Saat Gunung Meletus dan Mereka Sedang di Ranu Kumbolo: Kisah Nyata 187 Pendaki Semeru

Saat Gunung Meletus dan Mereka Sedang di Ranu Kumbolo: Kisah Nyata 187 Pendaki Semeru
Sumber :
  • travelspromo

Rudijanta Tjahja Nugraha, Kepala Balai Besar TNBTS, menjelaskan bahwa pada sore itu:

  • Cuaca hujan deras
  • Jalur pendakian licin dan minim penerangan
  • Waktu sudah menjelang malam

“Kami memutuskan mereka tetap bermalam di Ranu Kumbolo karena risiko turun dalam gelap dan hujan jauh lebih besar daripada risiko tinggal di sana,” ujarnya.

Keputusan ini didasarkan pada fakta geografis: Ranu Kumbolo berada di sebelah utara Semeru, sementara erupsi mengarah ke selatan-tenggara tepat ke arah Besuk Kobokan, jalur yang kerap dilanda lahar dingin. Dalam sejarah erupsi Semeru, dampak letusan belum pernah mencapai Ranu Kumbolo.

“Ranu Kumbolo masih aman,” tegas Rudijanta.

Evakuasi Massal: 187 Orang Turun dalam 5 Kloter

Evakuasi dimulai keesokan harinya, Kamis, 20 November 2025, sejak pukul 07.00 WIB. Pendaki diberangkatkan dalam beberapa kloter, dengan kloter terakhir berangkat pukul 09.30 WIB.

Perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Ranupani jarak sekitar 6,5 kilometer memakan waktu hingga 5 jam karena medan menurun yang curam dan sisa hujan malam sebelumnya. Namun, semua berjalan lancar berkat koordinasi ketat antara petugas TNBTS, relawan, dan tim medis.

“Semua 187 orang tiba dengan selamat di Ranupani. Kloter terakhir tiba pukul 14.30 WIB. Tidak ada yang tertinggal,” kata Rudijanta dengan lega.

Mengapa Pendakian Semeru Baru Dibuka Akhir 2024?

Fakta penting yang sering terlewat: pendakian Gunung Semeru sempat ditutup selama hampir tiga tahun. Setelah erupsi besar pada Desember 2021, status Semeru dinaikkan ke Siaga dan bertahan hingga pertengahan 2024.

Baru pada Juli 2024, status diturunkan ke Waspada tapi pendakian belum dibuka. Baru pada Desember 2024, TNBTS secara resmi membuka kembali rute pendakian, dengan protokol ketat dan kapasitas terbatas.

Karena itu, 187 pendaki pada 19 November 2025 adalah salah satu rombongan pertama pasca-pembukaan, membuat insiden ini menjadi ujian nyata bagi sistem mitigasi bencana TNBTS.

Zona Bahaya Level IV: Di Mana Pendaki Tidak Boleh Masuk

Saat status naik ke Level IV, PVMBG menetapkan tiga zona larangan:

  • Radius 8 km dari kawah/puncak: larangan total karena risiko lontaran batu pijar.
  • Sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 20 km dari puncak: zona rawan awan panas dan lahar.
    500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan: rawan banjir lahar dingin, terutama saat hujan.
    Ranu Kumbolo berada di luar semua zona larangan ini, tepatnya di sektor utara, yang secara historis tidak pernah terdampak langsung erupsi Semeru.