AS menuduh rezim Maduro terlibat dalam perdagangan kokain, meski bukti langsung tetap kontroversial.
  • Persaingan geopolitik: Venezuela menjalin hubungan erat dengan Rusia, Iran, dan Tiongkok tiga negara yang menjadi saingan strategis AS.

Dengan menyasar ruang udara, Trump berusaha memperluas tekanan ekonomi dan politik ke ranah kedaulatan teritorial, sebuah langkah yang jarang ditempuh bahkan dalam konflik internasional paling sengit.

Respons Venezuela: "Ini Agresi Kolonial yang Ilegal"

Pemerintah Venezuela, melalui Kementerian Luar Negeri, langsung merespons ancaman Trump dengan pernyataan tegas:

“Ini adalah agresi baru yang berlebihan, ilegal, dan tidak beralasan terhadap rakyat Venezuela.”

Caracas menilai ancaman tersebut sebagai pelanggaran terhadap Konvensi Chicago 1944, yang mengatur hukum penerbangan sipil internasional. Konvensi ini menegaskan bahwa setiap negara berdaulat memiliki kendali penuh atas ruang udara di atas wilayahnya dan hanya negara tersebut yang berhak menutup atau membuka akses.

Lebih jauh, Venezuela memperingatkan bahwa penutupan ruang udara oleh pihak asing dapat menghentikan penerbangan repatriasi warga Venezuela dari Amerika Serikat sebuah program yang sebenarnya didukung oleh pemerintah AS sendiri untuk mengurangi arus migran di perbatasan selatan.

Dampak Nyata: Maskapai, Migran, dan Rantai Pasok Udara

Menjelang sore hari pada 30 November 2025, data dari FlightRadar24 menunjukkan hanya sedikit pesawat yang beroperasi di atas wilayah Venezuela sebagian besar adalah penerbangan domestik atau militer. Maskapai internasional seperti American Airlines, Avianca, dan Air Europa telah menghindari wilayah udara Venezuela sejak 2019 karena risiko keamanan dan sanksi ekonomi.

Namun, ancaman Trump berpotensi memperluas dampaknya:

1. Gangguan Rute Penerbangan Global
Venezuela terletak di jalur udara penting antara Amerika Utara dan Selatan. Penutupan ruang udara bahkan secara de facto dapat memaksa maskapai mengambil rute memutar, menambah biaya bahan bakar dan waktu tempuh.

2. Krisis Kemanusiaan bagi Migran
Penerbangan repatriasi sukarela dari AS ke Venezuela bisa terhenti, membuat ribuan migran terjebak dalam status hukum tidak jelas di perbatasan atau pusat penahanan.

3. Eskalasi Militer
Venezuela kemungkinan akan memperkuat sistem pertahanan udara dan koordinasi dengan sekutu seperti Rusia. Langkah ini berpotensi memicu ketegangan militer di Karibia, wilayah yang selama ini relatif stabil.

Konteks Hukum: Bolehkah AS Menutup Ruang Udara Negara Lain?

Secara hukum internasional, tidak. Berdasarkan Pasal 1 Konvensi Chicago, setiap negara memiliki "kedaulatan penuh dan eksklusif" atas ruang udaranya. AS tidak memiliki wewenang untuk secara sepihak menyatakan wilayah udara Venezuela "ditutup", kecuali:

Melalui resolusi Dewan Keamanan PBB (yang tidak mungkin karena veto Rusia/Tiongkok), atau
Dalam konteks konflik bersenjata resmi (yang tidak berlaku saat ini).
Yang bisa dilakukan AS hanyalah:

  • Melarang maskapai AS terbang ke/melintasi Venezuela (sudah dilakukan sejak 2019)
  • Mendorong sekutu untuk menghindari wilayah tersebut
  • Menerbitkan NOTAM (Notice to Airmen) berisi peringatan risiko

Namun, Trump tidak hanya mengimbau ia menyatakan penutupan sebagai fakta, seolah-olah AS memiliki otoritas atas langit Venezuela. Ini adalah pelanggaran norma diplomatik yang bisa dianggap sebagai bentuk intimidasi ekstrateritorial.

Mengapa Trump Gunakan Bahasa yang Provokatif?

Trump dikenal menggunakan retorika tajam untuk:

  • Menguatkan basis pemilih konservatif yang mendukung kebijakan “America First”
  • Menekan lawan politik dengan menampilkan diri sebagai pemimpin tegas
  • Membentuk narasi kebijakan luar negeri menjelang pemilu 2026

Namun, kali ini, pernyataannya berisiko mengikis kredibilitas AS di forum internasional. Bahkan sekutu tradisional mungkin enggan mendukung langkah yang terlihat seperti neo-imperialisme.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Meski Trump tidak lagi berkuasa, pernyataannya tetap berdampak:

  • Maskapai non-AS mungkin tetap menghindari Venezuela karena takut sanksi sekunder
  • Pemerintahan Biden kemungkinan akan menjaga jarak dari pernyataan Trump, tetapi tetap mempertahankan sanksi ekonomi
  • Venezuela akan menggunakan momen ini untuk menggalang dukungan dari Rusia, Tiongkok, dan negara-negara Global Selatan

Yang pasti, langit Venezuela kini bukan hanya medan penerbangan tapi arena pertarungan ideologis dan geopolitik abad ke-21.

Kesimpulan: Ancaman yang Mengguncang Norma Internasional

Ancaman Trump untuk menutup ruang udara Venezuela bukan sekadar pernyataan kampanye. Ia menyentuh inti kedaulatan negara, menantang prinsip dasar tatanan internasional pasca-Perang Dunia II. Meski secara teknis tidak dapat diberlakukan, retorikanya berpotensi memperdalam krisis, memperparah penderitaan migran, dan memicu balas dendam diplomatik.

Dalam dunia yang sudah rentan oleh perang, sanksi, dan fragmentasi geopolitik, langkah seperti ini justru mengikis fondasi kerja sama global dan menempatkan kepentingan politik domestik di atas stabilitas internasional.

Bagi Venezuela, ini adalah ujian kedaulatan.
Bagi dunia, ini adalah peringatan: ketika kekuatan besar mulai mengabaikan aturan, semua negara besar maupun kecil berada dalam bahaya.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget